Perbedaan Level
'tekanan jiwa macam apa ini...!?'
Rigma dikejutkan dengan gelombang energi jiwa yang sangat besar dari sosok wanita yang mendekatinya. Wanita dengan rambut merah panjang dengan style kuncir kuda, wajah cantiknya juga menambah pesonanya. Namun wanita cantik tersebut memiliki tekanan energi jiwa yang sangat mengerikan.
'Nah bocah… kalau yang satu ini kau tidak bisa main-main... dia levelnya jauh diatas pria besar yang baru saja kita kalahkan…'
'Jadi intinya dia bukan tipe lawan yang mudah… benarkan…?'
'Tepat… aku sarankan untuk tidak bertarung dengannya sekarang…'
Rigma pun menarik nafas untuk menenangkan mentalnya saat menghadapi wanita berambut merah tersebut.
"Namaku Tilia Alinson… wakil ketua nomor 4 organisasi SATRIA…"
'Wakil ketua…!? Pantas saja aura jiwanya sekuat ini...'
"Namaku Rigma Sanja Dawala… etranger lepas kelas 3…"
"Rigma ya… hmmm dimana aku pernah mendengar nama itu... ah sudahlah sekarang yang terpenting… bisakah kau melepaskan jima… aku bisa kerepotan kalau kau menguras habis energi jiwanya…"
Rigma terkejut mendengar tilia tahu soal kemampuannya untuk menyerap energi jiwa.
"Maaf sepertinya anda sedikit salah paham disini…"
"Salah paham…? Jelas-jelas aku melihatmu mengambil energi jiwa milik jima…"
"Bukan itu maksudku… anda salah paham soal hak saya sebagai pemenang…"
"Hak pemenang katamu…!?"
"Benar… aku tidak ada niatan menyerap energi jiwa miliknya sampai habis… aku akan menyisakan seperempatnya… aku juga tidak akan membunuhnya… tapi… apabila saya kalah… akankah pedang senja saya kembali…? Tentu tidak kan…?"
"Itu tidak penting bocah… kalau kau pikir karena dia mengambil pedang kecilmu… lalu kau berhak mengambil energi jiwa miliknya…?"
"Pff… jadi begini cara organisasi SATRIA bertindak…? Membully yang lemah dan saat mereka dilawan… mereka tidak ingin mendapatkan balasannya…?"
"Bocah sialan…"
Rigma sengaja memancing emosi tilia sambil mengejek tingkah laku jima yang mencoba mencuri pedangnya. Aura jiwa tilia pun keluar dengan deras, ia terpancing oleh omongan rigma yang menghina organisasi SATRIA.
"Lihat bahkan seorang wakil ketua ingin membully diriku yang hanya etranger kelas 3…"
"Benar juga…"
"Iya aku dengar wakil ketua organisasi SATRIA rata-rata etranger kelas 1 tingkat lanjut... "
"Kalau dia berniat melawan etranger pemula kelas 3 bukankah sedikit berlebihan…? Apa lagi memang anggotanya yang salah…"
Ucapan rigma mulai mempengaruhi para etranger yang menonton aksinya. Tilia menyadari hal tersebut dan mencoba menekan aura jiwanya yang bocor akibat emosi.
'Sial bocah keparat ini mencoba merusak citra organisasiku di depan para pemula…'
"Ehem… tetap saja bocah… merenggut kekuatan jiwa orang lain adalah tindakan tidak benar…"
"Lalu apakah merebut paksa senjata orang lain adalah tindakan benar…?"
"💢"
Tilia semakin kesal ketika setiap kata-katanya selalu berhasil dibalikkan oleh rigma.
"Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi aku permisi…"
Lalu rigma kembali menyerap energi jiwa milik jima dan menghiraukan keberadaan tilia. Tilia yang merasa dilecehkan menatap rigma dengan niatan membunuh. Rigma langsung merinding merasakan tekanan dari aura membunuh milik tilia. Saat rigma menoleh ke arah tilia, tangan tilia sudah hampir mengenai lehernya.
"Wah wah itu nyaris saja… untung aku tepat waktu…"
Namun tangan tersebut ditahan oleh seorang pria berambut panjang sebahu lurus dengan baju kaos dan celana jeans. Anehnya ia tidak memakai alas kaki sama sekali ketika menghentikan serangan tilia. pria tua yang memiliki jenggot dan kumis tipis itu terlihat sangat santai mengoceh sambil menahan tangan tilia. .
"Pria mesum sialan… lepaskan tanganku…"
"Tanganmu semakin lembut tilia… "
Tilia yang merasa jijik melihat ekspresi mesum pria berambut panjang langsung menarik tangannya. Lalu ia pun terlihat menjaga jarak dengan pria itu, wajah tilia terlihat pucat ketika menata pria berambut panjang.
"Minggir kau tua bangka…! aku harus memberi anak itu pelajaran…"
"Sayang sekali pak tua ini tidak akan membiarkan hal tersebut…"
"itukan... "
"Tidak salah lagi… salah satu dari 3 wakil ketua organisasi pandawa…!! Zeno Sang Bayangan…"
Ketika tilian dan pria berambut panjang saling berdebat, para penonton malah terkesima melihat sosok pria berambut panjang. Pria berambut panjang yang menyelamatkan rigma adalah Zeno Alphim, wakil ketua organisasi sekaligus guild pandawa.
'Aku tidak mengerti kenapa ia menolongku… tapi itu lumayan mengulur waktu… aku hampir selesai mengambil 75% energi jiwa milik pria besar ini…'
"Hei orang tua… cepat menyingkir… aku punya urusan dengan anak itu…"
"Tenanglah nona… kalau marah-marah terus bakal cepet tua loh…"
"Kalau kau menghalangiku… artinya kau ingin organisasi kita berperang..."
"Aku tidak menghalangimu… aku hanya ingin menghentikan ketidakadilan di sini…"
"Cih kalau melawanmu aku tidak boleh segan-segan ya…"
Perlahan sebuah armor muncul pada tubuh tilia, zeno juga memasang kuda-kuda sambil memunculkan sebuah jubah hitam. Armor dan jubah yang muncul secara tiba-tiba itu adalah perwujudan energi jiwa. Dimana setiap etranger yang berhasil mencapai tingkat lanjut akan memiliki perwujudan jiwa yang sesuai dengan kekuatannya.
"BERHENTI…!!"
Tilia dan zeno serentak langsung berhenti ketika mendengar suara tersebut. Seorang pria tua dengan tubuh kekar pun muncul memasuki area pertarungan. Zeno dan tilia memberi hormat kepada orang tua yang baru saja muncul ke area pertarungan.
"Aku awalnya hanya ingin mengawasi dari jauh… cuma pertarungan kecil ini mulai kehilangan kendali… "
"Maafkan kami tuan alkaros… "
Alkaros Fiaman adalah pendiri sekaligus penguasa gelanggang pelatihan etranger pemula. Ia merupakan mantan etranger kelas spesial tingkat lanjut yang pensiun akibat usia tua.
"Saya juga minta maaf tuan alkaros… tapi bocah yang di sana ingin membuat anggota organisasi ku menjadi lemah…"
"Seharusnya kau juga mengatur anggotamu… kalau kalian siap untuk merebut milik orang lain… kalian juga harus siap milik kalian direbut oleh orang lain… sekarang kau sebagai wakil ketua sudah berniat membunuh pemula yang membela diri… kau sendiri yang merusak nama baik organisasimu…"
'Bagus selesai…'
Rigma terus memanfaatkan situasi, hingga akhirnya berhasil menyelesaikan penyerapan energi jiwa milik jima. Rigma hanya menyisakan 25% dari total energi jiwa milik jima, sebab etranger akan mati kalau semua energi jiwanya diserap habis.
"Tapi tuan alkaros… "
"Hentikan… menggunakan perwujudan jiwa dengan alasan untuk menyerang orang lain sangat dilarang di gelanggang ini…! Aku akan memaafkanmu kalau berhenti sekarang juga… tapi… kalau berniat untuk terus melanjutkannya… aku akan melarang organisasi SATRIA untuk masuk ke dalam gelanggang pelatihan etranger pemula selama diriku masih hidup…"
Tilia terkejut dan akhirnya menghentikan aksinya mengincar kepala rigma ketika mendengar ancaman alkaros.
"Lalu untukmu anak muda… kau memiliki bakat yang hebat… tapi jangan menyalahgunakan bakatmu… "
"Tentu tuan alkaros… saya akan bijak menggunakan kekuatan ini..."
Rigma memberi hormat sambil menjawab perkataan alkaros dengan sigap. Alkaros tersenyum senang melihat sikap rigma yang cepat memahami situasinya.
"Lalu apa pria itu masih hidup…?"
"Iya… dia masih hidup… hanya beberapa tulangnya patah… dan energi jiwanya berkurang 75%... kemungkinan ia baru bisa pulih 2 sampai 3 bulan lagi…"
"Syukurlah… sekarang tilia… kau boleh membawa anggotamu pergi… dan aku berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali…"
"Baik tuan alkaros… kalian cepat bawa jima…"
Anggota organisasi SATRIA yang bersama jima pun menuruti perintah tilia. Mereka membopong tubuh jima untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
*Tepuk tangan…*
Setelah kepergian organisasi SATRIA dari gelanggang pelatihan etranger pemula. Rigma mendapatkan banyak tepuk tangan dari para etranger lain yang berada di gelanggang.
Bersambung...