"Bos!, kata tamu-tamu kita, semua tamu dilarang masuk hotel Bos!," ujar Amel.
Risma tercengang
"Hah!, apa maksudnya?!," tanya Risma.
"Katanya akan ada meting disini, di VIP ROOM!, dan selain dari perusahaan Global Oil dilarang masuk ke hotel Bos!." jawab Amel.
Risma kesal dan sangat marah begitu mendengar laporan dari Amel.
"Sialan!. Baiklah!, biar aku telepon si Rudi!." kata Risma dengan expresi sangat kesal.
Rudi adalah teman baik Risma, jadi ya ... pastinya Risma akan labrak Rudi.
"Rudi!!!." teriak Risma di telepon.
"Ada apa sih Ris ... teriak-teriak?." tanya Rudi.
"Kenapa tamu-tamu aku kamu larang masuk hotel sih ...?!." tanya Risma dengan lebay.
"Oh itu ..., maaf Ris ... hari ini hotel sedang di boking sama mas Bayu." kata Rudi.
"Hah!, sehebat apa yang namanya Bayu, sampai kamu berani larang tamu ku masuk?!." tanya Risma sedikit kesal.
"Sudahlah Ris ..., jangan cari masalah lagian cuma satu hari ...." kata Rudi.
"Kalau kamu gak pengen aku cari masalah, ya ... cepat!, suruh tamuku masuk dong!." ucap Risma dengan nada sedikit keras dan mengancam Rudi.
"Bukan nya aku gak mau!, tapi jika itu aku lakukan nanti justru aku yang kena masalah ...." kata Rudi.
Mendengar kata-kata Rudi, Risma langsung menutup teleponnya.
"Seperti apa dan sehebat apa sih Bayu?!, sampai segitu takutnya orang sama dia?!." gumam Risma dalam hati sembari mondar mandir dan berfikir.
"Amel!, sekarang ikut aku ke VIP ROOM!." ajak Risma.
"Siap Bos!." sahut Amel dengan cepat.
Mereka pun langsung menuju VIP Room.
Di Vip room Bayu dan Bian sedang bernegosiasi.
Namun harga yang ditawarkan Bayu, tidak sesuai dengan harga yang diharapkan oleh Bian.
"Biarkan saya memikirkannya dulu mas Bayu ..., atau mungkin harganya bisa di naikkan lagi." kata Bian sembari mengambil segelas kopi yang ada di mejanya untuk dia minum.
Amel dan Risma sudah di depan VIP Room, walaupun ruangan tersebut bukan hanya satu ruangan saja!, namun ruangan itu hanya bertembok kaca, jadi mereka bisa melihat jelas di salah satu ruangan terdapat dua orang di dalamnya dan sepertinya sedang mengobrol dengan serius.
Namun Risma tidak tau yang mana yang nama nya Bayu. Tetapi berbeda dengan Amel ....
"Bukankah pemuda tampan yang di dalam room itu Bayu yang di kamar VIP2!." ucap Amel sambil memperhatikan Bayu dengan baik.
"Oh ..., jadi yang itu ...,tapi kok kamu tau?." tanya Risma.
"Iya, aku pernah tidur di kamarnya." kata Amel.
"Kurang ajar!, hidung belang juga rupanya!, berani bertingkah sama saya ya!." gumam Risma sambil melepaskan sepatunya dan langsung masuk VIP Room tersebut untuk menemui Bayu.
"Bayu!!!." teriak Risma dengan keras.
Sontak teriakan Risma membuat Bayu dan Bian langsung memandangnya.
Walaupun pakainnya sexy dan sangat cantik ..., namun bukan itu yang membuat Bayu melihat Risma.
Melainkan Bayu justru kebingungan,kenapa tiba-tiba ada seseorang masuk dan berteriak sembari memanggil nama nya.
"Siapa sih ni orang?!." tanya Bayu dalam hati.
"Duak!!.".
Tiba-tiba Risma melempar sepatunya kearah Bayu, namun tidak mengenai Bayu, karena meleset dan hanya mengenai sebuah lukisan dinding.
"Kamu gila ya?!." tanya Bayu sambil berdiri dan menatap Risma.
Risma tidak menghiraukan ucapan Bayu, dia terus saja berjalan mendekati nya dan begitu dia sudah dekat, langsung menamparnya.
"Plak!!!".
"Aoh ...." Bayu merintih kesakitan.
"Jadi cuma demi laki-laki tua ini kamu melarang tamu-tamu ku datang ke sini?!." tanya Risma sembari melotot menatap Bayu dan dengan tangan ya menunjuk-nunjuk muka Bian.
Belum sempat Bayu menjawabnya, Risma kembali ngomel-ngomel.
"Apa untungnya kamu menemui dia?!, sampai kamu melarang semua orang bertemu denganku?!. Hah?!. Jawab!?." tanya Risma dengan menatap Bayu dengan sadis.
Menurut Bian, kalau di lihat dari gelagat Risma. Mungkin dia adalah istrinya Bayu.
"Kalau dilihat dari kata-kata dan caranya memarahi Bayu, mungkin wanita ini adalah istrinya Bayu." kata Bian dalam hati.
Kemudian Bian mencoba untuk menenangkannya. (menenangkan Risma).
"Baiklah Nona ..., mohon duduklah dan maafkan saya." kata Bian sembari mempersilahkan Risma duduk dengan menyodorkan kursi kepadanya.
Risma pun duduk, namun dengan raut wajah yang masih kesal.
"Siapakah nama Nona?, Mas Bayu belum memperkenalkan Nona sama saya." ucap Bian.
"Risma!." jawab Risma dengan tegas dan masih memelototi Bayu.
Bian sangat mengagumi kecantikan Risma, dan Bian senang saat melihatnya.
Walaupun Bian pengusaha di kota Marga, namun Bian tidak mengenal Risma. Karena di usianya yang lebih dari 60tahun ini dia habiskan untuk mengembangkan perusahaan saja.
"Kamu sangat cantik Nona ..., seandainya saya semuda mas Bayu, pasti saya akan merebut Nona darinya." kata Bian sembari tersenyum bercanda.
Pujian dari Bian untuk Risma membuat Bayu dan Risma ikut tersenyum, tetapi sebenarnya hati mereka masih dalam keadaan sama-sama kesal.
Bayu merasa kesal karena sudah ditampar tanpa alasan yang jelas menurutnya.
Sedangkan Risma masih kesal sama Bayu, karena tamunya tidak di ijinkan masuk.
"Baiklah mas Bayu ..., saya tidak punya waktu lama. Kontrak kerjasama, saya setuju!, namun Nona Risma harus ikut mas Bayu saat tanda tangan kontrak, karena saya mau iklan perusahaan modelnya adalah Nona Risma." kata Bian dan langsung pergi meninggalkan Bayu dan Risma.
"Hah!, kenapa harus kamu sih?!." tanya Bayu sambil memandang Risma.
"Emangnya aku mau apa!, kerjasama sama kamu!." kata Risma.
"Eh!, Cewe gila!, sebenarna ada apa dengan kamu?, kenapa kamu marah-marah disini sama aku?, padahal kita kan nggak saling kenal." kata Bayu.
"Amel!!!." teriak Risma memanggil Amel yang sedang menunggu di depan pintu VIP ROOM.
Karena malu dengan Bayu atas kejadian kemarin, Amel berjalan menunduk menuju ke Risma, saat Risma telah memanggilnya.
"Iya Bos ...." tanggap Amel.
"Jelaskan sama dia!." perintah Risma.
Amel langsung menatap Bayu, dan seketika itu Bayu baru paham.
"Oh ..., kamu ..., pantas saja!, kalian ini memang sama-sama gila!." kata Bayu dan langsung berdiri hendak berjalan keluar Room tersebut.
"Tunggu!." teriak Amel sambil meraih tangan Bayu dan menghentikan nya.
"Ada apa lagi sih?!." tanya Bayu.
"Baiklah aku minta maaf ..., karena aku salah ..., tetapi tolong ijinkan tamu nya bos Risma untuk masuk." ucap Amel memohon kepada Bayu.
Risma semakin bingung dan malah bengong.
"Kenapa Amel malah memohon padanya?, Amel sudah gila ya?!." kata Risma dalam hati.
"Apa dia lebih menghasilkan dari pada Pak Bian, orang yang di bilang tua tadi?!." tanya Bayu.
"Mungkin tidak!, tetapi mereka telah membeli Bos Risma dengan harga Rp20juta/jam, tolonglah ...." kata Amel dengan merengek ke Bayu.
Saat mendengar itu Bayu langsung syok dan kaget.
"Hah!. Jual?!, jadi kamu menjual diri?." tanya Bayu menatap Risma.
"Setidaknya aku bisa mendapatkan Rp10triliun pertahun, memangnya kamu mampu membayarku untuk kencan satu tahun?!." tanya Risma.
Belum sempat Bayu menjawabnya, Risma kembali nyerocos.
"Nggak, kan?!, tampang kamu aja yang gagah dan tampan, tetapi duit nggak punya." kata Risma sambil meraba wajah Bayu dengan jari nya dan lalu tertawa.
"Ha ha ha ha."
"Baiklah ..., mari kita berbisnis." kata Bayu.
"Wao ... Keren ... Apa kamu mau mengajak ku berkencan?." tanya Risma.
"Kencan?!. Ha ha ha ha. Sorry!, aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu!." kata Bayu.
Mendengar itu Amel langsung tersenyum.
"Untung ..., saja!, Bayu nggak tertarik sama Risma, jadi aku masih punya ksempatan untuk mendapatkan nya." kata Amel dalam hati.
"Aku akan membayarmu Rp100triliun jika kamu mau bekerjasama denganku, dan pastinya lusa kamu ikut denganku ke kantornya pak Bian untuk menjadi model iklan di perusahaan Global Oil." kata Bayu.
Bayu langsung menyodorkan cek Rp10triliun untuk Uang muka.
"Dan jika kamu setuju!, terimalah ini sebagai uang muka atau tanda jadi." kata Bayu.
Amel dan Risma terkejut begitu melihat uang muka yang di sodorkan kepadanya oleh Bayu.
"Hah!, kontrak 100triliun ...?, kamu mengontrak ku satu tahun ya?, oh salah sepuluh tahun ya?. Oh tidak! Tidak!, seumur hidupku ya?. Apa itu berarti kamu menikahiku ...?." tanya Risma dengan raut wajah yang kebingungan.
"Terserah kamu menganggapnya apa!, yang jelas lusa jangan lupa!, dan berhentilah menjual diri, jagalah harga dirimu selagi bersamaku!. Paham?!!." ucap Bayu dan langsung meninggalkan Risma dan Amel.
Risma hanya bisa diam tanpa kata dan hanya bisa menatap Bayu yang berjalan pergi meninggalkan nya.
Amel semakin kagum dengan sifat Bayu yang begitu perduli dengan wanita.
"Benar benar lelaki idaman ...." kata Amel dengan lirih.
"Hah!, dia mengontrakku seumur hidup Mel ..., dan pasti aku tidak bisa lagi berkencan dengan orang lain ..., hidupku pasti akan seperti dipenjara ...." kata Risma sembari mengacak-acak rambutnya.