Felicia menyaksikan sendiri bagaimana penyesalan Alvaro atas sikapnya. Dia sangat yakin jika kakak laki-lakinya itu merasa bersalah atas dirinya. Hatinya serasa teriris menyaksikan orang-orang yang disayanginya tampak sangat 8terluka.
Tak berapa lama, Alvaro melepaskan pelukannya. Dia pun membalikkan badan dan memandang wajah Felix Angelo penuh arti. Lelaki itu mencoba untuk tenang, menekan segala keresahan dan juga kekecewaannya pada sang ayah.
"Ijinkan Alvaro tinggal sendiri di apartemen, Pa. Biarkan aku menenangkan diri dan juga introspeksi atas semua kesalahanku," pinta Alvaro sosok pria yang berdiri di sebelah Amelia. Meskipun suasana hatinya sangat buruk, lelaki itu berusaha untuk meminta ijin pada ayahnya.
"Untuk apa, Kak? Rumah ini sudah sangat cukup untuk kita," celetuk Felicia dengan wajah sedih dan juga tak rela jika kakak laki-lakinya harus keluar dari rumah itu. Gadis itu tak ingin kembali kehilangan sosok saudara di dalam hidupnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com