Berli sesegukkan, air matanya yang menghalangi pandangan segera dihapusnya, alangkah bahagianya dia melihat Alan sedang mendongakkan kepalanya dan menatap bingung dirinya.
"Alan... Tolong aku.. Hikksss... "
Alan menghela nafas dan menggeleng "kamu tidak bisa turun? " Berli mengangguk cepat.
"bantu aku" rengek-nya sambil menangis.
Berli yang berada diatas pohon dan menangis itu terlihat lucu dan menggemaskan, sehingga membuat Alan terkekeh "tunggu sebentar"
"Cepat Alan, aku takut" suara Berli masih merengek, air matanya masih terus mengalir.
Alan melirik ke kanan dan ke kiri, mencari sesuatu yang kemungkinan bisa membantu Berli turun.
Tapi tidak ada apapun, para maid atau pekerja di rumah ini sedang tidak ada disekitarnya, memanggil mereka kemungkinan bisa membuat Berli tambah menangis karena gadis itu kadang tidak sabaran dan mungkin merasa akan ditinggalkan.
Akhirnya Alan berinisiatif untuk naik keatas pohon, lagi pula pohon itu mudah untuk dinaiki.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com