webnovel

BAB 30 Khusus Part 02

Tidak terasa sebentar lagi mendapatkan kabar baik membuat aku semakin bahagia, walau sesaat tapi aku harus bersyukur. Semua ini adalah nikmat yang Allah berikan kepadaku. Jangan sampai terulang kembali gara-gara enggak bersyukur.

Mudah-mudahan kita tetap bersyukur apapun dalam segi makanan, baju, dan lainnya. Asalkan jangan membuat orang sekitar merasa risih terhadap apa yang kita perbuat. Seharusnya bisa menjaga silaturahmi itu paling utamanya. Kalau yang lain merasa tak sepatutnya di berbicarakan aku minta maaf ya.

Kadang aku tidak tega lihat orang-orang saling bermusuhan, gara-gara salah satu dari mereka ada saling mengejek satu sama lain. Pada hal itu semua masalah enggak seberapa di banding masalah yang pernah aku alami, tapi itu terserah dari mereka juga menanggapi seperti apa.

Aku hanya bisa mengingatkan saja selepas itu yah bagaimana mereka, lagian selama ini kuhanya berharap saling mendukung apapun. Contoh seperti ini lebih simple, "Heh... kalian lagi sibuk enggak? Kalau misalkan enggak bagaimana setiap bulan kita buat sesuatu. Tapi sebisa mungkin harus kreatif,"

Walaupun ada beberapa orang yang tidak setuju mengenai saran dari aku, tapi aku enggak marah kok paling pemting sudah sampaikan kepada mereka. Hah... hidup memang seperti ini enggak ada sempurna, setidaknya bisa meyampaikan melalui mulutku. Padahal dalam bayanganku di sini banyak setuju.

Heh... tak sesuai apa yang ada di bayanganku hahaha... hahaha.... hahaha.... tapi lucu juga mereka hanya bisa menolak di banding memberikan saran lebih kreatif. Ya sudahlah setiap orang kan karakter berbeda-beda.

Terkadang aku merasa risih melihat anak kecil, membuatku mengingat kembali kepada adiku tercinta, "Sekarang kabarnya bagaimana ya? ingin deh sekali-kali mengunjungi ke rumah Nenek di Tasikmalaya."

Hah... gara-gara enggak bisa cuti padahal ingin mengajak dia ke Jakarta. Untuk tinggal bersamaku. Kalau misalkan tidak setuju bagaimana? masih bimbang memutuskan sesuatu. Aku akan berpikiran realitis saja deh, tapi tetap berpikiran positive thinking sama mereka. Karena sejak kecil sudah merawatku.

Aku enggak mau masalah ini tetap berlanjut sampai pernikahan. Kadang mereka juga membuat aku kesal selalu mengungkit masa lalu, padahal seingatku mereka juga punya masalah. Hanya saja aibnya masih di tutup sama Allah SWT.

Seharusnya tetap bersyukur aib mereka tidak terbongkar. Pasti suatu saat, kalau misalkan waktunya sudah tepat. Dan akurat insya Allah mereka juga akan menyadari apa yang aku rasakan sebelumnya seperti apa. Namun, bukan apa-apa yah aku ingin hubunganku sama keluarga besar tetap baik-baik saja.

Meski berjauhan aku di Jakarta sedangkan mereka di Tasikmalaya. Hmmm... berharap sih orang tuaku masih ada pasti bakal di bela, walaupun ada adikku paling bungsu hadir. Tak masalah mengenai itu, paling penting adalah kasih sayang orang tua jangan terbagi dua.

Yang ada malah salah satu dari kita bakal ada rasa iri, "Ingin deh seperti mereka orang tuanya selalu hadir dalam kehidupanku," sayangnya itu semuanya sudah sirna selepas kehadiran sosok anak kecil yaitu adikku sendiri.

Tak tahu lagi menanggapi mengenai masa laluku seperti apa. Tapi masih ada orang masih percaya bahwa diriku pernah melakukan kejahatan bersama partner, padahal enggak loh... aku sudah berubah semenjak keluar dari penjara.

Jika nanti kalian masih berharap berkecimpung di dunia kegelapan maaf sekali... aku sama sekali enggak menyarankan seperti itu. Nanti malah aku sendiri kena imbasnya... please jangan mengungkit masa lalu, aku ingin menjaga adikku tercinta.

Pasti dalam benaknya tidak ingin ketemu sama Kakak sendiri setelah mendengar dari kalian, kecuali yang positif boleh deh. Jangan sampai kalian membuat hubunganku sama adikku tercoreng gara-gara mendengarkan mengenai masa laluku.

Berkaitan hal tersebut berharap kalian tunggu kabar dari aku, supaya kondisi pada saat menceritakan yang sebenarnya tidak terjadi keributan antara aku sama adikku. Maaf aku belum bisa kasih tahu mengenai nama adikku.

Karena semenjak dia sudah lahir di bumi, aku tidak ada di rumah sakit. Termasuk alm orang tuaku enggak kasih tahu namanya, "Frendy sekarang sudah punya adik ya! mohon di jaga kalau Ibu maupun Ayah sudah tidak ada di sini."

Nah, selepas bicara seperti itu aku tidak sadar ternyata ucapan adalah doa. Heh... sekarang benar harus jaga adikku tercinta ini. Mudah-mudah setelah bertemu denganku ia masih ingat pernah menggendonng pada saat dia masih bayi.

Walaupun dalam bayanganku masih ada keributan antara aku dengannya, "Kakak kenapa enggak ada di sini? Semenjak aku dari kecil. Kakak dari mana saja? padahal ingin di bimbing sampai aku Kuliah nanti." Padahal itu baru bayanganku saja. Bagaimana kalau jadi kenyataan?

Wah... makin gawat itu mah, di banding harus bersusah payah mendapatkan sosok seorang perempuan yang selama ini aku suka. Namun, aku harap kalian bisa menjaga sebaik mungkin. Insya Allah kalau punya uang bakal di kasih ke kalian.

Asalkan kalian berkata dengan jujur. Kalau misalkan ketahuan nih, tak segan-segan bakal enggak jadi kasih uangnya. Kalian mau pilih di kasih uang atau tidak usah sama sekali? Harus bisa memilih salah satu yang sudah aku sebutkan.

Aku akan tunggu sampai pukul 19.00 malam. Kalau sudah melewati batas waktu ya sudah berarti enggak jadi hehehehe... masalah seperti ini jangan sepelekan karena bakal terjadi lagi kalau kalian masih berharap merusak hubunganku sama adikku tercinta. Pasti dari kalian pernah mengalami hal yang sama sepertiku.

Hanya saja, kalian tuh masih punya orang tua. Sedangkan aku sudah tidak ada di bumi ini. Seharusnya mengertilah perasaan orang yang berada di hadapanku. Masa ya harus mengingatkan lagi...

Mau sampai kapan seperti ini? Hah... walaupun diriku bicaranya tidak pakai nada tinggi, lihat ekspresiku apakah sedang marah atau enggak? Percuma saja sih, kalian kan tidak mau berubah lebih baik dari sebelumnya.

Tapi dalam benakku, "Aku yakin sih, kalian tuh masih punya hati nurani. Hanya saja masa ada rasa gengsi, jadi kelakuan kalian seperti itu. Malah tetap berpikiran positive thinking mengenai kalian dalam menjalani kehidupan di dunia,"

Jika nanti kalian berubah pikiran mengenai hal ini, mengharapkan datang kepadaku di basecamp komunitas kami di Jakarta. Sekali lagi aku berharap kalian jangan marah, setidaknya mengertilah apa yang kumaksud bicarakan selama ini.

Tidak selamanya enggak akan seperti ini, kita akan merasakan apa yang di masalah secara bertubi-tubi. Asalkan jangan mudah emosi, tapi cukup sabar menghadapi suatu masalah. Kita hanya bisa mengharapkan suatu permasalahan untuk segera selesai. Demi hubungannya baik-baik saja. Namun, apakah kalian ada sedikit ingin berubah demi keluarga tercinta? Merindukan sosok yang bisa membawa ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

"Keadaan seperti ini

Yang membuatku rindu

Berkumpul bareng Keluarga Besar,"

(Frendy Nugraha).

Chapitre suivant