―Hahahaha ... ini sungguh-sungguh melegakan,‖ desah Max sambil melepaskan leher Ace. Diempasnya tubuh itu hingga terengah nyaris pingsan. Meskipun begitu, Ace masih sanggup menatapnya penuh kebencian.
Pipinya merah, wajahnya merah. Namun, hasrat ingin menghancurkan tak sebanding dengan tenaga yang dimiliki.
"Mike ... Mike ... Mike ...." pikir Ace. Tapi batinnya terlalu lelah setelah terlepas dari itu semua. ―Hhh ... hhh ....‖ Lalu berusaha mengatur napas.
―Oh, kau semakin menggemaskan jika berusaha tapi siasia.‖ Setelah bercelana, Max duduk di sebelah Ace dan kembali ke wujud Asia-nya sendiri. ―Bukankah harusnya tidak masalah? Yang menidurimu tadi wajah suamimu sendiri. Yahhhh ... walau di akhir aku baru berubah. Lalu kenapa sekarang ingin membunuhku?‖
Dengan borgol dan rantai-rantai, Ace hanya mampu meremas celana Max.
―Kau-uphhhhh ....‖
Iblis itu melumat bibir Ace sekali lagi. ―Tahu tidak? Aku suka bibirmu ini, Ace.‖
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com