webnovel

Kabar

Berita tentang 300 orang yang masih belum terbangun setelah insiden Sword Art Online yang akhirnya sadar membuat heboh seluruh dunia. Saat ini pemberitaan tentang kasus ini ada dimana – mana dikarenakan kabar tentang penyebab mereka belum bangun, juga tersebar luas.

Ayah Asuna selaku petinggi diperusahaan tempat game Alfheim Online tempat orang – orang terjebak mulai mengakui semua kesalahan bawahannya, karena mendengarnya dari anaknya yang juga terjebak didalam game itu yaitu Asuna.

Bahkan dalang dari perbuatan ini, Nobuyuki Sugou ditemukan dikediamannya dengan keadaan sangat memprihatinkan. Pria itu ditemukan dengan urat – urat yang keluar diseluruh tubuhnya dengan trauma yang sangat berat dialaminya saat ditemukannya dikediamannya.

Namun, selain berita berhasilnya semua orang tersebut bangun, beberapa korban ada yang mengalami gejala gangguan otak yang sangat parah. Terutama wanita yang pernah Zen selamatkan didalam game Sword Art Online yaitu Yuna.

Yuna saat ini terbangun dengan fungsi otak yang sangat rusak, dikarenakan uji coba yang dilakukan kepada mereka saat mereka terjebak digame sebelumnya. Saat ini Yuna tidak mengingat apapun dan bagian bawah tubuhnya lumpuh total. Bahkan ayahnya yang seorang profesor handal mencoba mencari cara untuk membuat anaknya ini sembuh.

Zen sudah menjenguknya, namun sialnya Yuna tidak mengingat apapun. Namun seseorang malah senang dengan kondisi Yuna saat ini, dikarenakan Yuna melupakan orang yang sangat dicintainya sebenarnya dan dia dapat merebut kembali hati teman masa kecilnya tersebut.

Zen sendiri juga dihubungi oleh lembaga khusus yang menangani masalah ini, dikarenakan Zen sekali lagi orang yang menyelesaikannya. Zen memberitahukan semua bagaimana dia mengetahui itu dan mulai menceritakannya dengan beberapa informasi yang tetap disembunyikannya.

.

.

Zen saat ini sedang berada di Alaska. Zen sekarang sedang mempelajari skill barunya, yaitu skill Air, setelah dia berhasil mendapatkan affinity airnya setelah menyelesaikan main quest untuk menyelamatkan Asuna.

Bukan hanya itu saja, Zen saat ini mencoba terus meningkatkan skill creationnya ke level 10 agar dapat membuat Yui bisa hidup didunia nyata menemaninya saat ini.

"Irene, jika aku berpindah dunia, apakah aku dapat membawa orang yang kucintai mengikutiku?" tanya Zen setelah beristirahat setelah latihan mengendalikan semua skill yang sedang dipelajarinya.

Sebenarnya Zen ingin menanyakan pertanyaan ini sedari dulu, namun dia sering melupakannya saat ingin bertanya kepada Irene.

[Bisa, tetapi mereka tidak memakai jalur yang sama seperti Kakak untuk berpindah dunia] kata Irene.

"Mahsutnya Irene?" tanya Zen.

[Jika Kakak mengajak mereka untuk berpindah seperti yang Kakak lakukan, tubuh mereka tidak akan kuat untuk menahan perpindahan antar dunia, bahkan dengan orang dengan status tinggi yang Kakak ajak. Tetapi Kakak mempunyai satu cara membawa mereka, yaitu jika Kakak mengijinkan mereka memasuki domain Kakak] kata Irene.

"Benarkah, jadi jika aku mengizinkan mereka untuk memasuki domainku, mereka bisa mengikutiku ke dunia yang berbeda?" tanya Zen memperjelas.

[Ya, tetapi pastikan untuk hanya yang Kakak percayai yang boleh Kakak izinkan memasuki domainmu ini] balas Irene.

"Baiklah."jawab Zen.

Akhirnya Zen beranjak dari tempat dia beristirahat untuk melanjutkan membuat berbagai macam barang menggunakan skill creationnya untuk meningkatkan levelnya yang saat ini sudah berlevel 5.

.

.

Saat ini Zen sudah berada diruangan VIP dimana Asuna dirawat. Saat ini Zen sedang membantu Asuna yang akan menuju tempat untuk membantu memulihkan keadaan tubuhnya seperti semula.

Zen saat ini sedang duduk sambil mengawasi Asuna, yang saat ini mencoba menjalani berbagai macam terapi untuk menormalkan semua syaraf ditubuhnya yang sudah lama tidak digerakan. Dari jauh Zen bisa melihat Asuna melihatnya sambil tersenyum kearahnya.

Beberapa waktu berlalu, saat ini Asuna sudah kembali kekamarnya semula, dan sedang beristirahat setelah melakukan berbagai macan kegiatan sebelumnya. Zen masih dengan sigap menemani Asuna saat ini.

"Zen, aku mempunyai sesuatu untuk ditanyakan kepadamu" kata Asuna yang sekarang sedang bersandar di tempat tidurnya.

"Ada apa?" tanya Zen.

"Apakah kamu pernah mendengar tentang beberapa orang yang selamat dari game kematian itu dan mempunyai tato dibagian tubuhnya?" kata Asuna.

"Apa mahsutmu Asuna? Aku tidak mengerti tentang apa yang kau bicarakan saat ini." balas Zen.

"Begini, aku mempunyai sebuah tato dipundakku" kata Asuna.

"D-Dan lalu?" kata Zen yang masih bingung dengan arah pembicaraan dari Asuna.

Lalu Asuna mulai melepaskan kancing pakaiannya pada bagian atas dan mulai berbalik kearah Zen dan menunjukan pundak bagian belakangnya dengan sebuah tato yang sudah terukir dikulit halusnya tersebut.

Sebuah tato berbentuk lambang lingkaran tanpa terhubung dibagian bawahnya. Zen yang melihat ini memperhatikan tato itu dengan perlahan. Walaupun itu terlihat seperti tato, tetapi itu seperti sebuah lambang yang terukir dibalik pundak Asuna tersebut.

[Akhirnya seseorang mendapatkannya] gumam Irene didalam pikiran Zen.

Mendengar gumaman Irene ini, Zen hendak menanyakannya tentang hal tersebut tetapi Irene berkata akan menjelaskannya saat Zen kembali ke apartemennya.

Setelah melihat itu Zen lalu meraih pakaian Asuna yang sudah terbuka sedikit itu dan menutup kembali pundaknya tersebut.

"Aku akan mencari tahu tentang itu oke?" kata Zen yang sudah mengembalikan keadaan pakaian Asuna tersebut.

"Baiklah" kata Asuna dan mengancingkan kembali pakaiannya.

"Lalu, dimanakah Lis dan Silica saat ini Zen? Mereka sekarang jarang menjengukku" kata Asuna kenudian.

"Untuk itu, bukannya kamu bisa menanyakannya kepada mereka?" kata Zen.

Sebenarnya Zen mengetahui alasan mengapa Lisbeth dan Silica jarang menjenguk Asuna, karena mereka sepakat untuk memberikan Asuna menjalani hari – harinya bersama Zen hingga dia pulih kembali.

"Iya sih, tapi..." kata Asuna yang tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Yasudahlah, lagipula bagaimana dengan perasaanmu kepada mereka berdua Zen?" tanya Asuna.

"Bukankah kubilang, aku kuga mencintai mereka" kata Zen.

"Iya, tapi kamu masih belum menjadikan mereka menjadi milikmu bukan?" kata Asuna kemudian.

Sebenarnya Zen amat bingung dengan perilaku Asuna ini, saat Zen memberitahukan bahwa dia mempunyai pacar selain dirinya yaitu Suguha, Asuna amatlah senang bahkan setelah mengetahui bahwa kedua temannya Lisbeth dan Silica juga disukai oleh Zen namun belum mengajak mereka menjadi pacarnya.

Bukan hanya itu, Suguha saat ini juga dibilang sangat berbeda dengan sebelumnya. Suguha bahkan mendukung bahwa Zen memacari kedua orang tersebut, tidak seperti sebelumnya saat dia sangat cemburu melihat perilakunya itu.

Chapitre suivant