webnovel

BAB 10 - REVA DAN RESA

• Keesokan harinya

Hari ini adalah hari pertama Rey menjalankan aktivitas barunya sebagai tentara sekaligus admiral baru yang masih rahasia. Bangun dari tempat tidur, Rey segera bergegas pergi ke kamar mandi seperti biasa ketika di rumahnya dulu untuk membersihkan diri sebelum beraktivitas. Keluar dari kamar tidurnya, dia melihat Jasmine yang nampak duduk di sofa seperti sedang menunggu Rey keluar dari kamar tidurnya. "Kamu bangun lebih awal, Jasmine?" Tanya Rey. "Sebagai pelayan anda, sudah seharusnya saya bangun lebih awal dan bersiap-siap melayani anda tuan," jawab Jasmine. "Apakah anda mau saya bikinin kopi sekarang tuan?" Tanya Jasmine. "Gak usah, sekarang aku mau mandi dulu, nanti saja bikin kopinya setelah aku selesai mandi." Jawab Rey. "Baiklah kalau begitu." Sambung Jasmine.

*****

• Sementara itu di planet Johnes

Profesor Johnson yang sedang duduk di kursi ruangan pribadinya kedatangan Badog yang ingin melaporkan suatu berita. Duduk bersandar sambil menikmati secangkir teh dia mendengarkan laporan yang disampaikan oleh Badog, bawahannya tersebut.

"Bagaimana sekarang? Informasi apa yang kamu dapat kali ini?" Tanya Profesor Johnson

"Lapor kaisar, informasi kali ini mengenai hasil iklan perekrutan kemarin, Azte berhasil mendapat 1500 tentara baru, 1000 wanita dan 500 sisanya laki-laki."

"Laki-laki cuman dapet 500? Sedikit sekali."

"Iya tuan."

"Lalu bagaimana mengenai admiral? Apa mereka sudah dapat yang baru?"

"Mangenai admiral beritanya masih simpang siur, bawahan saya melaporkan ada satu pemuda tentara baru yang dilindungi oleh dewi perang meraka, Raisha. Tetapi pemuda tersebut menurut bawahan saya cuman peliharaan si Raisha saja karena menggunakan seragam latihan tentara biasa."

"Ohhh jadi seperti itu, Uniko juga belum melaporkan berita terbaru mengenai pergerakan mereka sampai saat ini, terakhir kali anakku Johans mengirim pesan, dia sedang rapat di kantor aliansi pusat ABIS. Untuk itu kamu harus terus memantau pergerakan Azte."

"Baik kaisar."

******

• Kembali kepada Rey

Setelah mandi dan mengenakan pakaian latihannya Rey sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat latihan. Menu sarapan yang dibuat oleh Jasmine berupa secangkir kopi pesanan Rey dengan beberapa potong roti tawar juga ada sebotol selai rasa coklat. "Kenapa kamu cuman berdiri saja, ayo duduk kita sarapan bareng." Ajak Rey yang melihat Jasmine hanya berdiri di sebelah kanannya seperti sedang menunggu perintah. "Ahh tidak tuan terimakasih," jawab Jasmine yang menolak ajakan Rey dengan sedikit malu-malu. "Kamu gak usah malu-malu begitu, jangan terlalu kamu anggap serius antara tuan dan pelayannya, anggap saja kita seperti teman yang menyewa rumah bersama, lagipula aku tidak terlalu banyak makan cukup sepotong roti, secangkir kopi dan sebatang rokok saja. Ini masih banyak, sayang kalau tidak dihabiskan." Ajak Rey lagi kepada Jasmine. "Ba.. baiklah kalau begitu," jawab Jasmine yang akhirnya setuju dengan ajakan Rey.

Setelah selesai sarapan Rey segera bergegas pergi ke tempat latihan. Karena ini hari pertamanya, dia berencana untuk datang lebih awal. Diperjalanan dia bertemu dengan Raisha. "Yoo pria tampan.. apakah tidurmu nyenyak tadi malam? Apakah kamu kedinginan? Ahh mana mungkin kalau kedinginan soalnya ada maid di tempatmu. Kamu kelihatan sedikit lesu dan tidak bersemangat. Ohh apa kamu kebanyakan main tadi malam? Ngomong-ngomong dia sebelumnya masih perawan lohh... bagaimana rasanya main sama perawan?" Tanya Raisha. "Kamu bertanya seperti itu seperti kamu bukan perawan saja. Aku gak ngapa-ngapain kok tadi malam cuman diskusi doang." Jawab Rey. "Hey hey hey.. aku juga masih perawan loohhh... kamu bisa coba kalau kamu mau gimana?" Kata Raisha sambil menggoda Rey dan mencolek dagunya. "Ahhh sudah cukup, jangan menggodaku," jawab Rey.

Hari pertama latihan, awalnya Rey mengira latihannya gampang seperti yang dibilang Raisha. Akan tetapi, nyatanya baru latihan pertama saja dia sudah disuruh push up selama tiga jam, dari jam 9 pagi, sampai jam 12 siang, pas menuju waktu istirahat. Rey menggerutu. "Sialan.. ! Apanya yang gampang, hari pertama saja sudah begini, tiga jam berturut- turut hanya push up saja. Tanganku terasa mau lepas dari tubuhku. Apalagi di sini kebanyakan anggota perempuan. Sialan..! Banyak gunung bergelantungan bikin aku susah fokus aja."

Seorang wanita yang saling berhadapan dengan Rey tiba-tiba berbicara, memberi sebuah saran kepada Rey, "Bernafas dengan diafragma mu, dan ikuti iramanya."

Rey mencoba mengikuti saran yang dikatan wanita tersebut. "Ehh..?? Huffh.. huffh.. huffh." Suara nafas Rey.

"Itu cuman metode dasar cara bernafas." Kata wanita tersebut memberitahu Rey.

"Ehh benar juga, walaupun cape, tapi aku merasa lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih atas saranya." Lanjut Rey.

"Namaku Reva dan yang di sebelah kiriku adikku Resa. Kami kakak dan adik. Tetapi banyak yang bilang kami saudara kembar. Wajar sih soalnya selisih usia kami cuman satu tahun."

"Na.. namaku.. Rey."

Tiba-tiba Raisha datang ketempat latihan dan menuju ke arah Rey, kemudian berkata, "kamu ini ya baru hari pertama latihan bareng para cewek udah berani godain mereka. Tampang sekarat mu itu menjelaskan kamu hanya berpura pura kuat di depan para cewek, atau kamu sengaja bertahan cuman pengen nikmatin pemandangan gunung yang bergelantungan. Cowok yang lain sudah pada tumbang, mereka cukup jujur."

"Hehehe apa aku orannya terlihat seperti itu di mata dewi." Kata Rey menyangkal Raisha.

"Kamu lanjut aja sendirian latihannya, kamu boleh istirahat jika kamu sudah pingsan. Kami para ladies and gentle man yang lain akan makan dulu. Tenang saja, pengobatan darurat kami cukup baik kok."

"Ehh kejam sekali dirimu."

Lalu, semua orang selain Rey pergi ke tempat makan. Sementara Reva yang tadi memberi saran kepada Rey masih belum pergi. "Sepertinya kakak besar menyukaimu, para senior bilang dia itu jarang bahkan tidak terlalu suka berinteraksi dengan laki-laki, termasuk para petugas di sini." Kata Reva.

"Iya dia suka menyiksaku seperti ini," jawab Rey untuk menanggapi perkataan Reva.

"Ehhh?? Kamu ini gak peka atau pura pura bodoh."

"Masa bodo lah, kamu cepetan pergi makan, jika kelihatan Raisha kamu masih diam di sini, dia akan menyangka aku godain kamu lagi."

"Ehh.. iya iya, kalau begitu duluan ya."

Semua orang pun pergi meninggalkan Rey di tempat latihan menuju tempat makan. Sementara Rey yang diperintahkan untuk melanjutkan push upnya berjuang selama mungkin untuk tetap bertahan. Tetapi manusia biasa tetap manusia biasa, baru beberapa belas menit dia melanjutkan push upnya lagi dia sudah tumbang karena kelelahan. Karena tidak ada orang lain lagi di sana dia memutuskan untuk berbaring sebentar sambil istirahat. Sesekali dia menghadapkan punggung lengannya kehadapan wajahnya sambil melihat cincin peninggalan orang tuanya. "Kapan kuncinya akan terbuka? Harusnya usiaku sekarang sudah lebih dari cukup dengan batas waktu yang ditentukan" Kata Rey di dalam hatinya.

*****

• Sementara itu di tempat makan

Marshela yang kelihatan sedikit khawatir kepada Rey terus menanyakan kondisi Rey yang masih latihan kepada Raisha. Tetapi Raisha tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Marshela.

"Kakak besar apa tidak apa-apa Admiral Rey tidak istirahat terlebih dahulu, bagaimana jika dia pingsan?" tanya Marshela kepada Raisha.

"Biarin aja dia sampai pingsan, kalau dia pingsan, siram aja muka dia pake air dingin." jawab Raisha.

*****

Chapitre suivant