"Gadis kecil, kamu kejam juga." Pria itu terkekeh.
Yun Hua tidak berani tinggal lebih lama lagi, ia pun berlari dengan cepat ke luar dari Taolin. Saat Yun Hua berlari keluar dari Taolin, tidak ada orang yang menyusulnya. Ia pun menghela napas dengan lega. Kemudian dengan napas yang masih terengah-engah ia bersandar di batang pohon maple yang ada di pinggir jalan.
Ketika duduk sambil bersandar di batang pohon maple, tiba-tiba Yun Hua menoleh ke belakang dan menatap Taolin yang gelap. Saat itu ia hanya merasakan angin dingin yang berhembus, dan seperti tidak ada yang lain di sana.
Tapi bagi Yunhua, ia baru saja lolos dari kematian. Tidak peduli siapa pria itu, ia tetap tidak boleh memprovokasinya.
Tapi setelah beberapa saat kemudian, Yun Hua merasa kesal. Ia kehilangan ponselnya, dan kemungkinan besar ponselnya itu masih berada di tempat persembunyian tadi.
Bagaimana ini? Aku tidak mau jika harus kembali sekarang! Seandainya pria itu belum pergi… Atau bisa jadi, ada kemungkinan lain bahwa pria itu juga mengambil ponselku!
Setelah memikirkan hal itu, akhirnya Yun Hua memutuskan untuk pergi. Ia tidak ingin mengambil risiko yang lebih besar lagi.
Bagaimanapun juga, saat ini tujuannya telah tercapai. Kencan Han Lulu dan he Yuxiang di Taolin di tengah malam telah ditangkap basah oleh begitu banyak orang. Bahkan meskipun Han Jundong bisa menutup mulut satu siswa, namun ia tetap saja tidak bisa menutup mulut semua orang. Tidak ada tembok yang kedap udara di dunia ini.
Kemudian Yun Hua pun berlari kencang sepanjang jalan. Dengan tergesa-gesa, akhirnya Yun Hua pun sampai di rumah pada waktu yang sama seperti biasanya.
"Hua Hua, ada sup tremella di dapur, ambil sendiri di sana." Ibu Jiang Huanqing keluar dari kamar tidur. Saat itu ia baru saja selesai mandi dan sedang membersihkan kamarnya.
Yun Hua menatap Jiang Huanqing sejenak, kemudian tiba-tiba ia pun tersenyum dan sedikit berlari untuk meraih lengan Jiang Huanqing, "Ibu temani aku makan. Ibu juga harus makan lebih banyak."
"Ibu sudah tua. Buat apa merawat diri?" Jiang Huanqing tidak bisa menahan tawa, "Makanlah lebih banyak, itu baik untuk kesehatanmu."
"Siapa bilang Ibuku sudah tua? Ibu masih muda dan cantik. Ibu hanya tidak suka berdandan." Ucap Yun Hua sambil mengedipkan matanya.
Kemudian Jiang Huanqing mengulurkan tangannya dan mengetuk dahi Yun Hua sembari berkata, "Ada apa denganmu, Nak? Berapa umur Ibu sekarang? Buat apa juga Ibu harus berdandan?"
"Tapi lihatlah Xiao... Bibi Xiao. Berapa banyak produk perawatan kulit yang dia gunakan dan berapa banyak tonik kecantikan yang dia minum setiap hari? Orang yang berusia lebih dari 30 tahun, jika berdandan bisa seperti gadis berusia 20 tahun!"
"Ketika mereka pergi keluar, mereka mengatakan bahwa Bibi Xiao dan Xiao Ruyue seperti kakak adik. Tidak ada yang tahu bahwa mereka adalah Ibu dan anak!" Ucap Yun Hua sambil memegangi bahu Ibunya.
Bibi Xiao itu nama aslinya adalah Xiao Qiuci. Ia adalah ibunya Xiao Ruyue. Dan Xiao Qiuci merupakan teman dekat Ibu Yun Hua yang bernama Jiang Huanqing. Tidak hanya itu, Xiao Qiuci juga yang menjadi penyebab utama kehancuran keluarga Yun Hua.
"Sudah, sudah. Bibi Xiao itu seorang guru di sekolah kalian. Bagaimana bisa dia tidak berdandan saat bertemu dengan banyak orang? Ibu tidak bekerja hanya menjagamu dan Ayahmu di rumah. Buat apa Ibu berdandan? Sudah, tidak perlu membicarakannya lagi. Ayo cepat makan. Sebentar lagi makanannya keburu dingin." Kata Jiang Huanqing sambil tersenyum, "Oh iya, sup ayam yang dibuat untuk Ayahmu panaskan lagi. Ayahmu sebentar lagi pulang."
Setelah itu Yun Hua menggigit bibirnya dan ia pun pergi makan sup tremella. Seorang ibu seperti ini sepanjang hari, ia menyayangi Yun Hua dan Ayahnya. Ibu Yun Hua seperti layaknya ibu-ibu yang tinggal di desa pada umumnya. Dulu kehidupannya sangat miskin. Meski sekarang bisa dibilang sudah punya uang, tapi ia tidak pernah menghamburkan uang demi dirinya sendiri. Ia selalu mengutamakan Yun Hua dan suaminya. Dan ia juga selalu menabung demi Ayah dan anak perempuannya.
Jiang Huanqing merupakan seorang ibu yang baik hati, namun pada akhirnya entah ia mendapatkan balasan seperti apa. Sebagai seorang ibu, mungkin ia tidak pernah menyangka bahwa suami dan sahabatnya akan mengkhianatinya…