Makian mereka disertai gumaman kagum. Para wanita sontak jatuh cinta kepadaku, yang tengah menari. Di tengah-tengah para rekan aku pun beraksi dengan mengombakkan bulu merak sebagaimana filosofi keindahan Reog sendiri.
"Hokya! Hokya! Hokya! Hokya! Hokya!"
Teriakan rekan-rekanku semakin kencang.
Aku berputar-putar seperti penari sufi. Di dadaku hanyalah berisi bara cinta kepada Indonesia dan keluargaku. Senyum mereka selalu menghantuiku. Adik-adik, tolong pintar belajarnya agar lebih sukses daripada kedua kakak kalian di sini.
"KRAAAAAAA!! RRRRAKKK!! HARRGHHHH!" Teriak para rekanku bersama-sama. Para penonton ikutan menjerit heboh. Dari lubang mata mungil bisa kulihat saweran mereka semakin banjir sejak diriku memperlihatkan diri. Seorang gadis yang melemparkan banyak Euro di sebelahku pun kutarik ke tengah. Dia sempat menjerit panik, tapi dua rekanku sudah mengangkatnya agar naik ke atas kening topengku.
"OHHHHH MYYY GOOOOOD!!"
"HE'S GONNA BE CRAZYYY!!"
"DIA GILAAAAA!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com