webnovel

[Healing Potion Digunakan]

"A- anu ... aku sudah mempunyai suami," ucap perawat sambil malu.

Dia memainkan kedua tangannya yang menandakan ragu untuk mengatakannya. Wajahnya juga memerah seperti tomat, sama persis pada saat Noah merasa malu ketika dia salah maksud pada layar mengambang itu.

"Ah itu."

'Aku harus meluruskan ini.'

Dengan cepat Noah meluruskan apa yang dimaksud. Perawat itu membuatnya tidak nyaman. Ah, perawat itu ialah salah satu dari orang yang dibentak oleh Ibu Noah. Karena kelalaiannya dalam menjaga Noah yang terbaring di atas ranjang dingin rumah sakit terbaik di Kota Seojal.

"Aku tidak berbicara padamu, melainkan berbicara pada jendela mengambang tadi," jelas Noah yang terasa menyakitkan bagi si perawat.

Meskipun begitu, perawat itu sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Noah. Dia memiringkan kepalanya yang menandakan bahwa dia tidak mengerti. Itu karena perawat tersebut tidak mengalami [Kebangkitan].

Dia mengedarkan pandangannya dengan wajah polosnya; sepertinya dia mencari jendela mengambang yang dikatakan oleh Noah barusan.

'Wanita ini tidak mengerti dengan ucapanku,' pikir Noah yang akhirnya menatap lelah perawat tersebut. Dia berusaha tersenyum untuk menutupi rasa lelah pada dirinya yang telah membuat orang lain merasa kebingungan.

"Aku tidak berbicara denganmu, nona," ucapnya dengan singkat yang memiliki maksud menjelaskan apa yang baru saja dikatakannya. Dengan yang dikatakan Noah barusan, dia berharap perawat tersebut mengerti.

"A- ah, baiklah ...."

Perawat itu akhirnya hanya bisa menganggukkan kepalanya meskipun rasa keingintahuannya masih menggelora dalam hatinya. Noah tidak peduli dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit.

"Aku akan memeriksa infusmu," ucap perawat yang hanya dibalas oleh anggukan Noah.

Tidak ada pembicaraan yang berlanjut, sehingga Noah mengetahui nama perawat tersebut melalui nametag yang disematkan pada bajunya. Bertuliskan Eren White yang entah mengapa tidak asing dibaca oleh Noah.

"Kenapa luka-luka di tanganmu semakin membanyak?!" Eren terkejut begitu melihat tangan Noah yang semula hanya ada goresan kini menjadi luka.

"Bahkan wajahmu banyak bekas memarnya, apa yang terjadi selama kami berada di luar!?" lanjutnya. Eren masih dibuat terkejut melihat wajah dan kedua tangan Noah yang penuh dengan luka yang lebih parah dari sebelumnya.

Tentu saja Noah mengetahui jawabannya dan memilih untuk mengalihkan pandangannya dengan wajah yang dia usahakan untuk datar. Dia bangkit dari rebahannya dan meringis kesakitan karena punggungnya.

"Itu karena aku mengalami masa sulit setelah aku terbangun dari pingsanku," jawab Noah dengan suaranya yang seperti bergumam.

'Karena [Penalty],' lanjutnya dari dalam hati.

Eren White itu pasti tidak akan mengerti jika dia mengatakan [Penalty] padanya dan ruangan ini akan kembali menjadi hening karena ketidaktahuannya. Orang yang tidak mengalami [Kebangkitan] akan telat mendapatkan berbagai informasi ketimbang orang yang mengalami [Kebangkitan]. Seperti itu yang untuk saat ini Noah anggap.

"Masa sulit?" tanya Eren yang dibalas dengan anggukan Noah. Dia tidak melanjutkan kalimatnya yang membuat Eren harus kembali membungkam mulutnya dengan kuat.

Tidak ada percakapan yang berlanjut setelah Noah mengalihkan pandangannya ke arah jendela rumah sakit yang terbuka dengan besar dan membiarkan angin juga cahaya masuk dengan senantiasa ke dalam kamar VIP nya. Pikirannya melayang entah ke mana. Menatap kosong langit biru dari balik jendela.

[TRING!]

"-!"

Terkejut. Untuk kesekian kalinya gendang telinga Noah dibuat kesakitan. Dia meringis dan perawat yang bernama Eren itu terkejut. Timingnya sangat bertepatan dengan dia menyuntikkan punggung tangan Noah untuk kembali memasukkan infusnya.

"Apa itu sakit?" tanya Eren.

Dengan cepat Noah menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Tidak. Aku hanya terkejut."

Ya. Noah sama sekali tidak berbohong bahwa dia terkejut. Hanya saja berbeda masalah.

Melihat hal itu, Eren mengendikkan bahunya dan kembali melakukan aktivitasnya untuk memeriksa keadaan pasien. Sedangkan Noah hanya bisa merutuki perbuatan [System].

'Tidak bisakah kau melakukannya dengan lembut?' rutuk Noah yang menatap tajam pada jendela mengambang di depan matanya. Sorot mata yang jengkel itu membuat Eren yang sedang memeriksanya menautkan kedua alisnya.

[[Healing Potion] berhasil digunakan!]

Tulisan yang tertera pada jendela mengambang itu nyaris membuat Noah jungkir balik. Membuat Eren yang sedang mencek tensinya berdecak kesal dengan pergerakan Noah yang tiba-tiba.

Mulut Noah menganga dan mata membelalak kaget. Meskipun wajah tampannya tidak berkurang sepersenpun.

'Sejak kapan aku menggunakannya!?' pikirnya yang kini sudah dipenuhi oleh pertanyaan.

Dia langsung berdeham dan kembali menegakkan punggungnya. Satu persatu pertanyaan muncul dalam benaknya dan membuatnya pusing. Alisnya bertaut karena tidak ada satupun yang bisa dijadikan jawaban dari pemberitahuan dari [System].

'Apa aku tidak sengaja mengatakannya?'

Sudah jelas bahwa sedari tadi dirinya berbincang dengan perawat yang bernama Eren tersebut. Menjelaskan kesalah pahaman yang membuang-buang waktunya. Ya. Noah yakin akan hal itu. Dia tidak pernah mengatakan tentang [Healing Potion] baik melalui mulutnya ataupun batinnya.

Noah mencoba untuk berpindah posisi karena perasaan hatinya yang gundah. Banyak pertanyaan yang saling bertabrakan di dalam benaknya, membuatnya merasa tidak nyaman dan juga penyakitnya akan bertambah.

'[System] ini benar-benar membuatku gila,' pikirnya yang seolah merutuki [System].

'Jika ini mirip seperti novel-novel yang pernah aku baca, tentu pasti ada [Admin]-nya,' lanjutnya yang tidak berhenti berpikir. Padahal kepalanya sudah mulai merasakan denyut.

"Tidak bisakah kau berdiam diri untuk sementara waktu? Lihatlah! Aku membuat luka baru pada kulitmu!"

Noah yang merasa dirinya baik-baik saja terhadap si perawat itu akhirnya dibentak. Eren emosi dengan pria yang berada di hadapannya itu tidak berhenti untuk bergerak. Dan tanpa sengaja jarum suntiknya menggoresi kulit putih yang dikagum-kagumi olehnya.

"Luka?" ulang Noah. Manik matanya yang berwarna midnight express itu menyorot ke arah punggung tangan kanannya yang ditunjuk oleh Eren barusan. Namun yang didapatinya hanyalah kulit biasa yang setiap hari dia lihat. Putih, indah di mata wanita, namun lemah di mata pria.

"Tidak ada luka di daerah sini," ucap Noah.

Setelah Noah mengucapkan apa yang dilihatnya, perawat itu spontan menatap tangan yang barusan ditunjuknya. Hasilnya, dia membelalak terkejut dengan apa yang tadi dia lihat berbeda dengan yang kini.

"Jelas-jelas aku menggoresi tanganmu dengan jarum suntik ini!" bantahnya yang dicampuri dengan teriakan histerisnya.

Seketika kamar VIP rumah sakit yang bermula hening menjadi ramai oleh celotehannya. Noah menutup kedua telinganya karena dirinya tidak menyukai keributan dan menghela napas dalam diam. Satu pertanyaan muncul di dalam otaknya,

'Dari sekian banyaknya perawat di rumah sakit ini, kenapa aku harus bertemu dengan orang yang merepotkan?'

Beberapa menit dia lalui dengan omongan yang tidak diterima oleh Eren dan Noah sama sekali tidak peduli. Dirinya memilih untuk menatap langit biru dengan awan sirus dari balik jendela rumah sakit tersebut. Kebiasaan buruknya yang jika sudah tidak menyukai topik pembahasan, Noah akan mengalihkan pandangannya ke objek yang dianggapnya menarik.

Yah, setidaknya perawat tersebut tidak mengetahui sikap buruknya.

Setelah beberapa menit dia membuang waktunya hanya untuk mengatakan yang sebenarnya apa yang dilihatnya, Eren akhirnya memberhentikan mulutnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menghelanya dengan frustasi. Membuat pria yang menjadi pasien itu kembali menoleh ke arahnya kembali.

"Yah, kalau kau sudah pulih, mungkin hari ini kau bisa pulang," ucap Eren. "Aku tidak tahu apa yang terjadinya, tapi semenjak dunia ini berubah, aku jadi meyakini hal-hal aneh. Ada banyak peristiwa aneh yang dialami di rumah sakit ini, termasuk kau."

Noah mengerti dengan apa yang dikatakan Eren. Hanya saja, dia sedang tidak ingin mengatakan kejadian aneh yang dimaksud oleh Eren itu. Tentu saja karena [Kebangkitan] dan juga [False] yang telah merubah dunia sebanyak 180 derajat.

"Aku akan memanggil dokter," lanjut Eren yang dibalas dengan anggukan Noah. Dia pergi keluar dan kembali menutup pintu ruang inap VIP itu dengan rapat.

Chapitre suivant