webnovel

Penyerangan

Matahari yang sebelumnya tidak menampakkan dirinya, akhirnya siluet megahnya mulai muncul untuk menyinari kota yang sangat sibuk dipesisir pantai saat ini. Sinarnya saat ini mulai menyinari berbagai tempat dikota ini, termasuk para penduduknya yang bersiap memulai aktivitas mereka.

Tidak jauh dari sana disebuah rumah sederhana, saat ini bisa terdengar suara kegembiraan dari seorang anak kecil saat ini. Suara kebahagian tersebut, seakan tidak pernah habis dikarenakan orang yang mendengarkannya, mencoba mengulang - ulang adegan tersebut.

Seakan tidak ada bosannya, seorang wanita yang saat ini terlihat kecantikannya, masih setia menatap sebuah benda yang memunculkan gambar putrinya saat ini. Dengan senyum diwajahnya yang indah, dia terus menyaksikan bidadari kecilnya pada benda tersebut.

"Myu..." begitulah gumamannya sambil mencoba menyentuh layar yang menampilkan putrinya, seakan menocoba untuk mengelus wajah putrinya yang imut tersebut

Namun ada sesuatu yang membuat sesuatu dari dalam dirinya merasa hangat, yaitu seseorang yang dipanggil Papa oleh putrinya. Tidak bisa dipungkiri, wanita tersebut sangat bahagia setelah menemukan orang yang menurutnya sosok yang tepat untuk menjadi pengganti suaminya saat ini.

Namun kegiatannya mulai terhenti setelah terdengar berbagai suara keributan dari arah luar rumahnya saat ini. Berbagai suara teriakan, sesuatu yang hancur dan sebagainya mulai terdengar memasuki rumahnya saat ini.

"Apa yang terjadi?" kata wanita tersebut.

Disisi lain, para penjaga kota ini, mati – matian mencoba menghalau beberapa prajurit yang mencoba menerobos masuk kota saat ini. Walaupun mereka kalah jumlah, tetapi semangat juang mereka tidak boleh diremehkan.

"Mengapa kalian berani menyerang salah satu wilayah yang dilindungi oleh Kerajaan Heilight? Apakah pihak Kekaisaran ingin mendeklarasikan peperangan saat ini?" kata seorang prajurit, yang merupakan komandan prajurit dikota ini.

"Untuk apa kami berperang kepada sebuah kerajaan yang akan hancur" jawab salah satu prajurit yang menyerang kota ini.

Peperangan ditempat tersebut tidak bisa terhindari, pihak Kekaisaran dengan ribuan pasukannya menocba menerobos masuk kekota ini dengan satu tujuan yang pasti, yaitu menguasainya. Kota ini dikenal dengan pemasok sumber ikan yang kaya, sehingga pihak kekaisaran menyerangnya.

Terutama dengan butuhnya sumber daya makanan, untuk para budak yang akan mereka kembangkan, mau tidak mau pihak kekaisaran mencoba mencari alternatif untuk menyelesaikannya.

Dan akhirnya, mereka memutuskan untuk menguasai kota ini, dan menjadikan ras didalamnya menjadi budak mereka dan dapat terus memasok makanan menuju Kekaisaran mereka.

"AHHHHHH"

Suara teriakan mulai menggema dimana – mana, setelah pasukan Kekaisaran berhasil memusnahkan hampir seluruh pasukan penjaga tempat ini. Saat ini, kota ini mulai tersisa penjaga dari ras dagon yang mencoba mempertahankan teritori mereka.

"Dasar manusia, kalian semua sama saja" kata salah satu prajurit ras dagon dan mulai membunuh beberapa prajurti disana.

Namun kota tersebut tidak sepenuhnya sudah dukasai, terlebih lagi beberapa orang saat ini mulai membantu kota tersebut, melawan pasukan kekaisaran saat ini.

"Apa kata Kapten?" kata salah satu orang tersebut.

"Maaf, tetapi kita tidak mendapatkan bala bantuan saat ini, dikarenakan peperangan juga terjadi di Verbergen, jadi Kapten dan pasukan inti sedang berperang disana" jawab salah satu rekannya.

"Sial, akibat informasi kita tersedat, akhirnya terjadi seperti ini." kata salah satu pria sambil menebas seorang pasukan hingga kepala dari prajurit tersebut terputus.

"Tenanglah, lebih baik kita membasmi musuh yang masih bisa kita lawan" kata seseorang sambil membenarkan jubah putih khasnya dan bersiap untuk menyerang saat ini.

"Baiklah, ayo serang!" dan akhirnya mereka mulai terjun kemedan perang dikota ini.

Ditempat lain, Cam yang menerima informasi yang terjadi dikota Erisen mulai pusing saat ini. Memang dia bisa saja menghubungi Jenderalnya, namun dia tidak mau menggganggu Jenderalnya tersebut saat ini.

"Kapten, kudengar semua istri Jenderal berada dikota Horaud dan kekuatan mereka sangat besar, bagaimana jika kita meminta bantuan kepada mereka?" kata salah satu bawahannya.

"Memang mereka akan menjadi bantuan yang sangat besar, tetapi kita tidak bisa langsung membawa mereka ke Erisen sekarang juga." Jawab Cam.

"Tetapi, bukankah salah satu istri Jenderal merupakan seorang naga?" jawab salah satu bawahannya.

"Benar juga, walaupun membutuhkan waktu beberapa jam menuju kesana dengan terbang, tetapi itu masih rencana yang bagus. Lalu hubungi mereka saat ini" kata Cam.

"Baiklah Kapten" jawab bawahannya.

Disisi lain, seorang manusia kelinci dikota Horaud yang mendapatkan perintah untuk memberikan sebuah permintaan kepada istri Jenderalnya, mulai mengendap – endap dan menuju kamar para wanita Jenderalnya.

Dengan sigap dia mendarat pada balkoni dari penginapan mereka, namun saat dia mencoba mengetuknya, dia tidak mendapatkan jawaban dari dalamnya saat ini.

Dia mencoba menghubungi rekannya yang lain, untuk bertanya apakah para wanita Jenderalnya meninggalkan penginapan ini, dan dia mendapatkan jawaban bahwa wanita dari Jenderalnya tidak pernah keluar dari penginapan ini.

"Sial, aku harus menghubungi Kapten saat ini" gumam manusia kelinci tersebut, yang sudah memastikan bahwa dia tidak menemukan satupun wanita dari Jenderalnya.

Disisi lain, seorang wanita yang sedari tadi asik memperhatikan kelakuan anaknya, mulai mencari tahu apa yang terjadi pada kota kediamannya. Namun saat dia membuka pintu rumahnya, beberapa prajurit mulai memandanginya saat ini.

Bisa terlihat mata mereka sudah dipenuhi dengan tatapan nafsu yang bersiap menyerangnya saat ini. Wanita tersebut yang merupakan Remia, mencoba menutup kembali pintu rumahnya, namun sayangnya salah satu prajurit menahan pintu tersebut untuk tertutup.

"Apa yang terjadi gadis cantik, biarkan aku menikmati tubuhmu untuk hari ini" kata salah satu prajurit yang terpesona dengan wajah menawan dari Remia.

"Pergi!" kata Remia sambil mencoba memukul prajurit tersebut.

Namun sialnya, tangannya mulai ditangkap oleh prajurit tersebut dan langsung menariknya. Remia mencoba memberontak, tetapi dia langsung mendapatkan tamparan pada wajahnya. Remia mulai tersungkur, dan prajurit tersebut mulai memasuki rumahnya.

Remia yang masih merasa sakit pada bekas tamparan dari prajurit tersebut, mencoba merangkak mundur, namun prajurit yang sudah dikuasai nafsu tersebut mulai mendekatinya. Perlahan prajurit tersebut mulai menangkap Remia dan sudah menduduki perutnya.

"Hahahaha... tenanglah, aku akan memuaskanmu" kata prajurit tersebut yang mulai melepaskan peralatan perangnya dan seluruh pakaiannya.

"Z-Zen tolong aku" gumamnya. Saat ini dibenak Remia, dia hanya berharap seorang yang menolongnya sebelumnya, akan menolongnya lagi kali ini.

Remia sendiri sudah gemetar ketakutan dengan air mata membasahi pipinya dan mulai menutup matanya. Akhirnya prajurit tersebut mulai meraih payudara dari Remia setelah sudah mengeluarkan asetnya, namun tiba – tiba saja sebuah cahaya muncul pada pundak dari wanita yang dia coba perkosa tersebut.

"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Chapitre suivant