webnovel

Kunjungan Istana Yang Berakhir

-------------

"Ayo kakak semangat!" Seru HongEr keras.

Fei melemaskan ototnya, hari ini ia tidak bisa kalah atau Hong akan menceramahinya malam hingga pagi lagi, ia menarik busurnya mencoba kelenturannya.

"Hong itu semangat sekali, seisi lapangan hanya terdengar suaranya saja" ujar TangYi ikut mengukur kelenturan tali busurnya.

TangYi dan Fei mengadu kemampuan berpanah di atas kuda melawan YangLe dan KaiLe, sementar AYao dan DaHuang mengadu kemampuan bertombak dalam kecepatan tinggi, pada dasarnya dua ketrampilan itu kurang lebih sama mengandalkan kecepatan, ketangkasan dan ketepatan, sudah lama sejak kompetisi persahabatan antar negara TangYi tidak bertanding lagi, rasanya sangat bersemangat sekali.

Tak lama kemudian.

Drap drap drap drap!

Kuda besar putih yang diduduki TangYi begitu lincah berlari mengelilingi lapangan berpasir, TangYi duduk di atas dengan sangat kokoh menarik tali busurnya sejauh-jauhnya dan melepaskannya saat kuda berputar mendekati sasaran.

"Sheett!!"

Dalam kecepatan tinggi TangYi berhasil membidik warna kuning tepat di tengah lingkaran, suara gaduh terdengar di atas kursi penonton.

"Waah kakak Yi hebat!!" Seru Hong.

FeiEr selanjutnya, ia menaiki kudanya di belakang dan menarik busurnya tak jauh sebelum mendekati sasaran, untuk babak pertama satu sasaran selanjutnya akan ada dua hingga empat sasaran sekaligus.

"Sheett!" Tepat sasaran, bukan FeiEr namanya kalau ia tidak bisa menembak sasarannya dengan tepat.

Hong sekali lagi berteriak, setelah ini suaranya pasti akan habis pikir FeiEr.

"Yayy kakak hebat!!" Padahal itu khan sudah biasa, pikir FeiEr memberikan busurnya pada pengawal yang berdiri di depannya, menggantinya dengan yang lain.

Selanjutnya YangLe dan KaiLe, para pangeran Hua itu sangat anggun di atas kuda besar mereka hingga menembakkan panah ke tengah sasaran bukan hal sulit.

Adu ketangkasan sangat seru, tapi kedua belah pihak terlihat seimbang, Hong sampai membuka mulutnya menguap dengan besar karena bosan, TangWen pun hampir tertidur di kursinya.

Dan hari tak lama menjadi gelap.

Fei memapah Hong yang tertidur di punggungnya.

"Adik kau ini berat tahu, bisa-bisanya saat menonton pertandingan malah tidur, kau ini bukannya memberi semangat pada kakak"

Hong menutup mulutnya menguap.

"Kakak dan kak Yi, melawan Putra mahkota YangLe dan kak KaiLe, sama-sama hebat, kak DaHuang dan kak AYao juga, mana kita tidak bosan, lain kali kita main bola saja kak jadi Hong bisa ikutan"

Fei tersenyum.

"Tapi kakak hebat khan? Lihat tadi waktu empat anak panah meluncur, sebenarnya kakak agak meleset sedikit tapi untungnya masih kena sasaran kalau tidak kakak bisa kalah"

Hong mengangkat kepalanya.

"Yah itu kak, Hong sudah menduganya, kak Fei terlalu cepat melepaskan panah harusnya menunggu satu langkah lagi, tapi beruntung masih kena yah walau agak miring"

Perjalanan menuju ke istana Giok terasa menyenangkan walah Fei harus memapah Hong yang tak mau jalan sendiri karena katanya sangat mengantuk

"Jadi, kak Fei tetap yang paling bagus donk di antara yang lain"

Hong mengerutkan dshinya berpikir sebentar.

"Emm kak KaiLe tadi hebat kak, ia sempurna sekali, kak Yi juga hebat tapi kak Kai terlihat lebih tenang dan mantap, sedangkan putra Mahkota YangLe juga hebat, cuma beliau seperti kak Yi yang terlalu bersemangat hingga terlihat buru-buru ingin selesai"

Fei mengerutkan bibirnya.

"Jadi adik lebih suka kak Kai?"

Hong memutar matanya, kakaknya sepertinya marah, nada suaranya sudah tidak setenang tadi, kalau kakaknya sampai marah ia bisa menurunkannya di sini. Hong melingkarkan tangannya ke leher kakaknya lebih erat.

"Heheh kakak donk terbaik"

FeiEr ingin marah, tapi adiknya menggemaskan sekali hingga ia tidak bisa marah padanya, padahal ia sebenarnya memuji orang lain daripada kakaknya sendiri.

"Kau ini" gemas Fei mencubit hidung Hong.

..................

BaiHu sibuk mengamati persiapan rombongan untuk kembali ke lembah Jie di halaman depan istana Giok, tiga buah kereta besar sudah disiapkan, diperiksa hingga tak akan mengalami kerusakan di tengah perjalanan.

SangTao mendekat.

"Tuan besar semua sudah disiapkan, besok pagi sudah bisa berangkat"

BaiHu mengelus dagunya melihat kereta yang digunakan untuk mengisi barang, sejak tadi tidak berhenti diisi.

"Apa barangnya begitu banyak? Sejak tadi tidak berhenti memasukkan barang"

"Tentu saja tuan, kebanyakan barang yang dipesan tuan putri dan punya tuan muda Hong, ia sudah belanja begitu banyak kemarin, juga ada hadiah dari Yang Mulia Kaisar dan permaisuri, juga hadiah dari Yang Mulia TangYi, masih ada sekitar sepuluh kotak di dalam"

BaiHu memukul kepalanya.

"Kenapa harus membawa begitu banyak barang seperti ini, perjalanan cukup jauh ke lembah Jie harusnya siapkan makanan yang banyak"

SangTao tersenyum.

"Itu juga sudah disiapkan tuan, akan dimasukkan paling terakhir dan juga di taruh dalam kereta cadangan"

"Ibu dan anak sama saja, bagaimana bisa keduanya memiliki sifat yang sama, cara makan, sampai cara belanja" BaiHu menggelengkan kepalanya, Sang yang mengikuti tuannya hanya bisa menundukkan kepalanya menahan senyum.

.......................

Kaisar TangYau merangkul Hong sepanjang jalan di kolam ikan, entah apa yang ia bisikkan padanya, pikir TangYuan curiga.

"Acara ulang tahun HongEr nanti aku dan Kaisar akan berkunjung, Yang Mulia sudah tidak sabar ingin memberikan hadiah yang sudah dipersiapkannya, beliau menyiapkan sejak jauh hari" ujar GaoNiang sambil menuang tehnya sendiri ke dalam cangkirnya.

"Hadiah apa yang begitu heboh, palingan kakak ingin menawarkan gelar pangeran muda lagi, Hong itu bosanan ia tidak akan bisa menjadi pangeran muda, ia mana mau disuruh ikut acara ini itu, anak itu seperti Ibundanya" TangYuan berbicara seperti seakan memuji dirinya sendiri dengan bangga.

"He kau ini mengajarkan putramu tidak baik, Hong bisa mendapat kehormatan yang besar dengan mendapat gelar pangeran muda, tidak akan ada yang berani menganggunya lagi*

"Sekarang juga tidak ada yang berani menganggunya, mereka berani menyentuhnya sedikit saja jangan sebut namaku putri TangYuan"

GaoNiang tertawa melihat wajah TangYuan yang melihat dengan mata melotot besar.

"Hahahaha kau ini Yuan, siapa yang berani menganggunya kalau tahu Ibundanya seperti seekor singa betina begini"

TangYuan melirik GaoNiang yang terkesan meledeknya.

"Kau bilang apa tadi? Singa betina enak saja"

Di tepi kolam.

Kaisar menepuk pundak HongEr pelan, ia terus tersenyum melihat wajah bersinar anak muda di depannya.

"Jangan lupa, Hong harus datang lagi tahun depan yah, nanti paman Kaisar juga akan berkunjung memberikan hadiah untuk Hong di hari ulang tahun Hong, emm, kau, minta hadiah apa?"

Hong mengerutkan dahinya berpikir, menggaruk kepalanya.

"Emm apa yah, sebenarnya Hong ingin rumah perahu sih, tapi di lembah Jie hanya ada danau di belakang tidak begitu besar, mungkin rumah pohon Yang Mulia, sepertinya cukup menyenangkan duduk di atas pohon di lapangan rumput belakang lembah saat musim panas, pasti seru sekali"

Kaisar terkekeh mendengar permintaan Hong yang sangat polos seperti anak kecil.

"Hahahah baiklah, paman akan bangunkan rumah pohon paling megah untuk Hong, nanti paman Kaisar boleh ikut bermain di dalam khan?"

Hong mengangguk.

"Tentu paman, nanti akan Hong sediakan tempat duduk paling nyaman untuk paman Kaisar yang datang berkunjung"

Sekali lagi Kaisar bertubuh gempal itu tertawa sangat puas, ia tertawa hingga matanya menghilang dan pipi membulat seperti tomat.

"Hahahaha"

----------------------

Chapitre suivant