webnovel

maaf tapi bukan kamu

Akhir akhir ini. Panic disorder ku memang tak pernah kambuh seburuk dulu. Itu Karena aku terus menahan nya.

Namun karena aku terus menahan nya dengan cara apa pun. salah satunya dengan mengalihkan sakit nya dengan cara menyakiti diri sendiri. Seperti mengopel kuti kula di jempol ku. Hingga rasa perih yang di sebabkan karena luka kecil ini mampu ngalihkan rasa sakit di dada dan hati ku. Atau dengan cara menggugit bibir dalam ku hingga sedikit luka.

Hingga membuat efek lain dari apa yang aku terus lakukan pun muncul. Kini mood ku mudah sekali berubah tak tentu sikon dan bahkan tanpa perlu alasan jelas.

Dan aku yakin davi menyadari segala keanehan yang coba aku sembunyikan. Meski pasti takan semudah itu. Karena semua itu terlihat sangat jelas apa lagi ia hampir selalu ada di samping ku akhir akhir ini.

Kali ini pun demi kian. Aku mulai bisa menenangkan perasan ku yang berubah tiba tiba denag cara mengopel kutikula di jempol ku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant