Gong Mo melihat foto-foto dan catatan siswa yang ada di tangannya. Jika tidak benar, bagaimana dengan bekas tinta dan sobekan?
Sepertinya waktu sudah terlalu lama berlalu. Sehingga ingatan Gong Mo terasa tidak begitu jelas. Tapi, apakah Sheng Nanxuan memang temanku masa SMA?
Gong Mo menekan kepalanya dan berpikir dalam waktu cukup lama. Ia mencoba mengingat banyak hal di masa SMA, tapi beberapa teman sekelasnya terlihat kabur. Terutama siswa laki-laki, karena ia dan orang-orang itu tidak sering berinteraksi, ingatan akan berbagai hal menjadi terbatas.
Jika Sheng Nanxuan benar-benar teman satu kelasku waktu SMA, apa mungkin kami tidak pernah bertemu saat di SMA?
Kemudian Gong Mo meletakkan foto itu, lalu ia pergi tidur dulu, karena besok ia harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan apakah dirinya benar-benar hamil atau tidak.
Dalam kegelapan, Gong Mo mencoba membuka matanya dan melihat bintang-bintang yang berkelap-kelip di depannya. Angin bertiup melalui telinga Gong Mo dengan aroma rumput yang merasuk ke dalam hidung. Tubuhnya seperti melayang di atas awan, perlahan ia mulai bergerak maju. Tampak ada lebih banyak bintang di sekitar yang tersebar di udara. Gong Mo mengulurkan tangannya dan sebuah bintang terbang di antara tangannya.
"Ini kunang-kunang!" Gong Mo berseru kaget.
"Hmmm…" Suara seorang pria datang dari bawah tubuh Gong Mo.
Gong Mo menundukkan kepalanya dan mendapati dirinya berbaring di punggung seorang pria. Ia sama sekali tidak merasa takut, bahkan ia merasa sangat senang, tangannya dengan erat melingkar pada leher pria itu. Dengan senyum yang sangat manis Gong Mo mulai mendekati pria itu.
Pria ini menggendong Gong Mo di punggungnya sambil melintasi rerumputan hijau yang dikelilingi oleh kunang-kunang. Suasana malam itu terasa begitu tenang, begitu indah, hanya ada dua orang di dunia ini. Gong Mo ingin melihat wajah pria ini, untuk mengetahui siapa sebenarnya pria ini, kemudian Gong Mo berkata, "Berhentilah."
Pria ini hanya diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Gong Mo pun panik, "Siapa kamu? Apakah kamu Sheng Nanxuan?"
Pria ini tetap diam dan tidak menjawab.
Kemudian Gong Mo melompat ke tanah dengan tergesa-gesa, tiba-tiba ia pun terbangun. Perlahan ia mulai membuka matanya dan menemukan bahwa hari sudah terang. Ia baru sadar ternyata dirinya sedang bermimpi.
Lalu Gong Mo bangkit dan mengusap keningnya. Pria yang ada di dalam mimpi itu terasa sangat nyata. Sayangnya, Gong Mo tidak bisa melihat wajahnya dan tidak tahu siapa sebenarnya pria itu.
Tetapi mimpi hanyalah bunga tidur, bisa jadi karena terlalu memikirkannya di siang hari, sehingga memimpikannya pada malam hari. Akhir-akhir ini, pria yang ditemui Gong Mo adalah Sheng Donglin dan Sheng Nanxuan.
Sheng Donglin si pria brengsek itu, sudah pasti tidak akan memberikan perasaan seperti ini kepadanya. Lalu, entah apakah mungkin pria tersebut adalah Sheng Nanxuan.
Tapi Gong Mo merasa sampai saat ini bahwa dirinya dan Sheng Nanxuan masih tidak saling mengenal. Gong Mo tidak bisa berkata-kata pada dirinya sendiri. Bagaimana aku bisa bermimpi begitu intim dengan orang asing?
"Gong Mo belum bangun. Kamu benar-benar peduli padanya." Suara Ibu Gong tiba-tiba datang dari luar.
Gong Mo terkejut sejenak, ia bangun dari tempat tidur untuk membuka pintu, lalu menemukan Sheng Nanxuan berdiri di ruang tamu. Ibu Gong melihat Gong Mo bangun dan berkata sambil tersenyum, "Ayo sarapan dulu. Nanxuan membeli susu kedelai dan bakpao."
"Oh…" Gong Mo kembali menutup pintu untuk berganti pakaian terlebih dahulu.
Setelah mencuci muka dan gosok gigi, Gong Mo pergi ke ruang makan, kemudian ia pun berbisik, "Sepertinya tidak boleh makan sebelum pemeriksaan."
Ketika ibu Gong mendengar ini, ia langsung kesal dan meletakkan setengah bakpao yang sudah dimakan. Sheng Nanxuan melihat mereka berdua dan berkata, "Saya akan menemani Momo ke rumah sakit dulu, kemudian membawanya untuk makan setelah melakukan pemeriksaan."
Ibu Gong memandang Gong Mo sembari berkata, "Kamu tidak pergi bekerja?"
Gong Mo teringat tentang pekerjaan bahwa dirinya belum mengatakannya kepada Ibunya, sehingga ia mau tidak mau harus menjelaskannya sekarang, "Pihak majalah tidak mengizinkanku masuk kerja."
"Apa maksudmu?" Ibu Gong terkejut mendengar jawaban dari Gong Mo.
"Putri pimpinan redaksi adalah selingkuhannya Sheng Donglin. Aku tidak diizinkan untuk bekerja di sana, mereka memecatku." Kemudian Gong Mo menghibur, "Bu, jangan khawatir, aku akan segera mencari pekerjaan yang lain."
"Bagaimana kamu bekerja saat kamu hamil?" Sheng Nanxuan menyela, "Jangan khawatir tentang pekerjaan. Aku bisa menghidupi keluargaku."
Setelah mendengar ini, Ibu Gong mendengus dingin, "Menghidupi keluarga? Bagaimana caranya? Bukankah kamu dikeluarkan dari keluarga Sheng? Meskipun harimau tidak memakan anaknya, tapi kamu juga bagian dari mereka. Ayahmu sedikit banyak pasti mengawasimu. Sudah pasti kamu tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan!"