Pengorbanan Tertinggi
Saat semua orang dalam tim merasakan ketidakberdayaannya akibat skill [War Cry] sang monster dimensi. Sosok wanita yang mereka andalkan punggungnya menanggung semua beban serangan monster dimensi peringkat SSS. War cry adalah skill yang mengacaukan aliran energi jiwa bagi orang yang mendengarnya. Semakin besar energi jiwa pendengarnya maka akan semakin besar dampak yang dirasakan.
*BOOM…*
Retakan pada tanah area pertempuran semakin meluas dan membuat seluruh wilayah sulawesi tengah berguncang hebat. Lisa menjadi satu-satunya yang bisa bergerak karena ia menyumpal telinganya sebelum monster dimensi berteriak. Akhirnya ia terpaksa menerima dan menahan serangan mematikan dari monster dimensi yang hampir mengenai 3 rekannya. Saat semua ledakan energi yang begitu dahsyat hampir pada puncaknya, semuanya seketika berhenti.
"Huh…? "
"Apa yang terjadi…?"
Energi jiwa yang terus meluap dan menghancurkan segalanya itu mulai terserap ke pusat area benturan kekuatan terjadi.
"...!"
Sang monster dimensi menyadari kekuatan serangannya diserap dan dijadikan bahan bakar oleh musuhnya. Ia pun melompat mundur dengan cepat secara refleks, sang monster melihat sosok yang menahan serangannya. Tubuhnya berbalut energi jiwa yang sangat pekat hingga membentuk cahaya dengan berbagai warna yang indah di seluruh tubuhnya.
"Lisa…? "
"Bagaimana dia bisa melakukan hal gila seperti itu…?"
"Kenapa dia tidak pernah bilang bisa melakukan hal tersebut…?"
Hanya yuda yang terdiam dan meneteskan air mata ketika melihat sosok lisa yang begitu indah di area pertempuran. Yuda sangat mengenal lisa, sebab ia sudah kenal sejak menjadi etranger lepas dan merangkak dari bawah selama 8 bulan.
[Hero Will]
"Itu adalah skill yang seharusnya tidak digunakan…"
"Eh kenapa…?"
"Sebab itu skill bunuh diri... "
"Huh…!? "
[Hero Will] adalah skill yang memungkinkan pengguna menyerap seluruh energi jiwa dari serangan lawan. Semakin kuat serangan lawan maka kekuatan pengguna [hero will] akan semakin kuat. Namun efek samping yang diterimanya juga akan semakin besar dan bisa mengakibatkan kematian.
"Lisa…!! "
Lisa menoleh ke arah yuda yang berteriak memanggil namanya, setelah beberapa saat ia kembali fokus melawan monster dimensi. Lisa melesat dengan kecepatan penuh dan berhenti tepat di atas kepala monster dimensi.
*wush…*
"...!"
*BAMM…!*
Sebuah pukulan telak mengenai kepala monster dimensi dan membuatnya merunduk. Lisa terus menyerang kepalanya dan tak memberikan kesempatan untuk balik menyerang.
"Kita juga harus membantu… tubuhku sudah pulih…!"
"Iya… kita tidak bisa… membiarkan gadis kecil itu… berjuang sendiri…"
"Ayo… skill [Hero Will] hanya bertahan 5 menit… "
Yuda langsung melepaskan ke 5 senjatanya hingga membuat cahaya yang amat terang. Yuda tidak membuang waktu, ia langsung terbang ke area pertempuran lisa dengan monster dimensi. Namun yuda merasakan pergerakan aneh dari monster dimensi, tangan sang monster terus menggenggam erat kapaknya. Ditambah energi jiwa di kapak tersebut terus membesar hingga membuat tanah di bawahnya terus bergejolak.
"Tidak akan aku biarkan…!"
[Busur Surga Rhyntem ]
Yuda menembakkan serangan cahaya jarak jauh hingga membuat tangan sang monster terlepas dari kapaknya.
"Oi oi… aku tidak pernah tahu arthur punya panah sebagai senjatanya…!"
"Memang kau pikir versi arthur dunia lain dengan dunia kita itu sama…?"
"Hahaha… aku lupa jiwa pengelana berasal dari retakan dimensi…"
Angel menjawab perkataan aditya melalui microphone di telinganya sambil bergerak secepat mungkin ke arah monster dimensi. Aura hitam muncul dari monster dimensi yang kesal akibat serangan yuda dan serangan lisa.
'Gawat dia ingin melakukan sesuatu yang berbahaya…! Lisa juga menyadarinya…! Satu-satunya cara mengimbangi kekuatan makhluk besar ini…dengan cara meningkatkan energi jiwa yang diserap skill lisa…'
Yuda kehabisan cara untuk mengalahkan kekuatan besar milik monster dimensi peringkat SSS. ia pun memantapkan hatinya, sebab lisa juga sadar hanya ada satu cara untuk menang.
"Teman-teman… sepertinya kita harus menyerang lisa dengan seluruh energi jiwa yang kita punya sebelum skillnya kehabisan waktu…"
"...!"
Ketiga rekannya yang mendengar perkataan tersebut tentu sangat terkejut.
"Apa tidak ada cara lain…?"
"Tidak ada lisa juga berlari ke arah kalian antonio…"
"Kalau begitu… aku tidak akan segan…"
Antonio memfokuskan seluruh energi jiwanya, ia berniat mengeluarkan kekuatan penuhnya dalam satu serangan.
[Kegelapan] [Cahaya]
"Bersatulah…!"
[Elemental Pemusnah : Tiang Pembunuh Dewa]
Sebuah api putih dengan corak hitam muncul dan melesat ke arah lisa dengan cepat. Api kecil itu pun meledak hingga membentuk cahaya dan kegelapan yang menjulang tinggi ke langit seperti sebuah tiang. Tiang tersebut perlahan menyusut seperti terserap, lalu menghilang saat tersedot ke dalam tubuh lisa. Sang monster dimensi telah berdiri dengan jumlah aura jiwa yang sangat mengerikan, ia juga mencabut kapaknya.
"Tidak ada waktu…! Semua serang bersamaan…!"
[Kekuatan 5 Senjata Suci : Cahaya Kematian]
[Shockwave : Full Power]
[Tembakan Energi Jiwa : Tenaga Penuh]
Lisa kembali dihantam dengan kekuatan jiwa yang sangat kuat dari yuda, angel dan aditya. Kekuatan jiwa yang sangat dahsyat tersebut pun diserap dengan cepat hingga menjadi miliknya.
'Terima kasih teman-teman… dan selamat tinggal... '
"Jangan mati ya bodoh…"
Yuda pun terjatuh karena kekurangan energi jiwa, sementara lisa memancarkan energi jiwa yang jauh mengimbangi aura jiwa sang monster dimensi. Aura hitam besar menyelimuti kapak raksasa milik monster dimensi hingga membuat langit dan udara bergemuruh.
'Enyahlah etranger…!'
'Aku tidak akan kalah demi semua orang…!'
*slash… BOOM… *
Ledakan akibat beradunya dua kekuatan besar tersebut membuat seluruh wilayah sulawesi tengah rata dengan tanah.
Pahlawan yang Terlupakan
Beberapa menit setelah ledakan meluluh lantahkan seluruh wilayah sulawesi tengah, sebuah sayatan dimensi terbuka. Keempat etranger lain pun keluar dari sayatan dimensi tersebut dan selamat dari ledakan energi jiwa.
"Fiuh untung ada kau antonio…!"
"Aku hanya…. membawa kalian ke dimensi lain... untuk sesaat... agar terhindar... dari ledakan energi jiwa…."
Aditya terkejut melihat tubuh monster dimensi peringkat SSS yang hanya tersisa separuh. Kapaknya juga rusak berat akibat beradu serangan dengan pukulan lisa.
"Oi bohong kan…!"
Tubuh lisa sendiri menjadi sangat hitam seperti bara api yang telah padam, kondisinya sangat mengerikan.
"Lisa…"
"Kak yuda…!"
Angel berusaha menghentikan yuda yang ingin mendekati tubuh lisa, ia tahu kalau yuda ke sana semuanya akan menjadi jauh lebih buruk.
"Biar aku yang menangani… ini…"
"Kak antonio…?"
Antonio mendekati tubuh lisa yang rusak parah akibat serangan nekatnya saat melawan monster dimensi. ia pun membaringkan lisa yang sudah tak bernyawa di pangkuannya sambil menatapnya dengan wajah sedih.
"Setidaknya… hanya ini yang bisa aku lakukan…."
[Cahaya Penyembuh]
Sebuah tetesan air berwarna emas menetes di kening lisa dan memancarkan cahaya yang kuat. Secara perlahan tubuh lisa pun mulai berubah kembali seperti sedia kala, namun itu tidak mengembalikan kehidupannya.
"Lisa… lisa…"
Akhirnya angel melepas yuda yang terus mencoba berlari ke arah lisa, ia pun langsung memeluk tubuh lisa sambil menangis. Rekaman yang disiarkan di tv nasional hanya sampai terjadinya serangan AoE setelah monster dimensi menggunakan [War Cry]. Mereka pun hanya memberitakan soal 1 orang tewas dalam misi penaklukan. Bahkan militer memanipulasi data dan memberitahu public kalau yang memberikan pukulan terakhir adalah yuda dan antonio.
Tidak ada satupun orang yang mengetahui soal pahlawan yang sebenarnya berhasil mengalahkan monster dimensi peringkat SSS. Rigma bisa mengetahui kebenarannya saat ia berusia 15 tahun dan hampir masuk ke dalam angkatan militer muda Indonesia. Ia pun akhirnya menghentikan niatnya bergabung dengan militer dan memutuskan untuk menjadi peneliti. Ayah rigma tidak bisa berbuat banyak karena waktu itu ia belum menjadi jenderal.
Akhirnya rigma pun mengukir bagian kecil dari nisan kakak sepupunya di pemakamanan penghormatan nasional.
"Pahlawan yang terlupakan… "
Itulah tulisan kecil yang rigma tambahkan pada batu nisan saat mengunjungi makam tersebut. Sekarang ingatan menyakitkan soal kakak sepupunya dan monster dimensi peringkat SSS pun bangkit kembali. Sebuah senjata yang seharusnya sudah hancur tujuh tahun lalu berhasil diperbaiki dan sekarang dijual di pelelangan dunia bawah.
"Tuan anda tidak apa-apa…?"
"Ah maaf ling nai… bisa kau ambilkan aku air… aku sedikit pusing setelah melihat senjata mengerikan itu…"
"Ini tuan…"
Ling nai menyodorkan segelas air putih dan membantu rigma meminumnya. Setelah beberapa saat akhirnya rigma pun kembali tenang seperti biasanya.
"Fiuh makasih ling nai…"
"Sama-sama tuan…"
"Mari kita buka harganya dengan 1 milyar pertama…!"
"Whoaaa…!!"
Para peserta terlihat bersemangat saat mendengar harganya yang begitu mahal. Rigma sudah tahu senjata legendaris yang membutuhkan waktu tujuh tahun untuk memperbaikinya pasti dihargai sangat mahal.
"Peserta disini memang sesuatu ya…"
Setelah 3 jam berlalu akhirnya semua barang selesai dilelang, tidak ada lagi barang yang membuat rigma tertarik. Setelah pertarungan sengit antara dua orang peserta VIP, kapak raksasanya pun terjual dengan harga 2 triliun rupiah.
"Huaaa akhirnya selesai… pembayaran juga sudah… terima kasih ling nai… kau telah mengurus semuanya…"
"Sama-sama tuan..."
"Oh iya… kalau kau berminat mengganti pekerjaan… ini kartu namaku…"
"Ah… terima kasih banyak tuan… akan saya simpan baik-baik… selanjutnya kalau anda mau pulang saya akan mengantar anda..."
"Tunggu yang di sebelah sana itu apa…? Banyak barang yang mengantri di luar gedung..."
Mata rigma tertarik dengan pemandangan aneh barang-barang unik yang mengantri di sebuah gedung sambil dipajang dengan rapi.
"Ah itu… tempat penilaian dan pendaftaran barang lelang… mereka juga akan menjual pada orang yang menawar saat mereka mengantri… jika anda pengamat barang mungkin di sana akan menjadi surga anda..."
"Aku ingin melihat barang mereka sebelum pulang…"
"Kalau begitu akan saya temani…"
Rigma melihat berbagai benda unik yang dijajakan antrian penilaian barang, namun tidak ada yang membuat syna berbicara. Hingga akhirnya ia melihat orang yang memajang barang-barangnya di luar antrian.
"Tuan kenapa anda kesini…?"
"Memang kenapa…?"
"Ini adalah tempat bagi mereka yang barang-barangnya ditolak oleh pelelangan… dengan kata lain mereka hanya menjual sampah…"
"Pepatah lama mengatakan… kadang diantara tumpukan sampah kau bisa menemukan sebuah berlian…"
Saat rigma melihat-lihat sebuah lapak, tiba-tiba syna bergerak keluar dan memandangi sesuatu dengan seksama.
'Ada apa…?'
'Ini artefak kuno… kegunaannya masih samar… tapi yang jelas ini cukup berharga… barang di sebelahnya juga… pisau berkarat ini memiliki ketahanan banyak elemen termasuk korosi…'
"Pak tua… aku ingin tablet usang itu… dan pisau disebelahnya... "
"Wah wah matamu bagus juga anak muda… tapi aku takut kau tidak akan mau membelinya setelah mendengar harga kedua benda ini…"
"Berapa…?"
"Total 500 juta…"
"Deal…!"
Rigma langsung memberikan satu koper yang berisi uang 500 juta dan mengambil barang yang ia inginkan.
"Wahhahaha… terima kasih banyak nak… mampir lagi lain waktu…"
Ling nai sendiri bingung kenapa rigma membeli semua barang yang menurutnya jelek dan tidak berharga. Rigma pun pulang membawa 4 barang dari pelelangan bawah tanah dengan wajah ceria. Saat ia pulang, sebuah pemandangan yang sangat mengejutkan pun terlihat di area rumahnya.
"Re… takan… Dimen… si…!?"
bersambung...