Menyadari kepergian Maya dari rumahnya, Reyhan mencoba berlari untuk mengejar adik kesayangannya itu. Dia tak peduli saat ibunya tampak sangat menyesali segala sikap dan juga perbuatannya selama ini.
Penyesalan selalu saja datang belakangan. Hal itu juga yang dirasakan Maretha pada kedua anaknya. Sayangnya ... wanita itu hanya bisa terdiam tanpa bisa melakukan banyak hal.
Hanya menunggu yang bisa dilakukan oleh wanita beranak dua itu. Dia pun juga tak mungkin bisa mengejar, pasangan adik kakak itu pasti sudah berada jauh di rumah.
Segala kegelisahan dan juga kecemasan hinggap di dalam hati Maretha. Wanita itu berdiri di depan rumahnya untuk menunggu Reyhan yang masih berusaha untuk mencari adiknya. Hingga tak berapa lama ....
"Di mana adikmu, Rey? Kenapa kamu pulang sendirian?" tanya Maretha dengan wajah sangat panik karena tak melihat anak gadisnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com