Ibu mengetuk mangkuk dengan sumpit, "Jangan nonton TV saja, makanannya pasti jadi dingin."
Bunga dan Jelita saling memandang, dengan cepat mengambil mangkuk, dan dengan sungguh-sungguh mengambil nasinya, tetapi mereka masih melihat layar TV dari waktu ke waktu.
Saat ini, telepon berdering tiba-tiba.
"Aku akan mengangkatnya!"
Bunga adalah orang pertama yang meletakkan piring, berdiri dan berlari ke ruang tamu.
"Renata? Mengapa kamu berpikir untuk memanggilku saat ini?" Bunga setengah berlutut di sofa dengan ponsel di telinganya, dengan ekspresi bingung di matanya.
"Bunga? Bukankah kau berkencan dengan Tuan Muda Niko?" Renata di ujung telepon terkejut saat mendengar suara Bunga, "Ini hanya beberapa jam, apakah kencanmu berakhir terlalu cepat?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com