Saat melihat punggung Lana, Erza merasakan dorongan untuk memeluknya Lana, lalu memasuki ruangan. Namun, tentu saja Erza tidak melakukannya. Jika dia benar-benar melakukan itu, dia tidak akan bisa hidup lagi besok.
Melihat Lana berjalan ke lantai tiga, Erza tetap di lantai dua. Dia berjalan hingga menemukan sebuah ruangan. Lalu, dia mandi dan tertidur. Erza tidur nyenyak malam ini. Bisa dibilang, berada di rumah seperti ini benar-benar semacam kenikmatan. Keesokan paginya, Erza bangun dan mandi sebentar, lalu turun.
"Tuan, Anda sudah bangun?" Bu Siska sedang berada di ruang tamu sambil menatap Erza dengan ekspresi yang sangat santai.
"Bu Siska, jangan panggil aku tuan. Kedengarannya canggung, panggil saja Erza," ucap Erza.
"Oke, ya, Erza. Nona sudah pergi bekerja," jelas Bu Siska. Erza langsung melihat ke lantai tiga, tetapi tidak menyangka gadis ini pergi bekerja sepagi ini. Saat ini bahkan belum jam delapan. Ketika Erza ke dapur, dia makan semangkuk mie buatan Bu Siska. Setelah perutnya kenyang, Erza pergi ke garasi.
Namun saat sampai di garasi, Erza langsung terpana. Jika seorang pria bisa tertarik pada sesuatu selain wanita, itu pasti adalah mobil. Bisa dibilang mobil pasti bisa menyentuh hati pria mana pun, Erza tidak terkecuali. Saat melihat berbagai mobil sport terkenal di garasi, Erza menahan napas. Pada akhirnya, Erza memusatkan perhatiannya pada sebuah mobil paling sederhana. Meski ada semua mobil terkenal di sini, Erza tahu betul bahwa identitasnya hanyalah seorang satpam di kantor Lana.
Jika dia memutuskan untuk mengendarai Ferrari untuk bekerja hari ini, pasti akan ada masalah. Erza juga tidak suka menjadi pusat perhatian. Setelah berpamitan pada Bu Siska, Erza langsung mengemudikan mobil itu menuju ke kantor. Dalam perjalanan, Erza merasa sedikit haus, jadi dia mencari air di dalam mobil tetapi tidak menemukan sama sekali. Kebetulan Erza melihat minimarket tidak jauh dari sana, jadi dia menghentikan mobil untuk membeli air mineral.
Tidak jauh dari situ, tiga polisi lalu lintas sedang berjalan menuju mobil Erza. Rombongan itu dipimpin oleh seorang polisi wanita, dan di belakang polisi wanita tersebut terdapat dua polisi pria. Namun, tampaknya kedua polisi pria itu sedikit takut dengan polisi wanita. Polisi wanita itu ternyata adalah Farina, mantan wakil kapolres Kota Semarang. Sekarang, Farina menjadi polisi lalu lintas karena dalam suatu operasi penangkapan, Farina memukuli seorang pemerkosa hingga mati.
Hal itu membuat Farina menjadi terkenal hingga banyak orang yang takut terhadap Farina, seperti dua polisi lalu lintas di belakangnya saat ini. Jika bukan karena ayahnya, kejadian ini mungkin saja menyebabkan Farina mendapat masalah. Namun pada akhirnya, setelah berkonsultasi dengan ayahnya, Farina hanya dipindahkan ke tim polisi lalu lintas, dan tidak dipecat dari kepolisian. Dalam hati Farina, dia tidak menyesali kejadian ini. Jika diberi kesempatan, dia akan tetap melakukannya karena pemerkosa yang dia bunuh itu benar-benar memperlakukan korbannya dengan semena-mena.
"Farina, diperkirakan dalam beberapa hari, kamu akan dipindahkan kembali ke tim polisi untuk kasus kriminal," ujar salah satu polisi pria di belakang Farina.
Mendengar ini, kemarahan di hati Farina meledak. Lalu, dia menghancurkan sebuah mobil di sekitarnya dengan parah. Kedua polisi pria di belakangnya dengan cepat menutup mulutnya karena dipenuhi rasa takut yang tak bisa dijelaskan.
Di sisi lain, Erza baru saja keluar dari minimarket, menyesap air, dan merasa segar. Ketika dia melihat ke suatu sudut, dia langsung menyemburkan air dari mulutnya. Mobilnya mengalami penyok yang parah, dan dia melihat seorang wanita dengan pakaian polisi lalu lintas mengepalkan tangannya dengan keras.
Hal ini membuat Erza sangat marah. Semua orang pasti tahu bahwa itu adalah mobil baru, tapi mobil itu justru dihancurkan oleh wanita ini. Di saat yang sama, Erza juga memiliki beberapa keraguan tentang Farina. Dia ragu apakah Farina sebenarnya pria.
"Hei, bagaimana kamu bisa melakukan ini? Ini mobil baru. Kenapa kamu bertingkah laku seperti pria?" teriak Erza. Saat ini, Erza benar-benar tidak tahan. Setelah mendengar kata-kata Erza, baik Farina dan kedua polisi pria itu tidak bereaksi. Tidak lama kemudian, Farina melihat bahwa dia benar-benar menghancurkan mobil Erza.
Kedua polisi pria itu diam-diam berkata, "Sesuatu akan terjadi." Pada saat yang sama, mereka mengedipkan mata pada Erza, "Jika kamu tidak ingin mati, pergi saja."
Meskipun Farina tahu bahwa dia telah melakukan hal yang salah saat ini, dia sedang dalam mood yang buruk. Apa yang dikatakan Erza tadi membuat Farina semakin tidak senang.
"Siapa yang menyuruh Anda parkir di sini?" kata Farina pada Erza.
"Kalau aku salah, kamu taruh saja surat tilang. Kenapa kamu malah menghancurkan mobilku? Kapan polisi lalu lintas punya kekuasaan seperti itu?" tanya Erza dengan nada tinggi.
"Saya curiga Anda memiliki masalah. Ikutlah dengan saya." Setelah berbicara, Farina biasanya menyentuh pinggangnya untuk mengambil borgol. Tetapi, Farina ingat borgolnya hilang, dan sekarang dia hanya menjadi polisi lalu lintas.
Sedangkan, saat ini mata Erza melebar dan menatap Farina di depannya. Sejujurnya, dalam hati Erza, dia mengakui Lana tidak terlalu buruk dibandingkan dengan wanita di depannya ini.
"Apa kamu tidak punya otak? Kamu hanya polisi lalu lintas dan tidak bisa mengontrol begitu banyak, 'kan? Lagipula, bagaimana kamu bisa mengatakan aku punya masalah?" kata Erza berusaha membela diri. Dalam hati Erza, dia sebenarnya sudah tidak bisa berkata-kata, bahkan dia sedikit ragu apakah Farina benar-benar seorang polisi lalu lintas. Ketika dua polisi pria yang kini ada di sebelah Farina mendengar kata-kata Erza, mereka menatap Erza dengan heran. Keduanya benar-benar tidak tahu bagaimana Erza memiliki keberanian untuk berbicara pada Farina.
"Menurutmu siapa yang tidak memiliki otak?�� Farina tampak seperti hendak meledak
"Sebagai polisi lalu lintas yang menghancurkan mobilku, apakah kamu punya hak semacam itu? Jangankan polisi lalu lintas, polisi macam apa pun tidak mungkin punya hak untuk menghancurkan mobilku. Apakah ini hari pertamamu bekerja?" ledek Erza.
"Aku harus memberimu pelajaran hari ini," kata Farina dengan tatapan tajam.
Melihat situasi yang kian memanas, kedua polisi pria itu tidak tahu lagi harus bagaimana, dan buru-buru meninggalkan Farina. Jika terjadi sesuatu, Farina akan baik-baik saja. Dia dilindungi oleh ayahnya, tapi kedua polisi itu tidak akan bernasib sama seperti Farina.
"Kamu beruntung hari ini, jangan biarkan aku melihatmu lain kali," tutup Farina setelah melihat kedua rekannya pergi. Dia juga menjadi lebih tenang. Dia berbalik dan pergi, tetapi di hatinya, itu adalah sumpah rahasia bahwa jika dia melihat Erza lagi, dia pasti akan memberikan pelajaran padanya.
"Maaf, ini 500 ribu sebagai ganti rugi. Kamu bisa memakainya untuk memperbaiki mobil, dan sisanya bisa kamu pakai untuk uang rokok. Maafkan rekanku, ya," ujar salah satu polisi pria yang kembali lagi untuk memberikan uang pada Erza.
Meskipun mobil itu banyak yang penyok, itu adalah mobil biasa. Biaya perbaikan paling banyak hanya 300 ribu. Selain itu, Erza juga tahu bahwa dia parkir sembarangan. Jika bukan karena mobilnya penyok atas ulah Farina, dia pasti akan mendapat denda 200 ribu. Tidak peduli bagaimana Erza menghitung, dia mendapat untung dari uang ganti rugi yang diberikan polisi pria tadi.
"Apa kamu tidak tahu siapa wanita itu?" tanya polisi pria itu penasaran.
"Ada apa? Apa dia terkenal?" Erza tampak bingung.
"Tidak apa-apa, bagaimanapun, ketika kamu melihatnya lagi kelak, aku menyarankan kamu untuk lebih berhati-hati. Jika tidak, mungkin akan ada masalah," ucap polisi itu mengingatkan Erza. Setelah berbicara, polisi pria itu langsung pergi.
Melihat sudah hampir jam setengah delapan, Erza mengutuk dalam hatinya, lalu dengan cepat dia masuk ke dalam mobil dan langsung pergi. Saat hampir tiba, Erza langsung memarkir mobilnya di tempat parkir di luar perusahaan. Erza hanyalah seorang satpam yang baru saja mulai bekerja. Walaupun mobil yang dia kendarai tidak mahal, tapi jika dilihat oleh orang lain mereka pasti akan bertanya-tanya bagaimana Erza yang hanya seorang satpam bisa memiliki mobil.