Seorang perempuan yang berjuang dengan kehidupan tanpa adanya orang tua di samping nya, harus berjuang serba mandiri meskipun hidup di sebuah panti asuhan. Dia, Perempuan penikmat senja. -Mikaila Senja Adriana- Cuek, datar, dingin bukan berarti tidak punya rasa cinta. Sungguh setiap manusia mempunyai rasa cinta, tergantung bagaimana kita bisa menghargai cinta itu sendiri, bagaimana kita bisa menempatkan rasa cinta itu dengan sebaik-baiknya. Untuk Dia, Si Perempuan bermata seindah senja. -Devan Mahendra Nasution-
Senja tidak pernah salah, hanya kenangan yang membuatnya basah
-Mira Nagara
#####
Semilir angin menerbangkan khimar seorang perempuan yang sedang termenung di hamparan padang ilalang sambil menatap senja yang indah, sambil memikirkan betapa mirisnya dia hidup dengan seorang diri, kedua orang tuanya yang entah kemana, dia tidak pernah tahu rupa dari mereka yang dia tahu dia hanya hidup di sebuah panti asuhan kasih bunda. Sosok ibu panti itulah yang dia anggap ibu nya, ibu yang mengasihinya, ibu yang melimpahkan rasa sayangnya untuk semua anak yang ada di panti tersebut. Nama perempuan tersebut adalah Mikaila Senja Adriana nama akrabnya Senja.
Belasan tahun dia mencari orang tua kandungnya, terkadang senja sendiri merasa dia lelah hanya untuk sekedar mencari tahu orang tua kandungnya, yang dia ingat dulu sewaktu berumur 5 tahun adalah dia diantar oleh seorang wanita cantik yang dia yakini bahkan sangat yakini adalah ibu kandungnya sendiri. Terkadang juga senja menerka kenapa ibu nya sebegitu tega meninggalkan dirinya di panti asuhan, ada rasa kecewa dalam diri senja, rasa marah, rasa rindu semuanya bercampur menjadi satu. Meskipun senja lupa wajar dari wanita tersebut yang dia panggil bunda tetapi dia ingat ada senyum kepedihan pada wanita tersebut waktu itu.
"Bunda" ucapnya lirih, mungkin lirihan tersebut terbawa oleh hembusan angin.
"Senja salah apa sama bunda? Sampai bunda tega ninggalin senja sendirian di panti asuhan" tambahnya lagi bahkan perempuan tersebut tidak sadar ada air yang mengalir dari kedua bola mata indahnya.
"Bunda dimana sekarang? Senja kangen sama bunda" perempuan tersebut semakin terisak.
Bagi nya cuma dengan melihat senja, dia bisa mencurahkan semua keluh kesahnya di tempat favorite nya ini, membuat dia merasa lega. Perempuan tersebut sangat menyukai yang namanya senja, entah kenapa nama nya terselip nama senja, mungkin orang tuanya juga menyukai senja.
Sampai sekarang pun senja selalu bertanya-tanya kepada dirinya sendiri kenapa sang ibu tega meninggalkan nya seorang diri, apakah dia anak yang tidak di inginkan oleh kedua orang tuanya? Sampai sekarang dia tidak tahu jawabannya. Terkadang dia seperti menyalahkan takdir dari tuhan karena tidak adil kepada kehidupannya yang membuat dia seperti tidak sama dengan orang-orang yang ada di luaran sana yang bisa bahagia dengan orang tuanya.
Senja ingin bermain bersama orang tuanya, ingin merasakan masakan seorang ibu, ingin merasakan di dongengkan saat ingin tidur, ingin merasa di marahi ketika salah, tapi sayang dia tidak pernah merasakan itu semua.
Umur senja sekarang sudah menginjak 21 tahun, dia seorang mahasiswi kedokteran tingkat akhir yang dimana sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan skripsi. Beruntung nya senja adalah dia menempuh segala pendidikannya dengan bekal beasiswa, sedikit membantunya setidaknya meringankan beban ibu panti dalam masalah biaya pendidikan.
Senja tau terkadang ibu panti yang biasa di panggil ibu mawar ini kesulitan dalam masalah biaya, belum lagi dia harus membiayai adik-adik panti. Senja juga anak yang paling tua yang ada di panti, dan dia berjanji kepada ibu mawar setelah dia lulus nanti dia akan mencari pekerjaan yang lebih layak lagi agar bisa membantu keuangan panti tersebut. Senja memang kuliah sambil bekerja, dia bekerja sebagai seorang pelayan cafe.
Beruntungnya yang punya cafe memperbolehkan dia bekerja paruh waktu, karena mengingat dia juga seorang mahasiswi yang harus menjalani namanya belajar.
Lama senja termenung memikirkan nasibnya, sampai dia beranjak dari posisi ternyamannya melihat senja yang sudah hilang dari penglihatan. "Bunda, senja bakal cari bunda sama ayah sampai ketemu, senja gak bakal pernah nyerah buat itu" tekad seorang senja kepada dirinya yang ingin bertemu dengan kedua orang tuanya itu.
Setelah beberapa menit berjalan akhirnya senja sampai di panti kasih bunda, dilihatnya sudah ada ibu mawar dan beberapa adik panti yang duduk di luar. "Senja, kamu darimana nak? Ibu khawatir sama kamu sampai jam segini baru pulang" Terlihat sangat jelas di raut wanita paruh baya tersebut ke khawatiran. Ibu mawar menganggap anak-anak panti ini adalah anak kandung nya sendiri, dia tidak mempunyai anak bahkan suami, karena suami dan anaknya sudah meninggal karena kecelakaan.
"Ibu tenang aja, senja gak kenapa-napa kok, senja habis jalan-jalan nyari angin" jawab senja sambil tersenyum lembut ke arah mawar guna untuk mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. "Ibu sendiri kenapa sama adik-adik masih diluar?" tanya senja.
"Kami nungguin kakak dari tadi belum pulang, kami khawatir kak" sahut anak kecil dan diangguki oleh adik-adik yang lain. Senja yang melihat hak tersebut tersenyum.
Setidaknya senja masih punya keluarga yang sayang terhadap dirinya. "Kakak habis nyari angin sar". Ya anak kecil yang berbicara tadi adalah sari. Orang tuanya sudah meninggal sejak sari masih kecil.
"Yaudah yuk kita masuk, berhubung kak senja nya udah pulang" ucap ibu mawar kepada anak-anak panti dan langsung diangguki mereka semua. Sederhana tapi bermakna bagi senja, dia memiliki orang-orang yang tulus sayang terhadap dirinya, orang-orang panti inilah keluarganya, keluarga yang sangat dia sayangi bahkan akan dia jaga nantinya.
###
Saat sudah sampai di kamarnya, senja bergegas untuk membersihkan diri karena badan nya sudah lengket dengan keringat. Sesaat setelah membersihkan dirinya dia melanjutkan untuk mengerjakan skripsinya yang sebentar lagi rampung.
Di tengah-tengah dia mengerjakan tugas nya, pemberitahuan pesan WhatsApp masuk ke layar handphone nya, lumayan banyak pesan masuk. Setelah di lihat ternyata yang membuat ricuh adalah Grup WhatsApp nya bersama sahabat-sahabatnya. Lantas senja pun beralih untuk melihat percakapan tersebut.
Cecan-Cecan Cantikss (6)✨
"Sumpehhhh, gue pusing banget woii" Isi pesan dari wulan.
"Ngeluh mulu perasaan ni bocah tiap hari" balas Airin
"Gak ngeluh bukan wulan namanya" balas ku.
Aku terkekeh membaca isi pesan mereka semua, bagi ku mereka itu moodbooster nya aku, orang yang tau semua hal tentang ku, semua hal yang aku rasakan, dan aku beruntung memiliki mereka semua.
"Percaya gue mah kalo orang pinter tuh beda" balas wulan kembali.
"Ribut banget lo pada, gue slepet juga lo-lo pada yak" kata Ambar.
"Gue suka kericuhan ini wahai anak manusia" timpal Luna
"Dasar manusia gak ada akhlak dirimu wahai anak muda" sambung Farah.
Aku hanya bisa tergelak membaca semua isi pesan dari sahabat-sahabat ku. Cukup menghibur diri dikala sedang pusing-pusing nya saat menghadapi masalah.
"Jalan kuyy, kemana gitu biar gue kagak pusing lagi mikirin skripsi yang super duper pahit ini" kata wulan lagi.
###
Saat semuanya setuju untuk refreshing sejenak meringankan beban pikiran yang penuh, kita semua hanya berkililing mall untuk bermain di timezone, karena wulan ingin bermain katanya.
"Eh bocah, udah kali mainnya, gue laper" ucap airin tiba-tiba.
"Eh iya, yaudah makan dulu yuk baru habis itu kita pulang, udah mau larut juga nih" ajak ku.
"Yaudah kuyy lah wahai babu-babu ku" kata wulan jalan duluan sambil tertawa.
"Kampret lo lan, bocah edan" Sahut airin kesal sambil mencak-mencak.
Kami yang mendengar nya hanya bisa tertawa sambil geleng-geleng kepala. Wulan dan airin itu bagai kucing dan tikus, gak pernah akur bawaannya, tetapi kami tau kami semua saling menyayangi satu sama lain.
Sahabat itu adalah orang yang selalu ada ketika sahabat lainnya butuh, dia selalu ada di samping kita, yang selalu berdiri paling depan ketika sahabat nya tersakiti, orang yang dengan gamblang nya bilang kalau kita salah lalu menasehati dengan baik, orang yang selalu memberikan support dan menyemangati kita dikala diri kita sedang tidak percaya dengan kemampuan yang kita miliki.
Menurutku sahabat seperti itu. Lalu menurut kalian persahabatan versi kalian seperti apa?