Andaikan Nina punya keberanian lebih untuk mengutarakan perasaannya sekarang, maka saat ini juga ia akan menembak Agam untuk menjadi kekasihnya. Namun, sayang ... tak ada keberanian sebesar itu. Lagi pula, pria itu sepertinya tenang-tenang saja. Padahal mereka berdua sudah punya rasa yang sama.
'Haruskah aku yang memberi kode pada Agam?'
Nina lantas menggeleng-gelengkan kepalanya. Tindakannya tersebut akhirnya dilihat oleh Agam. Pria itu lantas bertanya.
"Kau kenapa, Nin? Apa ada yang salah?"
"Ah, tidak apa-apa. Hanya saja tadi kepalaku sedikit pusing."
"Benarkah? Kalau begitu, kita pulang saja, ya."
Sontak, Nina menyuruh Agam untuk duduk tenang di tempat. Ia tak mau pulang cepat dan hanya menghabiskan sedikit waktu saja bersama dengan Agam.
Tercetak jelas di wajah Agam bahwa dirinya khawatir dengan Nina. Wanita itu lantas menyuruhnya untuk melanjutkan makan.
"Kau sungguh tidak apa-apa?"
"Iya, Gam. Aku tidak apa-apa kok."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com