Sepulang dari butik, Reksa mengantar Laura pulang ke rumah. "Makasih ya bang," ucap Laura.
"Sama-sama, dek. Sana masuk, Abang mau pulang," jawab Reksa.
"Siap bang, dah." lanjut Laura sambil tersenyum ke arah Reksa. Namun saat ia menatap Rafael, gadis itu langsung memberikan tatapan permusuhan.
"Dih, santai dong liat nya." ujar Rafael.
Laura hanya mengabaikan ucapan pria tersebut dan masuk ke dalam rumah. Entah kenapa, jika melihat wajah Rafael gadis itu merasa sangat kesal dan ingin sekali menjambak rambut, Rafael. Reksa hanya bisa terkekeh kecil saat melihat adiknya yang kesal, karena diabaikan oleh Laura.
"Sabar dek, jangan emosi." Ujar Reksa yang berusaha menahan tawa.
Rafael menatap kakaknya dan langsung mengeluarkan ponsel untuk mengirimkan pesan pada, Laura. Setelah mengatai Laura lewat pesan, Rafael langsung terlihat sangat bahagia. Pria itu menyimpan kembali ponselnya dengan wajah yang sumringah.
"Jalan bang," ajak Rafael.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com