webnovel

XIAO JUN YANG MARAH

Ia mencoba untuk menggerakkan tangannya hanya untuk merasakan kulit yang halus berada di atasnya, terkejut, Xiao Tianyou menatap ke arah seorang wanita di sebelahnya, rambutnya menutupi setengah dari wajahnya dan ia tertidur pulas.

Sesaat berikutnya, wajah Xiao Tianyou yang berkerut menjadi lebih lembut, ia merapikan helaian rambut wanita itu dan menatap wajahnya yang sedang tertidur dengan saksama.

Xiao Tianyou menyadari situasi mereka, dengan dirinya yang setengah telanjang dan gaun wanita itu yang tersebar begitu saja di lantai, jawabannya hanya satu, meskipun ia tidak ingat bahwa ia sudah menempatkan tangannya di atas tubuh wanita itu, itu tidak penting lagi, karena ia menginginkannya.

Xiao Tianyou mengecup keningnya dan menghirup aroma manis darinya. Percikan perasan itu ada, perasaan seakan semua terasa lengkap. Ia membelai pipi merah muda gadis yang berada di dekapannya itu, turun hingga ke garis rahang dan bahunya, merasakan kulitnya yang halus di bawah telapak tangannya.

Pergerakan darinya membangunkan gadis itu dari tidurnya, bulu mata Luna mengayun terbuka. Dalam keadaan mengantuknya, ia terlihat sangat mempesona. Dan disana, sepasang mata yang indah mulai terbuka, bagian terbaik dari dirinya yang membuat Xiao Tianyou tidak bisa memalingkan mata darinya.

Kedua mata Xiao Tianyou seakan menyala ketika ia melihat sikap Luna yang pendiam. Tidak ada kata-kata di antara mereka yang terucap ketika ia menundukkan kepalanya dan menghampiri bibir lembut Luna dengan bibirnya. Ciuman itu sangat menuntut, tapi tidak cukup kasar sementara tangannya membelai tubuh Luna.

Tubuh Luna bergetar ketika Xiao Tianyou melepaskan ciuman dari bibirnya dan mulai menciumi tubuhnya. Ia tahu tidak ada jalan untuk lari ketika semua ini berakhir. Luna bisa saja menghentikannya, namun ia tidak melakukan itu.

Pengorbanan dibutuhkan untuk masa depan yang lebih baik. Itulah apa yang ayahnya tanamkan di dalam pikirannya dan hal itu sudah mengakar hingga ke tulangnya. Ia menatap cahaya bulan yang masuk dari jendela yang terbuka dan merasakan angin malam yang berhembus di wajahnya saat ia menyerah dari idenya untuk mengelakkan diri dan membiarkan dirinya termakan oleh buaian Xiao Tianyou.

***

Xiao Jun menggebrak meja di hadapannya saat ia berdiri dan menggeram. "Tianyou, apa?!"

Lui Wei berlutut saat menghadapi ledakan emosi Xiao Jun, ini adalah pertama kalinya bagi Liu Wei untuk melihat Tuannya kehilangan ketenangan. Tidak pernah satu kali pun, ia melihat Xiao Jun bertindak seperti ini, ia menunduk seakan itu adalah kesalahannya ketika ia mengulangi kalimat yang sama.

"Pangeran Xiao Tianyou membawa seorang wanita muda dari Istana dan melanggar peraturan kerajaan."

"Jun, tenanglah, ayo bicarakan masalah ini dengan baik-baik." Ye Xiu berdiri dan mendorong bahu Xiao Jun untuk membuatnya kembali duduk, ia mengisyaratkan Liu Wei untuk pergi.

Lui Wei memberikan tundukan lain untuk memberikan hormat sebelum ia pergi dan tidak lupa untuk menutup pintunya ketika ia meninggalkan ruangan.

"Tianyou tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh seperti itu." Xiao Jun benar-benar merasa kacau dengan tindakan adik laki-lakinya, itu tidak seperti dirinya untuk bisa tergoda dengan seorang wanita. "Pasti ada sesuatu yang terjadi disana."

"Aku juga berpikiran yang sama." Ye Xiu memberikan pendapatnya. "Membawa seorang wanita adalah hal lain, tapi untuk melanggar peraturan kerajaan adalah hal lain yang berbeda."

Mereka semua tahu mengenai peraturan kerajaan yang menyebutkan untuk membunuh semua penduduk istana, tapi Xiao Tianyou malah membawa seorang wanit dari Istana.

"Aku akan mencari Xiao Tianyou." Xiao Jun tidak bisa menunggu untuk mengetahu apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya. Itu bukan kepribadiannya, pasti ada sesuatu yang salah terjadi di suatu tempat. Tidak peduli kecantikan apa yang telah ia hadapi selama ini tidak ada yang mampu untuk membekukan otak Xiao Tianyou hingga mencapai ketidaklogisan ini.

"Hati-hati. Tidak ada yang mengetahui kau ada disini." Ye Xiu memperingatinya.

Xiao Jun mengangguk sebagai jawabannya dan mengambil pedang miliknya sebelum meninggalkan ruangan dengan terburu-buru.

Ye Xi hanya membiarkan Xiao Jun pergi karena tidak ada yang bisa ia lakukan dengan hanya menunggu kabar lain. Hal ini sungguh sangat aneh dan Xiao Jun harus memastikannya sendiri apa yang telah terjadi.

***

Xiao Jun pergi bersama Liu Wei, mereka berdua menuju ke sisa-sisa dari Kerajaan Xinghe.

Untuk meruntuhkan Kerajaan seperti Xinghe tanpa bantuan darinya dan Tetua Dam, Xiao Tianyou telah membuktikan dirinya sebagai seoarang pemimpin dan pria yang hebat.

Sebagai kakaknya, tentu saja Xiao Jun merasa sangat bangga dengan pencapaiannya itu, Xiao Tianyou juga berhasil untuk menghidupkan harapannya dan membawa semua rencana mereka dengan sangat baik. Namun dengan diberikannya kenyataan saat ini, tidak ada hal lain di dalam pikiran Xiao Jun kecuali untuk bertemu adiknya dan memastikan kebenaran dari kabar itu.

Ketika Xiao Jun dan Liu Wei sampai, Xiao Jun turun dari kudanya dan langsung menuju ke Istana. Ia tahu tempat ini hanya seperti memutar balik telapak tangan.

Ketika kedua orang tuanya masih hidup, karena persekutuan di antara dua Kerajaan itu, terkadang ia akan mengunjungi Xinghe bersama dengan ayahnya. Tapi, itu cerita lama lain yang tidak seharusnya di ingat kembali sekarang.

Liu Wei sudah membertiahu Xiao Jun bahwa Xiao Tianyou menempati ruangan mendiang Kaisar Xinghe, jadi ia langsung pergi kesana.

Dengan penjaga yang berada di seluruh tempat, tidak mungkin bagi Xiao Jun untuk menghampiri Xiao Tianyou tanpa tertangkap atau terlihat. Jadi, ia menarik penutup kelapalnya ketika sepuluh penjaga mengelilingi mereka.

"Beritahu Xiao Tianyou untuk menemuiku sekarang!" Xiao Jun mengatakannya dengan keras dan jelas.

Sepuluh penjaga menjadi kebingungan, mereka menatap satu sama lain, karena Komandan Xiao Jun tidak seharusnya berada disini. Ia sedang dilarang untuk meninggalkan Kerajaan Azura.

Tapi untuk melanggar perintah darinya bukanlah hal benar untuk dilakukan. Pada akhirnya, karena Xiao Jun tidak memberikan tanda-tanda untuk pergi atau memaksa masuk, salah satu dari mereka pergi untuk memberitahu Xiao Tianyou.

Tidak lama setelah itu, Xiao Tianyou datang dengan pedang yang menggantung di pinggangnya. Sepertinya ia sudah tahu niat dari kakaknya. Ekspresi wajah Xiao Tianyou sangat tenang, sama seperti Xiao Jun.

"Semuanya pergi!" Ucap Xiao Tianyou.

Saat semua tentara termasuk Liu Wei sudah pergi dan mereka berdua ditinggalkan sendirian, mereka menatap satu sama lain.

Tidak ada yang memulai untuk waktu yang cukup lama, seakan mereka sedang menilai satu sama lain dan tidak bisa menemukan kalimat yang pas untuk dikatakan.

"Apa yang membawamu kesini Jun?" Akhirnya Xiao Tianyou memecah kontes menatap di antara mereka berdua, namun ia masih tidak melepaskan rasa waspadanya dan hanya menjadi semakin dingin.

"Kau tahu kenapa aku disini Tianyou." Tidak terdapat sikap bercanda ataupun ceria di dalam nada suara Xiao Jun seperti biasanya, hanya keseriusan dan keadaan yang mendesak.

Chapitre suivant