"Siapa kau sebenarnya?" tanya Jenderal Ryu kepada wanita misterius di hadapannya itu. Dia masih bertanya – tanya mengapa wanita itu seperti sangat membenci mereka, padahal mereka belum pernah bertemu. "Mengapa kau tiba – tiba menyerang kami?"
"Hehehe.." wanita misterius itu malah tertawa tipis. Dia seolah tak menggubris pertanyaan Jenderal Ryu.
"Jawab!" Jenderal Ryu menjadi emosi.
"Benarkah kau ingin mengetahui namaku?" wanita misterius itu menjawab santai dengan sebuah pertanyaan balik. "Namaku Yurei. Selama ini, tak ada orang yang selamat setelah mengetahui namaku, loh. Kalian memang sangat pantas untuk mati sekarang!"
Satoru yang tengah berada di bawah kendali Yurei kembali menggunakan segel tangan. Kali ini, teknik elemen air yang berbeda dari sebelumnya. Dia memusatkan energinya pada salah satu ujung jarinya.
Satoru mengompres setitik air menjadi sebesar peluru di ujung jari telunjuk. Karena itu, tekniknya kemudian dikenal dengan teknik pistol air yang mampu menembus apapun. Dia mengarahkan jari telunjuk itu kepada Shima yang masih tergeletak di dekat pohon besar.
"Teknik pistol air!?" Jenderal Ryu terbelalak ketika melihat Satoru yang bisa memanipulasi elemen air menjadi serupa butir peluru yang bisa ditembakkan dari ujung jari telunjuknya. Jenderal Ryu tahu teknik itu sangat kuat dan hanya bisa dilakukan oleh orang – orang tertentu dari klan Minamoto.
"Celaka.." kata Jenderal Ryu lagi. Dia bergerak melesat ke arah Shima. "Darimana Satoru menguasai teknik – teknik elemen air tingkat tinggi itu?"
"Shimaaa!"
Jenderal Ryu yang menyadari dirinya tak akan sempat membawa tubuh Shima pun berubah arah. Dia menyerang Satoru dengan menggunakan teknik bola – bola api suriken miliknya.
Dia mengeluarkan beberapa suriken yang kemudian dilapisi dengan bola api. Suriken – suriken menyala karena bercampur dengan api itu melesat tak beraturan, berhamburan, bergerak secara random ke arah Satoru.
Meski sedang di bawah kendali wanita yang mengaku bernama Yurei itu, tubuh Satoru secara alami bisa menghindari serangan Jenderal Ryu. Teknik pistol air yang tadi sempat diarahkan ke Shima menjadi sedikit meleset. Serangan itu hanya membuat luka goresan tipis di lengan Shima.
Darah segar sewarna merah cerah seketika menetes dari bekas luka lurus memanjang di lengan kanan Shima itu.
"Ternyata kau benar – benar ingin membunuhku, ya?" kata Shima yang masih tergeletak. Dia sempat terkejut ketika menoleh ke belakang untuk melihat bekas serangan pistol air Satoru yang mampu menembus batang pohon di belakangnya. Lubang kecil terlihat jelas.
Setelah memerhatikan Satoru yang menjauh karena menghindari suriken api, Jenderal Ryu bergegas mendekati Shima, lalu berbisik lirih dan berharap Shima masih bisa mengeluarkan kemampuan andalannya.
"Shima, dengarkan aku. Kau harus bisa menggunakan teknik pengendalian pikiranmu. Aku akan menjagamu dari serangan Satoru selama kau menyiapkan teknik itu."
"T.. tapi?" Shima hendak membantah perintah Jenderal Ryu karena tidak mungkin dia melakukan teknik itu pada temannya sendiri.
"Sekarang bukan waktunya berdebat. Kita harus segera menolong Satoru," kata Jenderal Ryu tanpa melihat Shima di sisinya. "Wanita misterius itu benar – benar memiliki kemampuan di atas rata – rata."
"Baiklah.." Shima berdiri dengan gemetaran. Dia mulai menyiapkan teknik pengendali pikiran miliknya. Dia sempat ragu karena tidak pernah melakukan teknik pengendali pikiran itu pada pertarungan yang sesungguhnya.
Jenderal Ryu berdiri tepat di depan Shima menjadi perisai hidup baginya. Dia berharap banyak pada teknik milik Shima itu. Sebab, cara itu adalah cara lain tanpa harus membunuh Yurei lebih dulu. Selama Satoru masih di bawah kendali Yurei, Jenderal Ryu akan kesulitan memaksimalkan serangannya terhadap Yurei.
"Baiklah, Satoru!" kata Jenderal Ryu bersiap menghadapi pria tanggung di depannya, "Aku sekarang mulai serius melawanmu."
Jenderal Ryu mulai menunjukkan kemampuan aslinya. Dia bergerak cepat dan sekarang telah berada di depan Satoru. Jenderal Ryu mulai melakukan pertarungan jarak dekat dengan Satoru untuk memberi Shima waktu.
Duel fisik keduanya pun tak terhindarkan. Yang paling mengejutkan adalah Satoru mampu mengimbangi kecepatan Jenderal Ryu. Sesuatu yang sangat di luar dugaan.
"Apakah Satoru benar – benar sehebat ini?"
Pertanyaan yang muncul di benak Jenderal Ryu seperti ditangkap oleh Yurei. Wanita misterius itu mengatakan bahwa teknik pengendalian pikirannya bukan sekedar teknik mengambil alih kesadaran lawan, tetapi juga menambah kekuatan energinya.
"Kau tak perlu terkejut dengan teknik rahasia ini. Bukankah kau sudah tahu dengan kemampuan dahsyatnya?" tanya Yurei diiringi senyuman tipis yang menyebalkan.
"Sialan kau! Aku tak akan memaafkanmu."
Yurei menjawab umpatan Jenderal Ryu dengan menunjuk tubuh Satoru yang masih berada di tengah arena pertempuran, "Lawan dulu orang itu!"
Pertarungan kembali terjadi. Beberapa kali Satoru mampu melesakkan teknik pistol air miliknya ke arah lawannya. Meski Jenderal Ryu berhasil menghindarinya dengan baik, tetapi teknik pistol air itu sangat merepotkan pergerakannya.
"Cepatlah, Shima!" pinta Jenderal Ryu. Dia tak sanggup lagi menahan serangan Satoru yang di luar dugaannya.
"Sekarang, Jenderal," teriak Shima yang telah siap dengan teknik pengendali pikiran miliknya. Dia memberi tanda agar Jenderal Ryu mundur.
Jenderal Ryu melompat beberapa kali ke belakang karena Shima akan segera memaksa masuk ke alam bawah sadar Satoru. Jempol dan jari telunjuk kedua tangannya saling tertaut, diarahkan ke depan membentuk diagram belah ketupat searah dengan tubuh Satoru.
Dari ruang tengah diagram belah ketupat itu, Shima mengincar Satoru yang menjadi targetnya. Shima tak kesulitan menangkap rupanya. Setelah teknik itu berhasil mengarah ke alam bawah sadar Satoru, langkah selanjutnya adalah memperbaiki aliran energi yang terhubung di dalam sel – sel otak Satoru.
Tubuh Shima menjadi tergeletak setelah menggunakan teknik itu. Sementara kesadarannya berpindah ke alam bawah sadar Satoru. Di sana, Shima melihat jiwa Satoru yang tak sadarkan diri, terbelenggu oleh rantai yang dijaga oleh Yurei.
"Kau? Bagaimana bisa kau datang ke tempat ini?" Yurei terkejut karena seharusnya tidak ada yang bisa masuk ke alam bawah sadar Satoru kecuali dirinya.
"Ini adalah kemampuan unik dari klan Hozuki. Cepat keluar dari tempat ini, atau aku akan memaksamu!"
"Kau meremehkanku, Bocah!" kata Yurei menatap balik Shima dengan tajam, "Coba saja kalau kau bisa mengalahkanku."
Shima mengambil ancang – ancang, bersiap menyerang Yurei di alam bawah sadar Satoru. Cukup lama keduanya saling beradu teknik kemampuan masing – masing yang membuat alam bawah sadar Satoru menjadi tak terkendali.
"Aku harus menyadarkan Satoru sesegera mungkin," batin Shima. "Atau Satoru akan berakhir di sini."
***
Gerakan Satoru menjadi tak stabil. Dia seperti tidak terkendali dengan baik. Ini menjadi kesempatan bagi Jenderal Ryu untuk menyerang dan menyadarkan Satoru yang tengah goncang.
Jenderal Ryu menyerang Satoru dengan api besar yang dikeluarkan dari mulutnya. Serangan itu mengenai Satoru tanpa bisa ditahan lagi. Satoru terpental, kemudian tak sadarkan diri tergeletak di tanah. Sementara kesadaran Shima telah kembali ke badannya, tetapi masih belum sadarkan diri.
"Kalian akan membayarnya," kata Yurei pelan ketika melihat Jenderal Ryu dan Shima mampu mematahkan teknik pengendalian pikirannya.
Yurei yang melihat itu menjadi geram. Dia kesal karena bonekanya tak mampu bertahan dari serangan gabungan Jenderal Ryu dan Shima. Situasi itu membuat Yurei turun tangan. Dia mulai bersemangat menyerang Jenderal Ryu.
Yurei memiliki bakat alami untuk memanipulasi daun menjadi senjatanya. Dia terus menjadikan bakat itu menjadi gaya bertarungnya, yang mengarah ke penciptaan Tarian Shikigami.
Tarian Shikigami adalah sebuah teknik yang dapat mengubah seluruh tubuh dan pakaiannya menjadi kumpulan daun yang bisa dia kontrol, bentuk, dan ubah warna sesuka hati.
Bahkan, Yurei juga bisa membuat kupu–kupu dari daun untuk mengumpulkan informasi atau melakukan perjalanan jarak jauh. Dia bisa mengeraskan kertasnya dengan energi untuk membuat senjata seperti tombak, suriken dan senjata seperti cakram.
Dia juga mampu menahan lawan dengan menyelimuti mereka di atas dedaunan, dan membuat mereka sesak napas jika dia mau melakukannya. Dia bisa membuat klon daun bertarung di tempatnya, dan bahkan menyembunyikan di dalam mereka untuk menangkap musuh ketika lengah.
Sesuai gelarnya sebagai Dewi Daun, dia mampu membentuk sayap daun di punggungnya. Ini memungkinkannya untuk terbang, meskipun ia dapat terbang tanpa harus menggunakan sayap daun itu.
Teknik lainnya yang berasal dari daun adalah serangan daun api membentuk jarum yang dikeluarkan dari sayapnya.
Meskipun sebagian besar teknik yang dimilikinya berasal dari daun, teknik elemen api biasa tidak bisa merusaknya ketika mengenai daun itu.
Yurei memanipulasi daun – daun di sekitarnya menjadi beberapa suriken. Dia menggerakan suriken daun itu hanya dengan mengarahkan jari telunjuknya ke depan. Di saat bersamaan, suriken – suriken daun itu melesat ke arah Jenderal Ryu.
Jenderal Ryu membalas dengan teknik dinding api. Tetapi, suriken – suriken itu mampu melewati dinding api itu, melesat tajam hendak menembus tubuh Jenderal Ryu. Namun, Jenderal Ryu melompat ke udara dan balik menyerang Yurei dengan bola – bola api kecil.
Serangan Jenderal Ryu bisa dipatahkan dengan mudahnya. Beberapa suriken daun lainnya kembali bergerak cepat menuju Jenderal Ryu. Dia kembali melompat sembari melempar tiga suriken dari balik kantong kecil di belakangnya.
Suriken yang dilempar Jenderal Ryu sepertinya tepat sasaran. Namun, ketika suriken – suriken itu semakin dekat, hanya melewati tubuh Yurei, malah seperti menembus badan wanita itu.
"Kau sangat menakjubkan. Tidak hanya memanipulasi daun menjadi sarangan, kau juga mampu membuat variasi serangan," kata Jenderal Ryu setelah menyaksikan tubuh Yurei ditembus suriken yang dilemparkannya tadi.
"Kau tak perlu memujiku, karena aku sudah tahu perbedaan kekuatan kita."
Yurei kemudian menggunakan teknik andalannya, membuat sayap di punggungnya dari dedaunan. Tak lama, Yurei mengarahkan ujung sayap daun itu dan langsung mengeluarkan jarum dalam jumlah banyak menghujani Jenderal Ryu.
Jenderal Ryu terkena serangan itu dan membuatnya terlempar beberapa meter ke belakang. Tubuhnya penuh luka, dan darah keluar dari titik di mana serangan itu mengenai tubuhnya. Dia berusaha menyabut beberapa jarum daun yang menancap.
Dengan kepayahan, Jenderal Ryu berdiri, bertumpuan pada batang pohon. Energinya menurun drastis setelah terkena efek serangan Yurei.
"Sayang sekali, umurnya berakhir di sini," kata Yurei yang terbang berniat mendekati Jenderal Ryu ketika melihat lawannya berantakan.
Jenderal Ryu hanya dia saja. Dia segera membuat segel tangan untuk mengeluarkan teknik api abadi. Teknik api abadi adalah sebuah teknik api yang tingkatannya jauh di atas api biasa. Konon api abadinya ini mampu membakar apapun, termasuk sesama api.
Teknik api abadi ini cukup dengan fokus memandang objek yang ingin dibakarnya. Maka dalam sekejap, api akan menjalar pada objek tersebut.
Pandangan Jenderal Ryu fokus pada Yurei yang akan menjadi target api abadinya. Tiba – tiba saja, tubuh Yurei menyala sewarna orange seperti cahaya senja. Itu berasal dari teknik api abadi yang mulai membakar tubuh Yurei.
Yurei menjadi terkejut dan tak sempat menghindari api abadi. Dia terkejut karena serangan Jenderal Ryu tak terduga dan sangat cepat. Api abadi itu semakin membesar bersamaan dengan geliat tubuh Yurei yang mencoba memadamkannya.
Yurei pun menjadi tak stabil dan jatuh ke tanah.
"Itu adalah api abadi, kemampuan khusus milikku. Api itu tak akan padam kecuali aku sendiri yang memadamkannya, atau objek terbakar sampai habis," kata Jenderal Ryu seraya mendekati tubuh Yurei yang tengah terbakar.
"Kau, kurang ajar!" kata Yurei sambil tetap menggeliat kepanasan.
Yurei tak menduga dia akan kalah hanya dengan satu teknik api. Padahal selama ini belum ada teknik elemen api apapun yang mampu membakar tubuhnya. Api abadi itu akhirnya padam bersamaan dengan hangusnya tubuh Yurei. (RS)