Dan kenyataan yang seperti itu membuat aku yang tadi lumayan kesal pada nya. Kini mau tak mau menghilangkan perasaan itu.
Karena mau tak mau aku harusnya berterimakasih pada inisiatif nya yang sangat membantu itu.
Belum lagi karena inisiatif nya itu. Aku yang tadinya rindu setengah mati pada gadis setidak nya perasaan itu sedikit terobati karena aku bisa mendengar suaranya dari sini.
"Siapa nyah? Ayah? " Tampak nya buaka hanya aku yang terkaget dengan suara pintu terbuka barusan.
Karena gadis menanyakan itu. Tentu itu mengartikan bahwa ia juga merupakan dengar apa yang aku dengar.
"Bukan" Ujar ku pelan sambil menatap bang Arya. Yang kini mempersiapkan sepiring mie goreng yang tampak nya ia beli barusan ketika ia keluar sambil membeli pulsa untuk gadis.
"Abang ku ya? " Tebak gadis kemudian yang aku jawab dengan anggukan yang tentu tak akan gadis tau.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com