webnovel

Alam Kegelapan

"Ghh, Sakit sekali.." Shiro terbangun, Ia berdiri dengan pelan, namun, tanah yang ia pijak sudah berbeda dengan yang sebelumnya. "tunggu, TUNGGU! INI DIMANA?!" Shiro baru menyadari kalau ia sudah di tempat lain.

Trang

Trang

Trang

Terdengar suara pedang beradu dengan keras. "Machina? Ah bukan, Kalau memang machina, kenapa gerakannya tidak kaku, lalu, banyak sekali makhluk besi yang sudah terinfeksi kristal hitam." Shiro melihat sekeliling, ia juga melihat makhluk menyerupai machina yang masih normal sedang bertarung melawan makhluk yang terinfeksi. "Aku harus menolongnya." Shiro mencabut 1 pedang Proto Clarity Rose nya.

"Agh!! Kenapa.. Tanganku.. Yang bercahaya.." Shiro berkeringat dingin melihat ujung jari jari tangannya yang mengeluarkan cahaya putih. Tanpa ia sadari, ia sudah dikepung oleh pasukan yang terinfeksi.

"Sial, kalau begini, aku akan kalah.." wajah shiro memucat.

SIHIR:TEMBOK

Tiba tiba di bawah kaki shiro terdapat pola sihir, para pasukan besi yang terinfeksi itu terpental menjauh. "Apa ini?" Tanya shiro.

"Maafkan saya, Saya malah meninggalkan anda karena saya melihat banyak pasukan saya yang terinfeksi oleh kristal hitam." Seorang wanita berkulit kecoklatan meminta maaf. "Um, Kamu siapa?" Tanya shiro.

"Ah, saya lupa memperkenalkan diri, Saya adalah salah satu dari 12 dewa dewi suci, tepatnya saya adalah Dewi Keberanian, Grecia." Dewi Grecia memperkenalkan diri. "Begitu ya, Lalu, ini dimana?" Shiro bertanya lagi.

"Ini adalah Alam kegelapan, bisa anda lihat, ini adalah istana saya." Dewi grecia menjelaskan tentang di mana shiro berada. "Tunggu, Anda.. Bilang apa? A-alam kegelapan? Itu berarti, aku sudah..." Shiro melihat jari tangannya yang bercahaya. Menyadari kalau jari tangan shiro yang bercahaya, Dewi Grecia segera meletakkan tangan nya di jari tangan shiro, sehingga cahaya itu memudar.

"Tentu saja anda belum mati, Saya hanya menyelamatkan tubuh anda yang hampir mati karena makhluk aneh dari dunia lain itu." Jelas Dewi Grecia. "Jadi aku masih hidup ya, oh iya! Bagaimana keadaan adikku? Touka-chan? Dan ayato?" Shiro mulai ingat akan teman teman se tim nya. "Mereka selamat, saat ini mereka sedang di perjalanan pulang, untuk gadis berambut putih.. Dia sempat tak sadarkan diri karena menyangka kalau anda sudah tewas."

Mendengar kabar dari Dewi Grecia, itu membuatnya sedikit tenang. "Lalu, saya ingin meminta bantuan anda, shiro." Dewi grecia menatap shiro dengan wajah serius. "Apa itu?"

"Di sebuah tempat bernama Buaian Prajurit, Dewi Dunkelis sang dewi kegelapan sedang diserang disana, saya ingin, anda menyelamatkan beliau, karena saya yakin kalau anda memiliki keberanian yang tinggi." Dewi grecia mengajukkan permohonannya. "Saya terima permintaan anda, namun sebelum itu, apakah saya bisa kembali ke dunia itu?" Shiro bertanya. "Ya, tentu saja, tapi setelah menyelamatkan Dewi Dunkelis." Dewi grecia tersenyum.

"Baiklah, saya akan segera menuju ke buaian prajurit." Shiro mengambil pedang kembarnya yang ia simpan di jendela Inventory. "Namun, saya tidak bisa menemani perjalanan anda, karena istana saya sendiri sedang diserang oleh kristal hitam. Jadi mohon dimaklumi."

"Tenang saja, karena, aku adalah Reinkarnasi Sang Pahlawan di masa lampau, aku yakin kalau aku bisa menjadi lebih kuat, dan menumpaskan setiap kejahatan, sebagai batu pijakan untuk menggorok leher Venena." Shiro tertawa sadis, amarahnya kembali meluap luap.

SIHIR: PENENANG

Dewi Grecia menenangkan shiro yang sudah dipenuhi emosi.

"Kepala anda boleh saja panas, asalkan hati anda harus tetap dingin"

Dewi grecia menasihati shiro. "Maafkan saya, Saat saya dikuasai emosi, saya akan tak sadar apa yang saya lakukan." Shiro meminta maaf. "Shiro,anda harus bisa mengendalikan kekuatan besar yang terdapat di mata kanan anda." Ujar Dewi Grecia. "Eh? Apakah anda tau kekuatan apa yang berada di mata kanan ku ini?" tanya shiro.

"Saya tahu betul, namun, cari tahulah sendiri, bukannya seorang pahlawan Harusnya begitu?" Tanya Grecia. "Ya, anda benar, Kalau begitu, aku akan segera menyelamatkan Dewi Dunkelis." Shiro berlari menuruni tangga yang menjulang tinggi.

"Mana ujungnya ini?"Shiro mulai kelelahan. Namun, di tengah perjalanan, ia melihat dua pasukan besi yang sedang berjaga.

"Oh, Tunggu, kau bukanlah roh, melainkan manusia. Mengapa manusia bisa ada di alam kegelapan?"tanya salah satu pasukan besi itu.

"Aku ditugaskan oleh dewi grecia untuk menyelamatkan dewi dunkelis di buaian prajurit, namun, aku tidak tau dimana tempat itu." Jelas shiro.

"Itu berarti, kau adalah reinkarnasi sang pahlawan? Wah hebat! Kalau begitu, aku akan melemparmu ke arah buaian prajurit agar menghemat waktu." Pasukan itu mengangkat tubuh shiro.

"Eh? T-tunggu! I-itu!" Salah satu pasukan gelagapan.

Wuuushhh

"ADIOOOOOOOOOOOS!" Shiro melayang dengan cepat menuju arah utara.

TRANG!!

"Kenapa kau melemparnya ke sana? Bukannya buaian prajurit itu berada di arah selatan?" Tanya salah satu pasukan setelah memukul pasukan yang melempar shiro.

"AA?!" Pasukan itu mematung.

"Hah, dia adalah reinkarnasi sang pahlawan, dia pasti punya cara untuk mencari jalan, tidak sepertimu yang tololnya minta ampun."

Trang

>Halaman Awal Mula

BUAGH!

Shiro terjatuh menghantam tanah. "Adududuh.. Sakit.." Shiro merintih. "Aku lebih sakit..." Suara lelaki terdengar dari bawah tubuh shiro.

"Eh?? M-maaf, tunggu, Kau bukan roh?" Tanya shiro melihat sosok pria kaum Cule yang terbaring karena tertimpa tubuh shiro. "Aaaah! Aku sudah mati tau! Tapi dewi Dunkelis memberi ku wujud seperti ini karena aku ditugaskan untuk menjaga tempat ini, tidak, lebih tepatnya, menjadi tukang sapu di sini." Jelas pria itu. "Begitu, ku pikir ada manusia selain diriku." Ujar shiro.

"Tunggu, kau manusia? Jangan jangan, kau pelaku di balik penyerangan itu?" Pria kecil itu curiga. "Ha? Justru aku dipanggil oleh dewi Grecia untuk menyelamatkan dewi Dunkelis di Buaian prajurit." Jelas shiro.

"Buaian prajurit? Kamu dari istana dewi grecia kah?" Tanya pria itu. "Ya begitulah, tapi aku tak melihat istana dewi dunkelis disini." Ujar shiro.

"Aaa, anu.. Sebaiknya kau terbang lagi ke arah selatan, arah terbangmu terbalik." Datar pria itu.

"APA?!"

"Yoi, Ini adalah Halaman Awal Mula, tempat di mana para roh yang baru sampai dari Calle Mort dan singgah sebentar disini." Jelas pria itu lagi. "Prajurit besi sialan..." Shiro menggerutu. "Ah, jangan jangan.. Kamu di lempar oleh prajurit besi ya?" Pria itu tersenyum mengejek. "Begitulah."

"Hah, lagian, kalau kamu ingin ke buaian prajurit, kamu harus memiliki kunci dulu, dan untungnya salah satu kunci nya ada di daerah ini, tapi aku tak tau Tempatnya dimana. Oh, Nama ku Fida, sewaktu hidup dulu, aku ini seorang pedagang." Jelas Fida. "Syukurlah aku tak sia sia dilempar ke sini. Aku shiro, Seorang petualang sekaligus reinkarnasi dari pahlawan di masa lampau." Shiro memperkenalkan diri nya.

"Wow, tak heran beliau memanggil mu ke sini, kalau begitu, kita temui tuan burnos di Mata Air Kelahiran, mungkin beliau punya petunjuk." Fida berjalan meninggalkan Shiro. "Oy tunggu aku." Shiro berjalan mengikuti.

>Sementara itu

>Kota Sofya

>Kediaman Regu Shiro

"Kenapa... Kenapa.. Shiro nii meninggalkanku...Sendirian.." Maika terduduk di Ranjang King Size nya. "Maika, Bukan hanya kamu yang merasa terpukul, aku juga, Ayato, begitu pula dewi pino." Touka mencoba menenangkan Maika. "Kenapa wajah touka-san terlihat seakan tidak ada masalah yang terjadi?" Tanya maika saat melirik wajah touka.

"Wajahku memang terlihat tenang, namun hati ku rasanya tercabik cabik, ini ke dua kali nya aku membuat orang yang ku sayangi meninggalkan ku." Jelas Touka. "Maika, Jika kamu terus menerus menangis sampai tak makan begini, apakah menurut mu shiro-kun akan tenang di sana?" Tanya touka sambil merangkul maika.

>Kota Sofya

>Depan Papan Pengumuman

Ayato berdiri di depan papan dengan jaket dan celana hitam panjang sambil memainkan ponsel nya. Ia melihat foto foto kenangan bersama shiro.

"Dasar kakek tua, Kenapa malah pergi dengan cepat, Maika jadi menderita." Ayato tersenyum miris.

"Ayato." Dewi pino menyapa ayato. "Ah, dewi pino." Sahut ayato dengan senyum kecil. "Aku.. Sangat sedih Karena Shiro pergi, Namun ada 1 hal yang menurutku sedikit janggal." Dewi pino membalikkan badannya.

"Tubuh Shiro menghilang di tempat saat ia meninggal, bukannya itu aneh? Aku ingin, kamu dan regu mu untuk menyelidiki tempat itu, Ada kemungkinan kalau Shiro masih hidup, karena aku masih merasakannya." Ujar Dewi pino. "Baiklah, Saya juga yakin kalau shiro masih hidup, mana mungkin seorang reinkarnasi pahlawan mati begitu saja, bukan?" Ayato sedikit tersenyum.

"Ja, Kalau begitu, saya siap siap dulu." Ayato membungkukkan badan dan pergi ke arah kediamannya.

"Takkan ku biarkan kau membuat Maika sedih, Shiro." Ayato memasang wajah seriusnya. Ia terus berjalan menuju kediaman regu nya itu.

>Mata Air Kelahiran: Puncak

"Aah! Akhirnya sampai juga, tangga nya banyak banget, kampret. Mana kaki pegal lagi." Keluh shiro. "Yo! Tunggu, kau... Manusia?" Seorang pria berbadan besar menyapa. "Yap." Singkat shiro.

"Begini, tuan burnos, anak ini diperintahkan oleh dewi grecia untuk menyelamatkan dewi dunkelis di Buaian prajurit, namun, ia membutuhkan Azimat sebagai kunci." Fida menjelaskan situasi.

"Jadi? Mengapa kau malah ke sini?" Tanya burnos dengan dingin. "A?! S-saya ingin meminta bantuan anda untuk mencari kunci nya." Fida gelagapan.

"Haah? Bukannya sudah jelas kalau kunci yang kau sebut sebut itu ada di depan mata ku?" Tanya burnos sambil menunjuk Fida berulang kali.

"Aku tidak membawa kunci nya!"

"Lantas, benda apa yang bercahaya di punggungmu itu?" Burnos membalikkan badan fida, terlihat benda berwarna hijau muda sedikit transparan yang mirip dengan cangkang pesawat sihir menempel di punggung fida.

"I-itu perkakas tambahan yang di berikan dewi grecia pada saya."

"Dasar tolol, Itu adalah Azimat kunci untuk gerbang di buaian prajurit."

PLAK!

Burnos memukul kepala fida.

"Jadi... Ini gimana?" Shiro angkat suara.

"Tentu saja kamu dan makhluk boncel ini pergi ke buaian prajurit."

Entah kenapa burnos tiba tiba memasang posisi siaga tempur nya.

"Tapi, SETELAH MENGALAHKAN MONSTER DI BELAKANGMU!!!"

Burnos melesat ke arah belakang shiro.

TRANG!!!

Pedang besar burnos beradu dengan cakar monster kristal hitam yang hampir mirip dengan monster yang shiro temui di gunung lunagent waktu itu.

"CEPAT BANTU AKU!"

"A-AKU AKAN BANTU DO'A!"

Fida berlari menuju tempat aman.

Shiro mencabut pedang kembarnya.

SKILL PEDANG GANDA: SPINNING SLASH

Shiro berputar di udara dan menciptakan gelombang angin yang sedikit menyayat tubuh monster kristal itu.

GRAAAHHH

Mulut monster itu mengeluarkan cahaya, dan bisa ditebak kalau dia akan mengeluarkan skill nya.

SKILL TWO HANDED SWORD: TEBASAN METEOR

Burnos melompat dan berputar di udara.

"HYAAT!!!!"

Ia mengarahkan tubuhnya menuju kepala monster yang mulutnya sedang menganga itu.

JDAR!!!

Luka fatal diterima monster itu, namun kelihatannya ia masih mampu bertahan.

BUAGH

Monster itu mengibaskan ekor kristalnya sehingga membuat burnos terpental dan menabrak tembok pilar.

COMBO:

SKILL SUPPORT: MANA RECOVERY

SKILL SUPPORT: HEALTH RECOVERY

SKILL SUPPORT: AURA BERANI

SKILL SUPPORT: MINI HEAL

SIHIR: MANA CHARGE

SIHIR: MAXIMALIZER

Shiro membuka skill combo nya. Beberapa lingkaran sihir support terbentuk. Lingkaran skill itu sangat luas, sehingga burnos pun terkena efek dari skill itu. Perlahan Mana Point dan Health Point nya terisi. Dan juga ia mendapatkan efek Berani dari skill support shiro.

"MAKASIH ATAS SUPPORTNYA, MASBRO!" Burnos kembali bersemangat dan menjadi lebih berani saat menghadapi monster itu.

SKILL TWO HANDED SWORD: PEDANG PENUMPAS

Pedang besar burnos mengeluarkan cahaya dan membuat pedangnya terlihat memanjang.

TRANG

Ia menebas tubuh monster itu, lagi lagi monster itu mendapatkan luka fatal.

"Giliranku." Shiro memasang posisi siaga tempurnya.

SKILL DUAL SWORD: PHANTOM SLASH

Shiro tersenyum merendahkan lawannya.

CRRTT

Ia menghilang dari pandangan, ah tidak, ia berlari dengan sangat sangat kencang, hingga membuat siapapun yang melihatnya akan merasa kalau shiro menghilang.

TRANG

TRANG

TRANG

TRANG

TRANG

Ia terus menerus menebas monster itu dengan tanpa ampun. "ANGGAP SAJA INI ADALAH BALASAN UNTUK TEMANMU YANG HAMPIR MEMBUNUH KU!!!"

Shiro kembali berdiri di tempat semula.

SIHIR: LEDAKKAN

Selagi monster itu tak bergerak karena kesakitan, shiro segera merapalkan sihir ledakkan untuk mengakhiri semua ini.

"Feuer! Licht! sprengen Sie es! sterben!"

Shiro merapal satu persatu mantra.

Gerbang sihir terbentuk di atas monster itu.

JDAR!!!

"Rest In Peace." Shiro terduduk karena kehabisan mana.

Bersambung

Chapitre suivant