"Sayang, telepon sama siapa lagi? Serius amat." tanya Lusi dengan ekspresi serius melotot ke arahku. Terutama kedua tangan beuh ... benar-benar dah, susah di prediksi sama sekali. Apalagi urusan perempuan yang lagi di bahas, padahal hanya sahabatku. Heh ... malah tidak percaya! Harus ada bukti segalanya. Ya Allah susah juga menyakinkan kepada Istri tercinta! Masa harus panggil dia ke sini? Kan enggak mungkin dong. Kacau, kacau, kacau hari ini. Kirain bakalan baik-baik saja.
Ternyata ... enggak sama sekali. Malah Adikku suka banget kompor-komporin! Bingung manghadapi kedua perempuan yang aku sayangi. Tapi tidak ada masalah, kalau kalian berdua merasa tidak percaya sama aku. Sebisa mungkin, ke depannya tetap lebih bersabar! Malah ekstra sabar! Aku 'kan seperti ini, karena Lusi juga. Bukan karena orang lain! Jangan membuat kita berdua mengalami kesalahan pahaman. Namun, seiring berjalan waktu akhirnya sadar bahwa Istriku sudah terlanjur percaya sama orang tidak di kenal.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com