webnovel

Pertandingan Hari Pertama

--------------

Di lapangan Paviliun Plum.

FeiEr menaikkan tangan Hong yang agak turun, pagi itu ia mengajarkan Hong memegang belati dengan baik dan benar, katanya untuk membela diri, tapi sepanjang latihan wajah Hong cemberut saja.

"Kak, hari ini khan pembukaan pertandingan, kita ke sana lihat kak, kok malah di sini latihan tiba-tiba"

DaHuang yang berdiri di bawah pohon tak jauh dari mereka membuka matanya lebar melihat sekitar, semua orang pergi ke area pertandingan tapi FeiEr sengaja menahan Hong karena ia tidak mau adiknya itu ikut ramai-ramai berdesak-desakan dengan orang lain untuk melihat pertandingan awal.

"Sudah latihan dulu, tidak dengar kata Ayahanda, Hong harus bisa belajar membela diri setidaknya walau hanya sedikit, ayo luruskan punggungmu"

Hong memegang belati dengan dua tangannya, tapi ia masih tidak fokus, bagaimana janjinya dengan kak Song? Ia pasti akan memarahinya nanti.

"Kakak"

Di arena pertandingan.

Lembah Bulan.

Siang itu pertandingan pertama SongEr melawan seorang peserta dari klan Kayu Putih, mengawali dengan sedikit pemanasan hingga pertandingan berlanjut. Lawan SongEr seorang pria muda dengan tubuh tinggi kurus bersenjata dua trisula kecil, SongEr menggunakan pedang putih bergagang gading miliknya.

Arena bertanding sendiri di tengah lembah dengan posisi agak tinggi yang di kelilingi bukit, ada dua orang juri di sisi jalan masuk yang duduk di samping gong besar di mana ada seorang pria muda berdiri menjaganya. Terlihat beberapa penonton yang mungkin berasal dari klan Kayu Putih menyemangati rekan mereka. Suara riuh terdengar.

"Yah yah yah!"

Ting Ting Ting Ting!

Serangan cukup kuat, sang lawan menurunkan tubuhnya menyerah bersama dengan angin, udara di sekitarnya berputar dengan ringan.

SongEr memiliki tubuh tinggi besar, tidak sulit baginya menghentakkan kakinya menyerang dengan tubuh ringan.

Dua senjata beradu di udara, SongEr dengan mantap berputar sedikit dan mengarahkan ujung pedang panjangnya menepis trisula lawan, lawan sempat terdorong ke belakang dan berusaha maju kembali dengan cepat, menyerang kembali.

Menilai dari situasi tersebut SongEr sebenarnya bisa mengakhiri pertandingan dengan segera, tapi ia mencoba berhati-hati hingga serangannya tak terlalu kuat, ia maju kembali menyerang lawan dan mendorongnya hingga ke bebatuan.

"Hop!"

Ting Ting Ting!

Tak lama SongEr berhasil mendorong lawan dan memutar trisula yang sempat menahan pedangnya hingga melayang ke udara.

"Ting!!"

Lawannya hanya bisa terpaku melihat senjata yang di genggam kuat tadi lepas begitu saja, hingga saat ada kesempatan SongEr mendorong tubuh lawan hingga ia keluar arena,

"Akh!"

Kemenangan telak untuk SongEr tanpa kompromi, suara gong mendeklarasikannya.

"Tung!!"

Pria itu menghempas tangannya kesal, ia kalah jatuh terduduk dengan keras.

"Sial!"

SongEr hanya menarik tepi bibirnya naik, itu lawan pertamanya, ia lolos dengan cukup mudah, sayang sekali adik Hong tidak melihatnya, pikirnya agak kesal sambil memasukkan pedangnya kembali ke sarungnya.

"Sreett"

Di arena lain.

Tepi danau Teratai.

PeiHua, pemuda berpakaian hitam dari klan Gagak Hitam baru saja menendang lawannya hingga jatuh ke tanah keras, menahan tubuhnya di atas tanah hingga tidak bangun lagi.

"Aduuuh"

PeiHua dengan ekpresi datar melepaskan kakinya setelah gong berbunyi, ia memenangkan pertandingan pertamanya.

PeiHua bergerak ke pinggir lapangan di mana rekan satu klannya sudah menunggu.

Seorang gadis cantik dengan rambut hitam yang panjang, wajah putih, mata yang dalam dengan ekpresi dingin, ia PeiYu, kakak PeiHua.

"Kau berhasil adik"

PeiHua memasukkan kembali golok panjang miliknya ke dalam sarungnya, setelah ini mereka juga akan menuju lembah Lili di mana rekan mereka juga bertanding di sana.

"Ayo dik, kita lihat kak Yang bertanding"

Sambil menuju ke arah keluar, PeiYu dengan lembut membersihkan kening PeiHua yang berkeringat dengan sapu tangannya.

"Duh lihat kau berkeringat, lawan tadi cukup tangguh sepertinya"

PeiHua menggelengkan kepalanya.

"Tidak juga kak, sejak awal kuda-kudanya sudah tidak kokoh"

"Lalu, kenapa kau lama sekali, dua serangan sudah harusnya selesai khan"

PeiHua tidak menjawab, PeiYu harusnya tahu kalau adiknya itu memang senang bertanding, ia tidak akan membiarkan pertandingan berlalu dengan cepat, ia harus menikmatinya.

Keduanya berhenti di arena pertandingan lainnya, Lembah Lili, di tanah datar lapangan rumput yang hijau penuh dengan rumput tinggi.

Di tengah arena telah bersiap dua peserta lainnya, terlihat Tao di satu sisi sementara sisi lainnya pria dengan pakaian hitam, ia berasal dari Gagak hitam.

Di pinggir lapangan.

Beberapa langkah dari juri ada tenda untuk duduk khusus tamu undangan,

"Klek" seorang pria berpakaian mirip pejabat duduk santai menjamu tamu agungnya pagi itu, siapa lagi kalau bukan KaiLe.

"Teh ini sangat enak Yang Mulia, Tuan besar SangGuan sengaja memesannya dari Ayunda"

KaiLe menikmati tehnya perlahan, matanya masih awas melihat Tao yang bertanding cukup sengit dengan lawannya, pedang Tao cukup unik, tidak begitu panjang tapi memiliki rantai di gagangnya, ia bisa menggunakan dua sisi dengan ahli, itu senjata yang khusus dibuatkan untuknya.

Tao memiliki tubuh yang ringan sekali, ilmu tenaga dalamnya tidak ada tandingannya hingga kini, KaiLe menyadari itu hingga ia begitu tenang walau lawan Tao pagi itu cukup bersemangat.

"Haiiit!!"

Tao seorang pengawal kerajaan, ia tidak memiliki banyak kemauan tapi menang adalah tujuannya, walau harus kalah ia akan mencari lawan paling tangguh sekalipun, dan lawannya pagi itu, memang bukan tandingannya.

"Brukk!"

Tak sampai tiga jurus Tao berhasil memukul jatuh lawannya hingga senjata yang dipegang lawannya melayang hingga menancap di batang pohon.

"Sheett!"

KaiLe meletakkan cangkir tehnya pelan kembali ke atas meja.

"Waah pengawal anda memang sangat hebat Yang Mulia"

PeiYu yang melihat di pinggir lapangan menghempaskan tangannya kesal.

"Ih orang itu, benar tidak berguna, belum juga apa-apa sudah kalah, payah sekali" gerutunya. PeiHua melihat lawan yang mengalahkan kakak seperguruannya, pemuda yang tinggi besar, yang perlahan bergerak ke arah KaiLe,

PeiHua membelalakkan matanya, melihat KaiLe dengan mata besar, PeiYu yang melihat adiknya terdiam mendekat.

"Hua kau kenapa?" Tanyanya.

PeiHua membalikkan tubuhnya menghadap kakaknya.

"Kak, apa, kakak tidak merasa, pakaian, pemuda yang duduk di kursi tamu itu, mirip, seseorang yang kita kenal?"

PeiYu mengikuti arah telunjuk PeiHua, ia menyipitkan matanya melihat lebih jelas, pakaian KaiLe, pakaian yang berwarna coklat dengan ornamen unik dirajut benang emas berkilauan, bagian bawah yang lebar dan terlihat agak berat, memang seperti seseorang yang mereka kenal, setidaknya tahu.

PeiYu mendekat kembali pada PeiHua.

"Adik, apa maksudmu, kalau orang itu, dan pria yang datang ke Klan dulu, adalah orang yang sama?"

PeiHua menaikkan pundaknya.

Melirik KaiLe yang masih terlibat obrolan santai dengan pria di sebelahnya, Tao sudah berdiri kembali di belakangnya.

"Entahlah kak, orang itu hanya duduk, kita tidak bisa mengetahui secara detail, tapi, kalau memang benar, apa yang orang itu lakukan di sini? Bukannya perjanjiannya semua klan sepakat bergerak setelah kompetisi? Bukan saat kompetisi"

"Sepertinya kita juga harus mulai waspada Hua, jangan sampai klan lain mendahului langkah kita"

PeiHua mengangguk mendengar ucapan kakaknya.

"Aku pikir juga begitu kak, tapi, hingga kini kita belum dapat perintahnya, tidak ada pilihan selain menunggu sesuai rencana awal"

............

Chapitre suivant