[Chai: Oh, tidak ap-apa. It's okay]
[Chai: Tunggu, kok mood-swing?]
[Chai: Ace, kau hamil?]
[Chai: Ace, jangan bilang aku hampir punya keponakan?!]
Chai ketar-ketir di seberang sana.
[Ace: Hu-um, hamil jalan 3 minggu]
[Ace: Eh, belum, sih. Lusa baru 3 minggu betulan. Masih rata kok perutku. Mau lihat?]
Ekspresi Chai pun langsung terheran-heran.
[Chai: Oh my gosh. Om Masuuuuuuu. Ih, kebayang aku dipanggil begituuuuuuuuuuu]
[Ace: --sending a picture--]
[Ace: Cuma begini sih perutku. Kayak tidak hamil ya, tapi hasilnya positif kok pas di tes. Tidak tahulah. Semoga mini Kitty-nya betulan ada. Aku takut mengecewakan Pappy dan Mommy. Soalnya meraka sudah berharap cucu segala]
Chai pun terkejut melihat foto tersebut. Perut sabahatnya tampak masih belum berubah, bahkan terkesan kurang makan daripada buncit.
[Chai: Daripada itu aku gagal fokus ke tindiknyaaaaa. Ya ampun Ace kau sekarang bertindik! Attanawat si anak baik sekarang punya hal aneh! Luarrrr biasaaaaaaaaa!!]
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com