Aku meremas bisepnya jengkel. "Saya takut ada orang lain lihat fotonya nanti."
"No, sweetheart," kata Mike, mengecup bibirku mesra. "Percayalah suamimu hanya menjadikannya koleksi pribadi, hhh ... hh ...." kekehnya.
Aku pun mengalah, bukan karena betulan percaya. Tapi berjanji dalam hati akan memukulnya jika suatu hari ada kejadian yang seperti itu. (Ngomong-ngomong, ini nikmat, Tuhan. Rasanya aku hampir gila!). Mungkin harus sabar karena bulan madu kami masih 6 hari lagi, Mike pasti akan menuntutku melakukannya hingga kami pulang. Membayangkannya saja sudah pusing, apalagi menjalani? Meskipun begitu aku bersyukur bisa menjalankan tugas sebagai pasangan Mike. Bahkan kini kuterima keberadaannya jika ingin memeluk ketika tidur. Aku tak lagi insomnia seperti malam pertama, malahan mudah lelap. Tapi kadang penasaran bagaimana isi hati Mike yang sebenarnya.
"Phi Mike belum suka saya, kan?"
".... belum."
Aku ingat obrolan kami waktu itu.
"Saya juga."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com