"A-Apa itu juga ciuman pertamamu?"
Aku cukup tersentak mendengar pertanyaannya. Pada awalnya aku pikir pembicaraan kami tentang ciuman itu sudah berakhir, namun sepertinya perkiraanku salah karena terlihat jelas dia tengah menunggu jawabanku.
"Begitulah," jawabku singkat.
Dia tiba-tiba menundukan kepala, wajahnya memerah entah karena apa. Tapi kulihat bibirnya mengulas senyum tipis. Mungkinkah jawabanku ini membuatnya senang?
"Hm, Clidert, seperti yang kukatakan waktu itu, di antara kita tidak boleh ada rahasia karena itu sepertinya ada beberapa hal yang harus aku ceritakan padamu."
Ucapannya ini mengingatkanku akan sebuah cerita yang menjadi tujuanku menemuinya hari ini. Kurasa inilah saat yang tepat untuk menceritakannya pada Phillica, karena itu aku segera memotong perkataannya sebelum dia berbicara lebih jauh lagi.
"Kau benar. Ada yang ingin kukatakan juga padamu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com