Sekertaris Garry hari ini datang ke Sean Agency setelah rapat dengan para Atasan Sean Tower.
Dalam rapatnya tadi,Ia tidak ragu membawa informasi tentang pemainnya yaitu Angga, mendapatkan 'Hidden Blessing' ke dalam rapat tersebut. Alhasil sambutan hangat beserta beberapa Sponsor tambahan telah dikantonginya. Namun ia tetap meminta ke atasannya untuk tetap merahasiakannya hingga Angga bisa menguasainya. Semua anggota rapat Menyetujuinya dan memberikan Hak khusus kepada Player tersebut.
Sekarang Sekertaris Garry berdiri didepan Konsol Devise milik Angga. melihat perkembangan karakternya melalui layar yang ada disampingnya.
"Sepertinya Kroom mulai memahami sistem 'Emblem' pada Quest, dan mulai Leveling." ucap seorang pegawai analisis yang berada disamping Sekertaris garry.
"Diama Kroom sekarang ?" tanya sekertaris Garry.
"Di Daerah selatan pulau Shandria. tempat para warrior lvl 1-5"
"Baiklah, Sekarang tambahkan Prioritas Khusus kepada player Angga. Pusat telah memberikan Akses serta Sponsor khusus kepadanya. Jadi kebutuhan dan keperluannya di dalam game tolong langsung di akomodir."
"Siap ketua !"
***
[ Dataran tinggi Lania ]
Kroom terlihat sangat frustasi, sambil menghunuskan pedangnya kearah monster Tumbuhan.
[ Vile Bloom (lvl 3) ]
"Damage seranganku terlalu jauh jaraknya dengan Healthnya. haruskah aku memukul sampai 30 kali hanya untuk membunuhnya."
"Aku harus menaikkan Stat poinku dibagian STR kalau ingin damage seranganku naik drastis, tapi caranya bagaimana ?"
Kroom menyadari keanehan saat ia naik level ke lvl 2. tidak ada informasi Stat poinnya masuk. Menurut Game RPG yang pernah dimainkannya, Stat poin akan otomatis muncul ketika ia naik level. jadi dengan Stat poin tersebut, ia bisa menggunakannya untuk menambahkan ke STR atau AGI.
"sepertinya ada perbedaan dasar terkait Stat dan afinity poin pada game ini."
Kroom yakin ada semacam pemicu untuk mendapatkannya.
[ Anda naik level ! ]
"Ahhh... aku bisa gila. sudah lebih 100 monster ku bunuh, hanya naik ke lvl 3." ucapnya.
kroom terduduk di atas bukit berpasir daerah Lania. menyelesaikan Quest berulang sangat menguras waktu. bahkan semua armor yang dipakainya sebentar lagi Hancur karna daya tahannya terus berkurang.
"Aku penasaran, kenapa dari tadi disini tidak ada player sama sekali ? Apa semuanya sudah pindah kota untuk leveling ?" Kroom terslihat sebal akan kondisinya sekarang.
"Untung pedang ini tidak bisa hancur. tapi armor hadiah Quest yang kupakai, semuanya hampir rusak."
"Lebih baik aku kembali ke kota terdekat dan memperbaiki ini."
***
Dari kejauhan , seorang Player tengah memperhatikan kroom yang sedang leveling. ia tersenyum seolah menemukan apa yang ia cari.
Sebuah panggilan suara diterima Player itu.
[ "Arita... kemana saja kau...!" ]
"Aku sedang mengamati seorang Player."
[ "Dimana...? Dimana kamu sekarang, aku tidak melihatmu di kota utara." ]
"Aku di selatan."
["Ngapain kamu disana, bodoh ! Cepat ke Utara, Ketua akan marah jika tahu kamu tidak menjalankan perintah."]
"Tenang... Kamu urus daerah utara, dan aku akan menjalankannya dengan caraku. Kau tahu, instingku tidak pernah salah ?"
[ "Tunggu... apa kau sudah memiliki target incaran... Apakah dia seorang 'Assassin' yang kita cari ?" ]
"Akan ku hubungi lagi nanti, sekarang fokuslah mencari. Jika dugaanku salah, maka kuncinya di utara."
Player wanita itu tersenyum setelah memutuskan panggilan. Mengawasi Kroom yang terduduk setelah leveling.
***
Kroom merasa penasaran, apakah ada Quest bagus selain 'Quest berulang' yang bisa ia ambil di kota selatan ini. setelah menyelesaikan Quest dari desa Farian, kini Kroom berlanjut masuk ke Kota Selatan Letaria.
[ Selamat datang di kota Letaria ! ]
Ketika memasuki grebang kota, Kroom akhirnya melihat pemandangan yang seharusnya ia lihat di desa awal. Hiruk piruk para Player lalu lalang. Walaupun agak terlambat, sekarang kebosanannya telah hilang ketika dihadapannya banyak para pemain.
Kroom berjalan menuju kerumunan yang nampaknya seperti tempat jual beli khusus para player awal. berbagai macam karakter pemain dihadapan kroom terlihat tengah menjual barang untuk mendapatkan beberapa keping gold.
"Sialan... aku terlalu menghabiskan banyak gold hanya untuk memperbaiki armor ini...."
"Aku juga. kau tahu, gold yang kuperlukan untuk memperbaiki item yang hampir rusak saat berburu ? ternyata lebih besar ketimbang droppan hasil berburu yang lebih kecil."
"hahaha... kalian saja yang terlalu miskin. bukankah ada fitur 'Item Mall' , kenapa tidak kalian gunakan ?"
"Terlalu mahal hanya untuk hal sepele seperti itu."
kroom sedikit menguping tentang pembicaraan para Player yang tak jauh dari hadapannya. ternyata tidak hanya dia yang mengeluh tentang gold yang dihasilkan saat level awal.
"Item Mall ya... " Kroom teringat akan Game RPG yang ia mainkan dulu.
"fitur para player gunakan untuk membeli item sampingan, namun pembayarannya menggunakan uang asli. Kukira fitur itu tidak ada di dalam Game ini, ternya dugaanku salah." Kroom tersenyum.
"Baiklah... pertama-tama, aku akan berkeliling terlebih dahulu untuk mencari Quest baru." Kroom mulai bersemangat.
***
Setelah hampir seharian ia berkeliling kota Letaria, kroom mendapatkan petunjuk baru mengenai warna emblem Quest dari NPC.
Ia menemukan Quest khusus yang dapat memberikan hadiah Affinity point dan Stat poin.
"Seharian berkeliling kota demi mencari informasi sangatlah melelahkan...."
"tapi informasi yang kudapat sangatlah bagus."
Kroom membuka daftar Quest dihadapannya.
[ Inner Abillity Quest ]
[ Para pahlawan melatih kemampuan dari dalam dirinya untuk meningkatkan kekuatan tempur mereka. ]
[ Pergilah ke dalam labirin Jebakan, selesaikan misinya ]
[ Hadiah Quest : +20 Stat Point ]
"Quest Emblem 'Hijau' ternyata memberikan hadiah Stat Poin. pantas saja aku tidak mendapatkan poin-nya saat naik level. tapi Stat poin didapat dari hadiah Quest."
Kroom memeriksa Stat poin yang ia miliki.
[ Available Abillity Stats : 0 ]
[ STR : 5 ]
[ AGI : 15]
[ INT : 15 ]
"kemudian, Quest ini." Kroom kembali membuka daftar Quest terbaru.
[ Inner Affinity Quest ]
[ Para pahlawan Memperkuat daya tahan dan Fisik mereka dengan melatih keras tubuh mereka. ]
[ Pergilah ke makam terdalam, dan dapatkan kekuatannya ]
[ Hadiah Quest : +75 Affinity Point ]
"Quest dengan Emblem berwarna Biru. berhadiah Affinity point."
kroom membuka jendela notifikasi untuk melihat kegunaan Affinity point.
[Available Affinity point : 0 ]
[ health point : 500 ]
[ mana point : 500 ]
[ Luck Point : 5 ]
"Sekarang aku paham. dengan Affinity Point, aku bisa meningkatkan darah, mana dan Luck point."
"Affinity point, Stat Point. Dua hal penting untuk membangun kekuatan karakter. baik itu serangan, hindaran dan kepintaran. Ditambah ketebalan darah, mana, dan keberuntungan."
Kroom mulai tersenyum paham.
"Aku masih kepikiran, kalau bisa meningkatkan kedua poit tersebut secara signifikan, bukankah karakterku akan menjadi overpower ?"
"tapi kurasa itu tidak mungkin. kalaupun ada yang menaikkan statnya gila-gilaan, pasti sudah ada pemain yang mencapai puncak tanpa perlu item dan skill."
"Pasti ada sesuatu dibalik Quest emblem Hijau, dan Quest emblem Biru."
kroom terlihat mulai bersemangat.
***
Setelah 6 jam bermain God of Hickwick dalam mode sadar, Angga akhirnya log-out untuk menyegarkan badan. mengingat ia pernah bermain VR selama lebih dari 7 jam tidak seburuk bermain Full Dive selama 6 jam tanpa bergerak sedikitpun. tubuhnya terasa kaku dan nyeri, jadi ia melakukan beberapa gerakan peregangan saat keluar dari Capsul Device.
Seorang pegawai Sean Agency mendekat kearah Angga dan memberi salam hangat.
"Selamat sore Angga, apakah permainanmu Mengasyikkan ?"
Angga terkejut akan sapaan bersifat formal tersebut, seolah ia sedang ditunggu dari tadi untuk keluar dari Capsul.
"Selamat sore juga." kroom membungkuk menjawab salam.
"Sedikit menyebalkan. aku tidak tahu kalau Game God of Hickwick ternyata tidak semudah yang kupikirkan."
"Di bagian apa kamu kesulitan ? kami akan segera membantumu dengan segera."
"haha... walaupun saya kesulitan, saya tidak akan meminta bantuan apapun dari kalian. saya akan malu jika sampai meminta bantuan kepada perusahaan yang mau menampung Gamer lemah seperti saya." Angga terlihat tidak enak.
"Namun saya akan membuktikan bahwa saya akan berguna. Jadi saya akan berusaha lebih keras tanpa membuat beban." lanjutnya.
"Jangan bilang begitu. Kamu adalah salah satu Pro gamer yang ada di Perusahaan ini, jadi tugas kami jika kamu membutuhkan sesuatu." ucap sang pegawai kepada Angga.
"yah, kalau kamu bisa mengabulkan 1 permintaanku. bolehkah aku memintanya sekarang ?" Angga terlihat penasaran.
"Silahkan, membantumu adalah salah satu kewajiban kami."
"Kalau begitu, aku ingin Sparing Tinju. Apa bisa ?"
"hah... ?"
***