webnovel

157. Bolehkah Aku Marah?

"Tuan besar!" sapa staff.

"Wanita yang ada di ruangan ini, apa sudah pergi?" tanya Delice terburu-buru.

"Sudah, Tuan. Sekitar 15 menit yang lalu," jawab staaf.

"Ahhhhh, sialan!" Delice mengacak-acak rambutnya sendiri.

Delice memutar tubuhnya dan mengambil langkah cepat. Dia langsung mengambil alih kemudi.

Delice menyetir sembari menoleh ke kanan atau ke kiri, mencari sosok wanita yang sudah dia kecewakan.

Naura sudah tidak lagi memakai cincin. Cincin sedang diperbaiki setelah mengalami kerusakan beberapa kali.

"Ke mana aku harus mencarinya? Sudah satu jam mengitari jalan, tapi Naura tidak juga aku temukan," gumam Delice.

***

"Aku tidak menyangka, pangeran sepertimu makan di pinggir jalan seperti ini," ucap Naura kagum.

"Asal tempatnya bersih, makanannya enak, kenapa tidak?" jawab Serchan.

"Benar! Makanannya sangat enak."

"Apa kau sering menghubungi Dev dan Diego?" tanya Serchan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant