Di rasakannya cengkraman Nino mulai mengendur di pinggangnya. Mata terbelalak, dengan wajah pucat pasi yang terlalu kaku seolah terlalu terkejut mendapati dirinya yang berani menyanggah hinaan pria itu.
Tersenyum getir, di saat bersamaan air mata yang tak di harapkan kembali membingkai wajahnya menjadi lebih menyedihkan.
Meremas dada Nino yang perlahan di lepas, kembali mengangkat pandang, menangkap manik mata tajam milik pria di hadapannya itu. Merasa terlalu jengah sampai dadanya kian sesak, debaran jantungnya yang gila-gilaan, malah terasa semakin nyeri seperti menghantam rusuknya. Sanggup mematahkan, yang kemudian menancap tepat pada organnya sampai rusak fatal. Sebuah ucapan pun lolos dari bibirnya, berharap bisa sekaligus memutus harapan konyolnya yang datang tanpa tau malu sampai sepersekian detik merasakan kenikmatan jamahan pria itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com