webnovel

FESTIVAL SUNGAI

Ye Xiu dan Senja menetap malam itu di salah satu pondok penginapan yang berada di Kota L.

Ternyata malam itu diadakan sebuah festival malam, di jalanan, semua anak di usia yang sama dengan Senja berjalan-jalan dengan gaun dan sepatu yang bagus. Mereka berjalan bergandengan dengan orangtuanya masing-masing.

Ketika mereka telah selesai makan malam, Senja menatap jalanan yang penuh keramaian itu dengan wajah yang tanpa ekspresi, tapi kedua matanya terpaku pada perahu kertas warna-warni yang indah di tangan anak-anak itu dan juga lilin-lilin yang ada dibawahnya. Mereka menyelenggarakan perayaan festival sungar setiap tahun ketika bulan menghilang di awal Juli dan ketika matahari sudah terbenam, setiap anak perempuan yang berusai di bawah 17 tahun akan berkumpul untuk melepaskan perahu kertas warna-warni ke sungai.

"Kau mau perahu kertas itu?" Ye Xiu menatap ekspresi bosan Senja dengan penuh perhatian.

Senja menatap Ye Xiu kembali sebelum ia mengangguk dengan pelan.

"Ayo beli satu." Ye Xiu berdiri dan mengulurkan tangannya untuk mengambil telapak tangan kecil Senja dan menuntun gadis kecil itu keluar dari toko.

Ye Xiu sudah berusia cukup tua untuk memiliki seorang anak yang seumuran dengan Senja, namun fokusnya beberapa tahun terakhir ini hanyalah untuk mencari keberadaan Riana, jadi ia tidak pernah berpikir untuk memiliki sebuah keluarga. Ditambah lagi dengan Senja yang diperlakukan dengan tidak baik, mungkin ketika ia sedang bersama dengan Senja, itu hanya insting seorang ayah darinya untuk memperlakukannya lebih baik.

Senja menatap tangan besar milik Ye Xiu yang menyelimuti tangannya dan sebuah senyuman yang samar terbentuk di bibirnya.

Ia membawa Senja ke sebuah toko yang menjual perahu kertas berwarna-warni dengan berbagai desain dan ukuran. Ye Xiu melirik Senja, walaupun ekspresinya tidak menunjukkan apapun, tapi sorot matanya memancarkan kegembiraan dan secara tidak sadar sebuah senyuman terbentuk di bibir Ye Xiu.

"Kau boleh memilihnya." Ye Xiu melepaskan tangan Senja jadi ia bisa bergerak dengan bebas.

Senja menatap Ye Xiu dengan kedua mata yang melebar. "Aku boleh memilihnya?" Senja bertanya untuk memastikan.

Ye Xiu dengan mudah hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku boleh memilih apapun yang aku mau?" Senja bertanya satu kali lagi dengan rasa tak percaya.

Selama ini, semua barang yang ia miliki adalah sesuatu yang telah dipilihkan oleh Carye untuknya. Meskipun barangnya berkualitas sangat bagus, karena terlepas dari perlakuan buruk yang Senja terima darinya, sebagai anggota dari Klan Pedang Hitam, ia harus terlihat rapi di hadapan banyak orang, tapi itu adalah sesuatu yang Senja tidak mau atau sesuatu yang Senja tidak suka.

"Ya. Kau boleh memilih apapun yang kau mau." Hanya ketika Ye Xiu mengatakan itu, Senja berhenti bertanya dan mulai memutari tempat itu bersamaan dengan dua anak perempuan lain dan senyuman muncul di bibirnya.

Senja menatap anak yang mengenakan gaun biru itu yang memilih perahu kertas berwarna biru yang sama dengan warna gaunnya dan pergi dengan bahagia bersama ayah dan ibunya di kedua sisinya sedangkan anak yang lain masih memutuskan pilihannya.

Dan diantara perahu kertas berwarna-warni itu Senja melihat satu-satunya perahu kertas yang berwarna coklat. Kebanyakan perahu kertas disana diwarnai dengan warna-warna terang seperti merah, biru, kuning atau putih. Hanya perahu kertas itu yang berwarna coklat. Dengan senang, Senja mengambil perahu kertas itu dan hendak memutar tubuhnya ke arah Ye Xiu dan menunjukkannya namun anak perempuan lain itu berteriak kepada Senja.

"Aku mau yang itu!" Gadis yang memakai gaun berwarna kuning dan sepertinya terlihat lebih tua dibandingkan Senja menunjukkan jarinya ke perahu kertas yang ada di tangan Senja dengan cemberut. "Ayah, aku mau yang itu!" Gadis itu merengek kepada ayahnya.

Ayah dari anak itu mengerutkan kening dan hidungnya pun berkerut karena merasa tidak suka. Dengan langkah besar ia sudah berada di hadapan Senja dan sebelum gadis itu dapat menyadarinya, pria itu sudah merebut perahu kertas yang ada di genggamannya.

Untuk alasan bahwa tidak ada orang disekitar Senja, ia berasumsi bahwa Senja hanya seorang diri. Tapi, hal yang tidak ia sadari adalah Ye Xiu yang sedang menyandarkan tubuhnya di sebuah tiang melihat semuanya yang terjadi dan sebelum pria itu berbalik dengan perahu coklat itu, Ye Xiu menarik tangannya secara paksa.

"Arrghh! Apa yang kau lakukan?!" Pria itu berteriak kesakitan.

"Dia mengambilnya lebih dulu." Ye Xiu berkata dengan singkat dan genggamannya di pergelangan tangan kiri pria itu semakin mengerat.

"Baiklah, baiklah, ini perahu kertasmu!" Pria itu berteriak kesakitan sambil mengembalikan perahu kertas yang ia pegang kepada Senja.

Dengan cepat Senja mengambil kembali perahu kertas itu dan setelah itu Ye Xiu baru melepaskannya. Pria itu berjalan pergi dari Ye Xiu sambil mengomel dan menyeret anaknya pergi.

"Terima kasih." Senja berkata dengan malu-malu, hatinya dipenuhi rasa bahagia, sebelum ini tidak ada orang yang pernah membelanya dan itu adalah perasaan yang membuatnya senang karena dilindungi oleh seseorang.

"Lain kali, jika ada seseorang yang memaksamu untuk melakukan hal yang tidak kau suka atau merampas sesuatu darimu, kau harus mengatakannya bahwa kau tidak mau diperlakukan seperti itu. kau harus bisa membela dirimu sendiri." Ye Xiu menegur Senja seperti seorang ayah yang sedang menegur anaknya yang terlalu pemalu.

"Dia adalah pria dewasa dan aku hanya seorang anak kecil." Senja bergumam, apa yang ia ingin sampaikan adalah, seorang anak berusia 8 tahun tidak mungkin bisa membela diri terhadap seseorang jauh lebih tua darinya.

"Tidak tetaplah tidak. Tidak peduli berapa usia mereka, kau harus membuatnya jelas apa yang kau mau dan apa yang tidak kau mau." Ye Xiu berkata dengan tegas. Sekarang karena Ye Xiu mengetahui salah satu alasan kenapa keluarganya memperlakukan Senja dengan tidak baik, ia mau Senja untuk menjadi sedikit lebih kuat. Gadis itu membiarkan mereka menyalahkannya karena Senja sendiri tidak membela diri.

Namun, Ye Xiu dapat mengerti kenapa Senja memiliki sifat seperti itu. Jika bahkan ayahnya sendiri tidak peduli ketika ia menusuk Senja, bagaimana anggota keluarganya yang lain bisa memperlakukannya dengan lebih baik?

Ye Xiu melembutkan suaranya saat ia berbicara lagi ketika ia melihat Senja menundukkan kepalanya. "Ayo, kita harus membayar perahu kertasnya." Ia mengulurkan tangannya dan mengambil tangaan Senja yang kecil lagi.

Senja sedikit mengangkat kepalanya dan mengikuti Ye Xiu dengan patuh. Penjaga toko sedang duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari tempat barang dagangannya sambil berbicara dengan penjaga toko yang lain.

Ia adalah seorang pria tua yang senang berbicara, karena ketika Senja menggantungkan perahu kertas berwarna coklat itu, si penjaga toko melompat secara berlebihan, "Aih! Gadis cantik, bagaimana bisa kau memilih sesuatu dengan warna suram seperti itu? Warna coklat tidak bagus untuk festival. Aku mewarnainya dengan warna itu hanya untuk menghabiskan sisa catku saja." Penjaga toko itu bingung dan berjalan ke arah stan miliknya. "Kemari, lihat warna putih ini akan lebih baik, atau warna merah ini."

Ia memegang dua perahu kertas di kedua tangannya dan menunjukkan itu kepada Senja, "Disini, kebanyakan orang akan memilih warna putih. Itu akan terlihat bagus ketika kau melepaskannya ke sungai. Aku ingat bahwa aku telah menyembunyikan perahu itu, bagaimana kau bisa menemukannya?" penjaga toko itu menggumamkan kalimat terakhirnya dengan linglung.

Senja mundur ke sebelah Ye Xiu karena pria tua it uterus berbicara dengan cepat. Ia bahkan tidak bisa mengejar ucapannya. Penjaga toko itu mengira bahwa Senja hanya malu dan terus menawarkan warna lain sambil terus mendekat.

Namun, setelah beberapa waktu ia berbicara tanpa mendapatkan respon dari Senja, "Kau akan mengambil warna putih, ya?" Ia terus memastikan dan perlahan berhenti bicara.

Ye Xiu menatap Senja di sebelahnya yang terus memeluk perahu kertasnya dan ketika Senja menatapnya kembali, ia berkata. "Dia bertanya padamu."

Senja menatap pria tua itu dan kembali menatap Ye Xiu lagi yang ternyata sedang menganggukan kepalanya untuk memberikan gadis kecil itu keberanian. Senja mundur lagi dan menyembunyikan separuh tubuhnya di balik Ye Xiu sambil berkata. "Aku tidak mau warna putih." Senja berkata dengan lembut.

"Bagaimana dengan warna merah ini?" Pria tua itu menawarkan dengan senang ketika Senja memberinya jawaban.

Tapi, Senja menggelengkan kepalanya lagi. "Aku mau yang ini saja." Senja berkata dengan nada suara pelan secara tegas.

"Dia mau yang itu dan kami akan mengambilnya." Ye Xiu menambahkan sambil memberikan uang.

Dengan bingung, pria tua itu menggaruk kulit kepalanya yang gatal saat memberikan kembaliannya kepada Ye Xiu. "Tapi warna itu terlihat sangat suram. Tidak cocok denganmu. Kenapa kau menginginkan warna itu?"

"Karena cocok dengannya." Senja menatap jubah coklat milik Ye Xiu.

"Ah! Jadi seperti itu." Pria tua itu tertawa dengan sepenuh hati.

Hanya saat Senja menyebutkannya, Ye Xiu menyadari bahwa warna perahu kertas itu cocok dengan jubah yang ia kenakan.

"Gadis kecil, kau sangat menyayangi ayahmu, ya?" Pria itu menyatakan tanpa mengetahui bahwa Senja tidak mengatakan apapun. Bahkan Yu Xie pun tidak memberikan respon terhadap pernyataan itu dan hendak berjalan pergi dengan Senja namun pria itu menghentikan mereka lagi. "Nak, ini untukmu." Pria itu menunjukkan perahu kertas kecil berwarna putih dan menaruhnya ke tangan Senja. "Bersenang-senanglah di festival malam ini!" Pria itu berseru dengan senang.

"Terima kasih." Adalah satu-satunya hal yang Senja ucapkan sebelum ia akhirnya mengikuti Ye Xiu dari belakang.

Ketika mereka telah berjalan cukup jauh dari toko itu, Senja memberikan perahu kertas kecil putih yang diberikan oleh pria itu kepada Ye Xiu. "Ini untukmu."

Chapitre suivant