webnovel

Keajaiban Seperti Milik Merlin

Saat ini, Yuuki berjalan sembari kedua tangannya berada di saku celananya, dan ngomong-ngomong, dia masih melihat beberapa FFF yang berlarian~

Jangan khawatir, itu patroli!

Mereka akan berpatroli ke sekeliling isi sekolah untuk melihat apakah ada pasangan yang bersembunyi....

Alasan ini pula kenapa Kepala Sekolah Chiyo membiarkan organisasi ini.

Lagipula, mereka sama seperti Dewan Moral sekolah bukan?

1 + 1 = 2 !!!

Jadi moral siswa "terjaga" dengan "aman" dan Kepala Sekolah Chiyo mendapatkan pasukan pengaman tambahan ~~

Dan sekarang, Yuuki yang "bersih" tidak menjadi incaran sehingga dia bisa berjalan ke kelasnya.

Memasuki kelasnya, tatapan dari seluruh kelas jatuh padanya, dimana mata para gadis disana terlihat benar-benar....

"Umu!– Sepertinya kalian masih benar-benar meributkan masalah ini. Ahh, sensei~ lanjutkan, lanjutkan~"

Dengan melangkah berjinjit, Yuuki berkata: "Aku adalah udara~"

Bergerak seperti tubuhnya mengalir seperti air mengalir, Yuuki akhirnya duduk di kursinya di bawah tatapan polos guru Matematika disana!

"Ehem! Untuk saat ini kalian harus memfokuskan ke depan dan perhatikan rumus ini!"

"Haii—"

Dengan ini, pembelajaran berlangsung...

Namun Mordred yang merupakan teman sebangkunya berbisik, "Pst, psstt...Yuuki, Yuuuuukiiii–"

"Hah? Ada masalah?"

"Tidak, hanya saja...lupakan, emosi wanita-wanita itu akan mereda nanti. Tapi Yuuki, kau tidak benar-benar mengaku pada Jeanne dan Janne kan?"

Dengan suara yang lebih rendah dan sedikit takut, Mordred mengatakan: "Jangan lupa, Bibi sepertinya menargetkanmu–"

"...."

Yuuki terdiam, dan saat ini, awan pembayangan imajinasi Yuuki bergerak di atas kepalanya!

Disana dia tiba-tiba dipegang oleh sebuah tangan besar yang putih dan cantik...

Namun tiba-tiba sebuah api muncul membakarnya, dimana tiba-tiba sosok raksasa dengan wajah cantik dan rambut perak muncul di hadapan Yuuki sambil mengatakan...

[Kau adalah milikku!]

"Tidaaaaaaaaaaaaaaak——"

Yuuki langsung bertriak, berdiri sambil mendobrak mejanya sehingga mengejutkan seisi kelas!

"Hayama, kau baik-baik saja?"

"...Huah?! Aku, sial...imajinasi berlebih terkadang mengerikan. Maaf, Sensei...aku harus keluar untuk menenangkan diri dulu."

Tanpa mendengarkan kalimat persetujuan Sensei laki-laki itu, Yuuki berjalan keluar sambil memegang kepalanya.

Melihat ekspresi Yuuki, Leah tiba-tiba berbisik pada Mordred: "Kau membicarakan Kaa-sama padanya bukan? Itu trauma di benaknya, dasar iblis."

"Sial! Aku hanya penasaran. Lagipula orang itu pernah berpacaran dan hampir bertunangan...kau tidak ingat Bibi Morgan pada saat mendengar berita itu?"

"Dia hampir menggunakan otoritasnya di Britania untuk mengajukan perang pada Jepang!"

Leah: "Ugh..."

Sayangnya Yuuki tidak tahu ini dan sudah pergi keluar, lagi...

Tiba-tiba, saat ini ponsel di bajunya tiba-tiba bergetar, dan saat dia membaca nama pemanggil...

Tubuhnya langsung berdiri tegak dan dengan sedikit merapikan baju dan rambutnya, dia mengangkat panggilan!

"Halo Ana~"

.....

Sementara itu, beberapa saat yang lalu di villa mewah....

"Entah kenapa, ini selalu terasa....agak membosankan."

Di halaman vila, Ana sedang duduk di kursi payung sambil memegang buku sejarah dunia di tangannya.

Lagipula, semakin cepat dia membaca teks di depannya, itu sama saja dengan dia menyerap pengetahuan "baru" dunia.

Ahh, pengingat ramah~

Rata-rata, Ana hanya butuh sepuluh menit untuk mengingat sebuah buku sepenuhnya.

Karena itulah, perpustakaan yang biasanya menjadi tempat sakral Yuuki, bisa dengan mudah dia berikan kuncinya pada Ana.

Lagipula, bukankah itu akan menyia-nyiakan bakat jika dia tidak melakukan ini?

Hm? Kalian bertanya tentang buku bermasalah yang mungkin saja ada disana?

Jangan khawatir!

Semua buku seperti model gravure Mira Jane telah tersimpan aman di tempat persembunyian yang baru!

Tentu saja jika Gabriel-sama tahu, entah alasan apa lagi yang akan dia buat~

Ana: "Ne, Yuuki, apa sebenarnya arti kata [cinta] ini?"

Ana tiba-tiba mendongak, dan melihat bahwa sosok yang selalu ada disisinya selama tiga hari ini, sekarang tidak ada di sampingnya hari ini.

"Ahh...benar. Yuuki berkata, dia pergi ke sekolah hari ini."

Perasaan aneh terpancar dari lubuk hati gadis cantik ini~

Ana mengangkat tangannya untuk menempelkannya ke dadanya dan bergumam.

"Aku selalu merasa, ada sesuatu yang hilang."

Perasaan damai itu, kehangatan itu, senyuman yang bisa dia lihat selama dia menoleh...

Sekarang tidak dapat dia lihat sampai orang itu selesai sekolah....

"Mungkin, aku harus benar-benar menghancurkan yang namanya sekolah ini?"

Pemikiran berbahaya ini tiba-tiba muncul!

Tapi pada akhirnya dia menggelengkan kepalanya.

Ana menghela nafas tanpa sadar, sayangnya karena hal ini, dia mulai bertanya-tanya...

Kenapa dia menghela nafas?

[Kenapa aku menghela nafas, kenapa aku merasa kesepian?]

[Apakah, hanya karena orang itu tidak ada di sisiku?]

[...Aku ingin melihatnya.]

Memikirkan hal ini, dia mau tidak mau menghela nafas lagi.

Tetapi Ana tidak tahu bahwa jenis desahan seperti ini, juga terjadi di tempat yang lain secara bersamaan.

Yuuki: "Kau membicarakanku bukan?"

Ana melihat sekeliling, dan melihat Ram dan Rem di satu sisi yang sedang membersihkan rumah, seperti biasa...

Tapi rasanya masih ada yang kurang.

Ketiadaan satu orang saja mengubah suasana di sekitar?

"Ngomong-ngomong, Yuuki bilang aku bisa meneleponnya, kan?"

Ana ingat, dan dia segera mengambil ponsel yang dibelinya kemarin di tempat meja kecil bundar disampingnya.

Sebagai pengingat ramah lagi...

Meski Yuuki tahu bahwa Ana tidak suka bermain game ataupun menonton drama perusak otak...

Yuuki masih membeli model ponsel yang terbaik dan terbaru!

Tidak, itu salah.

Dia membeli tiga, dan dua di antaranya untuk Ram dan Rem~

Gadis itu dengan cepat mengeser jarinya dengan terampil untuk membuka kunci layar dan klik pada buku telepon.

Satu-satunya nomor yang terdaftar di atas adalah nomor Yuuki~

"Moshi mosh~?"

"Ana!? Dan apa cara bicara aneh itu?"

"Tidak boleh?"

"Umu, selama itu darimu, semuanya oke! Tapi itu benar-benar kebetulan Ana~ Kau tahu, aku baru saja keluar masuk kelas di sini, dan ingin meneleponmu~"

"Tapi kau menelponku lebih dulu~"

Jangan percaya, dia tidak berpikir seperti itu tadi...

"Yuuki..."

Tapi itu benar-benar berhasil membodohi gadis es disana!

Bahkan, suara familier yang memasuki telinganya ini langsung menghilangkan semua kebosanan Ana dalam sekejap!

Seolah Merlin sedang melantunkan sihir yang berguna meski pada akhirnya dia menggigit lidahnya sendiri–

Tapi...

Ini masih luar biasa!

Hal seperti ini dapat dicapai hanya dengan mendengar suara, dan emosi yang tidak dapat diungkapkan untuk sementara saat ini lahir di dalam hati Ana!

Di sisi lain, Yuuki yang pada awalnya ingin masuk ke kelas akhirnya dengan cepat menghentikan pikiran ini!

Ngomong-ngomong, wajahnya yang cemerlang itu membuat para agen FFF yang lalu lalang curiga!

Tapi apakah Yuuki peduli?

Tidak!

Waktu yang berharga seperti ini...setiap detik harus disayangi!

Jadi di satu sisi adalah si remaja yang berbicara sembari melihat langit biru...

Sedangkan di sisi lain adalah si gadis yang tengah menutup bukunya dan berbicara dengan senang hati kepada anak laki-laki di sisi lain telpon~

Chapitre suivant