webnovel

Bab 64: Vol 1 End

Setelah menebas serangan Kokabiel, Alex kemudian menatapnya denggan tajam dan berkata kepada Kokabiel, "Apakah hanya ini saja kekuatanmu? Jika hanya itu saja, kau sungguh sampah."

Mereka yang melihat dari bawah terkejut ketika mendengar provokasi Alex kepada Kokabiel, tapi mereka tidak bisa bereaksi lebih lanjut, karena mereka harus membantu Kiba yang sedang bertarung melawan Valper terlebih dahulu

Kokabiel marah ketika mendengar provokasinya. Dia memiliki harga diri yang tinggi sebagai salah satu Gurbernur Jendral Malaikat Jatuh, dan dia dihina sebagai sampah oleh manusia ini?

Kokabiel tidak bisa membantu, tapi tertawa dan meremehkan Alex, "Hahahaha! Kau semakin menarik! Manusia biasa yang hanya bisa menggunakan sihir sepertimu menghina aku 'Kokabiel' ini?" Kokabiel kemudian menjentikkan jarinya, membuat banyak tombak cahaya besar muncul dari langit. "Matilah!"

Setelah mengatakan itu, puluhan tombak cahaya itu mengikuti perintahnya dan dengan cepat melesat menuju Alex dengan kekuatan besar didalamnya untuk membunuhnya.

Alex hanya mendengus ketika melihat serangan ini. Dia kemudian menyiapkan pedangnya lagi dan melesat menuju pasukan tombak cahaya itu.

*Sring! Sring! Sring!*

Sebelum Rias dan mereka semua melihat apa yang terjadi, tiba-tiba semua serangan tombak cahaya Kokabiel berubah menjadi abu.

Dan saat ini Alex sudah melesat dengan cepat hingga bberada didepan Kokabiel sambil mengarahkan pedang katama hitamnya ke depan wajah Kokabiel.

!!!

Kokabiel terkejut setengah mati ketika melihat pedang dengan aura kuat mengarah padanya. Dia kemudian langsung melompat kebelakang dari takhtanya sambil mengepakkan sayapnya.

Alex tentu saja tidak akan membiarkannya lari. Dia menyalurkan energi listrik ke ujung pedangnya sebelum listrik itu melesat ke semua sayap Kokabiel.

*BZZT!! BAM!*

Energi listrik menyentuh sayap Malaikat Jatuh-nya, menyebar ke punggung Kokabiel sebelum meledak hingga membuat bagian belakang tubuh Kokabiel terluka parah.

"ARRRGHHH!!"

Kokabiel berteriak dengan keras menyuarakan rasa sakit yang di alaminya. Sayapnya sudah hancur dan dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk terbang lagi sehingga membuatnya terjatuh kebawah dengan menyedihkan.

Tapi, tiba-tiba sebuah siluet putih muncul diatas langit Akademi Kuoh. Siluet putih itu jatuh dengan perlahan, menabrak penghalang yang dibuat oleh Sona dan Peerage-nya hingga membuatnya hancur berkeping-keping seperti kaca pecah.

*PYAR!*

Semua orang terkejut ketika melihat siluet putih datang dengan tiba-tiba. Tidak terkecuali Kokabiel, wajahnya sangat terdistrosi ketika melihat siluet ini, karena dia tahu siapa yang ada dibalik siluet itu.

"Vanishing Dragon kah!? (Kaisar Naga Putih/Saingan dari Kaisar Naga Merah)"

Siluet itu perlahan berubah dan menunjukan penampilan yang sebenarnya. Siluet itu mengungkapkan seorang laki-laki menggunakan armor berwarna putih, sayapnya juga berwarna putih tapi ada warna biru muda di pinggiran bawahnya.

Alex hanya mengangkat alisnya sedikit ketika melihat ini. Dia tidak terlalu terkejut dengan ini, karena dia tahu bahwa orang itu adalah Vali – Pemimpin kelompok 'Tim Vali' dan Alex sudah bergabung dengan kelompoknya beberapa bulan yang lalu.

Alex menatapnya sebentar dan hanya menganggukan kepalanya kepada Vali.

Vali sedikit terkejut ketika melihat Alex ada disini, tapi dia tidak terlalu banyak mengungkapkan ekspresinya. Dia juga tidak menjawab anggukan Alex karena dia harus berpura-pura tidak mengenal Alex ketika dia tidak menggunakan identitas 'White'-nya.

"Va - Vanishing Dragon!?" Issei terkejut ketika mendengar Kokabiel. "J - Jadi dia..."

Kokabiel menatap Vali dengan penuh kebencian dan menggeram, "Sial! Jadi - Jadi, apakah kau datang untuk diriku? Sial! Kau menghalangi jalank-- !"

Bahkan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Vali sudah melesat menuju Kokabiel dan mencengkram lehernya, membawanya keatas dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh para Iblis.

Tentu saja itu pengecualian untuk Alex yang memiliki mata tajam setelah garis keturunan manusia-nya meningkat menjadi Raja Manusia . Gerakan Vali dimatanya hanyalah seperti siput yang berlari maraton. (LOL)

"Sa - Sangat cepat... Aku tidak bisa melihat gerakannya." Kiba yang sudah mencapai kondisi 'Balance Breaker'-nya setelah melawan Valper, memuji kecepatan Vali yang lebih cepat darinya.

"... Apakah kita akan melawan dia dimasa depan, Patner?" Issei bertanya kepada Ddraig yang berada di lengan kirinya. Dia kemudian melanjutkan, "Tapi ... apakah kita bisa melawannya? Dia terlihat kuat..."

"... Apakah kau takut, Patner?" Kata Ddraig. Dia kemudian melanjutkan, "Bahkan jika kau tidak bisa mengalahkannya sekarang, itu bukan berarti kau tidak bisa mengalahkannya dimasa depa. Jadi, jangan takut, Patner!"

Disaat mereka semua linglung karena kedatangan Vali, Kokabiel disisi lain dicekik lehernya oleh tangan Vali dan meraung kesakitan.

"AARRRG ... !!"

Vali tidak memperdulikan raungannya, dan mulai melesat menuju Freed Zelzan yang telah terbaring ditanah setelah dikalahkan oleh Xenovia dan Kiba. Vali mencengkram jubahnya dan berbalik kepada semua orang sebelum berkata, "Aku akan meminjam ini dulu sebagai bukti."

Tanpa menunggu jawaban dari semua orang, Vali sudah menyeretnya seperti orang yang ingin membuang sampah.

"...."

***

Koneko yang sedang memakan camilan coklatnya menuju ke Alex dan melihat Vali yang menggunakan Balance Breaker-nya. Dia terkejut ketika melihat Vali disini dan ingin menyapanya, tapi mulutnya dicubit menggunakan dua jari oleh seseorang. Dia mendongak dan melihat Alex yang menutup mulutnya.

"....."

Alex melihat wajah Koneko yang seolah-olah mengatakan 'Kenapa Anda mencubit mulut saya? Jelaskan!'

Alex juga tidak bisa memberitahunya sekarang dengan keras karena takut didengar oleh semua orang, jadi dia hanya bisa menggunakan ekspresi wajahnya untuk berbicara dengannya. Dan ekspresi wajah Alex mengatakan seperti ini, 'Jangan bertanya sekarang. Nanti aku akan menjelaskan alasannya.'

Tapi Koneko mengerutkan kening dengan ekspresi wajah Alex. Dia jelas-jelas salah mengartikan bahasa Alex menjadi, 'Kamu terlalu banyak makan! Jadi aku menutup mulutmu. Jika kamu terus memakan camilan, aku akan menyitanya!'

Koneko menjadi waspada dan mencengkram camilannya dengan erat seperti kucing yang tidak ingin membagi ikan-nya.

"....."

'Kenapa kau malah salah paham?' Alex tidak bisa membantu, tapi menjadi tidak berdaya dengan tindakan Koneko ini.

***

Insiden penyerangan Kokabiel berlalu dengan cepat dengan diakhiri dengan sedikit drama.

Vali disuruh oleh Azazel untuk mengambil Kokabiel yang mengkhianati Fraksi Malaikat Jatuh, serta mengambil bawahannya juga untuk bukti. Dan Alex tidak memilki masalah dengan itu, karena dia ingin menyelesaikan insiden itu dengan cepat.

Setelah mengambil keduannya, Vali ingin kembali tanpa menyapa mereka semua, tapi dia dihentikan oleh Ddraig yang ingin menyapa Albion serta untuk menantangnya.

Namun Vali menolaknya dengan mentah-mentah. Dia hanya mengatakan bahwa Issei masih terlalu lemah walaupun sudah mencapai mode 'Balance Breaker Ilegal', dan itu tidak memberi Vali terlalu banyak kesenangan.

Xenovia disisi lain tidak tahu harus berbuat apa ketika menerima informasi bahwa Tuhan telah mati. Jadi, Rias menggunakan kesempatan ini untuk menyarankan dia agar bergabung ke Peerage-nya. Dan yang mengejutkan, Xenovia menerimanya tanpa ragu.

Namun, Irina tidak setuju dengan Xenovia yang bergabung dengan Iblis karena dia dari dulu menganggap Xenovia sebagai teman Gereja-nya. Irina yang tanpa mengetahui situasi lebih lanjut, mulai menganggap Xenovia sebagai pengkhianat Gereja.

Alex juga tidak bisa berbuat terlalu banyak. Dia sudah menjelaskan kepada Irina, tapi Irina tetap tidak mendengarkan Alex. Dia hanya bisa menghela nafas untuk itu dan tidak menyalahkannya, karena dia tahu pikiran Irina mungkin masih berantakan ketika menerima informasi bahwa Tuhan telah mati.

***

"Hah..." Alex menghela nafas lagi ketika mengingat kejadian tadi. Dia sekarang berada di kasur rumahnya sedang berbaring sendirian. Rias belum pulang karena dia sedang mengurus kedatangan Xenovia dalam Peerage-nya, dan untuk Koneko, dia masih cemberut karena Alex ingin mengambil camilannya walaupun itu jelas-jelas kesalahpahaman.

Tanpa sadar Alex terlalu lelah dan perlahan menutup matanya hingga tertidur.

.

.

.

.

.

– Vol 1 End –

Chapitre suivant