Anya telah kaku dan dingin. Bahkan, dia tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu, dia telah hamil.
Pada upacara kedewasaan di usia 18 tahun, dia meninggalkan Bogor sendirian dengan sebuah koper. Dia pergi ke tempat lain, menyewa rumah, dan segera mengetahui bahwa dia hamil.
Pemilik rumah yang mabuk malam itu diam-diam membuka pintu kamarnya, mencubit lehernya, dan menekannya ke tempat tidur.
Pada saat itu, darah yang mengucur dari tubuhnya mewarnai seluruh sprei menjadi merah, membuat takut tuan tanah, dan dia melepaskannya dan melarikan diri dengan panik.
Saat itu, Anya sendirian di lapangan, tidak ada yang mengenal siapa pun. Dia sedang berbaring di tempat tidur dan menyaksikan seluruh sprei menjadi basah. Ruangan malam itu sunyi, tidak ada suara sama sekali, dan hening. Panik.
Dia terbaring di tempat tidur begitu saja, badannya mati rasa karena sakit, dan suara "detak" perlahan datang.Ternyata darah di sprei menetes ke lantai sedikit demi sedikit.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com