webnovel

BAB 23 Nama Perempuan Itu

Selesai melaksanakan Shalat berjamaah kita berdua menunggu perempuan sedang mengikuti kajian, soalnya ini khusus untuk akhwat. Tidak berselang lama akhirnya perempuan menghampiri kita berdua, tak segan-segan langsung menyapa Firdaus sepertinya sudah kenal sejak lama deh. Membuatku iri saja bisa-bisanya ia kenal perempuan bagaikan bidadari turun dari khalayan hahahahahaha...

Sedangkan sama aku sendiri tidak kenal sama sekali langsung cuek, waduh apakah ini pertanda bahwa dia benar-benar sudah lupa? Padahal setahuku dia adalah teman sekelas waktu SMA. Masa ya kenalnya sama Firdaus, kalau kayak begini mah mendingan tak perlu cari-cari dari Jakarta sampai Bogor. Demi perempuan itu rela deh tinggal di sini, soalnya ada perlu dengannya untuk membahas persoalan project yang sudah lama tertunda.

Namun, apakah ini masih berlaku lagian project yang akan di ambil itu sudah lama sih. Untuk apa juga selama ini aku selalu saja menunda project bareng perempuan tersebut. Ya Allah entah kenapa selalu mendapatkan cobaan yang harus aku hadapi dengan sendiri, lebih parah lagi mereka masih saja mengobrol berdua tanpa mengajak aku untuk ikut mengobrol. Ingin sekali bersama kalian untuk waktu yang lama supaya kenal lebih lama lagi, supaya diriku merasa ada teman di sini.

Supaya aku bisa mengobrol lebih lama lagi, sekaligus lebih mengenal kamu lebih dalam lagi. Mudah-mudahan kamu mengerti kondisi aku yang kemarin-kemarin memikirkan dirimu, sampai terasa menyakitkan kalau engkau tidak mau berteman lagi sama aku. Pendapat dari orang-orang sekitar kau kerja di sini, walaupun sekarang ngobrol di dalam hati yah enggak apa-apa. Suatu saat, bakal bisa mengobrol dengannya.

Keadaan seperti ini membuatku teringat kembali pada saat, aku melakukan kesalahan cukup fatal yang mengakibatkan teman-teman selalu berada di sisiku. Selalu menghindar dari aku. Please mohon kalian jangan membuat aku kesal karena keadaan seperti ini, kalau seperti ini terus lebih baik mengalah saja daripada di cuekin terus sama kalian berdua. Kenapa sih mereka kalau sedang mengobrol apa pun asyik? Sedangkan sama aku lebih ke tanyanya yang simpel-simpel enggak ada pertanyaan lebih berat.

Tidak berselang lama akhirnya mereka menghampiri aku sedang duduk di warung dekat Masjid. Sambil makan Mie Goreng sama minum es jeruk biar lebih enak di saat sunyi. Waduh kalian tuh kalau ngobrol berdua pasti aku di cuekin kayak enggak ada kehidupan di sini, pastinya membuat mereka pasti akan berpikiran bahwa aku baper. Namun, bukan itu alasannya tapi lebih tepatnya lebih baik menghindar daripada keberadaanku membuat kalian risih.

Itulah kenapa saat ini aku sudah berubah? Karena enggak selamanya berada di dunia. Pada suatu saat nanti, kalian akan mengerti apa yang aku maksud itu. Ya sudah kalau memang Firdaus maupun perempuan sebelahmu entah namanya siapa aku akan mendukungmu kalau ada rasa suka satu sama lain. Yang pasti tidak ada rasa cemburu dalam benakku.

Melihat kalian tuh entah kenapa perasaanku mendadak jadi khawatir? Entah itu benar atau memang perasaan aku saja. Semoga tidak terjadi apa-apa pada saat memberitahu kepadaku, tak berselang lama mereka mengobrol bersama aku pada saat sedang hujan di Kota Bogor. Kita berdua lagi-lagi terkendala enggak bisa pulang ke Jakarta. karena hujan belum reda sampai jam segini, tapi aku tetap bersyukur sekali.

Heh ya hampir lupa "Kalian mau memberitahu apa nih?" tanya Frendy membuat mereka langsung kaget mendengarnya, tidak ada jawaban dari mereka yang aku curiga adalah ada yang di sembunyikan supaya aku enggak tahu rahasia apa. Apakah ada suatu hubungan pada saat kami belum saling kenal satu sama lain? Ini hanyalah pikiran aku saja, tetap berpikir positive thinking terhadap mereka.

Walaupun rada lama menjawab pertanyaan sampai hujan telah reda baru deh mereka langsung jawab dengan agak sedikit gugup, "Kita berdua bersedia membantu kamu untuk melakukan pencarian terhadap....." ucap perempuan dengan bicaranya ragu. Sampai membuat aku penasaran saja sedangkan Firdaus cuma hening tidak ikut menjawab, "Terhadap apa? Jangan membuat aku penasaran saja," tanya Frendy dengan ekspresi serius.

Lagi dan lagi mereka langsung terdiam tanpa ada sedikit pun langsung bicara mengenai pertanyaan dari aku, waduh gawat nih sempat-sempatnya berpikir negative thinking terhadap mereka. Kali ini serius nih enggak lagi bercanda ayolah setidaknya jawab jangan makin penasaran ada apa sebenarnya, kalau memang perlu waktu okelah aku setuju yang penting kasih tahu daripada di pendam terus dalam hati kalian.

Pas bicara seperti itu kalian harus dengan sigap menjawab pertanyaan sebelumnya, "Terhadap perempuan yang kamu cari selama ini," ucap Firdaus sambil senyum kepadaku. Padahal perempuan yang selama ini aku cari sudah ada di sebelahmu. Namun, entah kenapa aku enggak berani mengungkapkan bahwa perempuan sudah ada? Apakah tunggu waktu yang tepat saja? Kalau kayak begini terus suatu saat, akan ketahuan juga.

Ya ampun aku sampai enggak bisa berpikir sejenak karena mereka sedang menunggu jawaban dari aku, apakah setuju enggak untuk melakukan pencarian kembali. Aduh bagaimana masa ya bohong lagi mengatakan bahwa di sini enggak ada perempuan yang aku cari. Lebih baik merenung dulu di Hotel daripada nanti di desak terus. Hah.....hah....Hah.... sampai mereka tanya kembali kepadaku.

"Bagaimana setuju enggak ide di sebelahku?" tanya Firdaus sambil tersenyum. Membuat aku mulai curiga sama Firdaus pasti ada rasa suka sama perempuan, karena lihat ekspresi bahagia sekali entah kenapa semakin yakin pasti dalam handphone sudah ada nomor handphone dia? Kalau begitu aku harus mencari tahu apa benar Firdaus punya rasa suka kepada perempuan tersebut? Jika nanti ketahuan sama aku tak segan-segan langsung introgasi kenapa harus sembunyi-sembunyi, "Hmm... boleh saja sih tapi enggak hari ini ya enggak apa-apa kan?" tanya Frendy sedikit memancing bagaimana reaksi Firdaus.

Heh dugaan aku benar sekali dia langsung kaget selepas mendengarkan jawaban dari aku, "Hah.... hah.... kenapa begitu Frendy kan masih ada waktu di sini," ucap Firdaus sedikit kecewa jawaban dari aku. Dia tidak sadar bahwa besok kita berdua sudah kembali berkerja, dan mengurus Komunitas. Hingga akhirnya tahu juga nama perempuan sebelah Firdaus adalah Lusi Putri enggak sengaja ktp dia jatuh, dan aku langsung mengambilnya.

"Heh Firdaus besok kerja lagi enggak ingat?" tanya Firdaus dengan sedikit tenang supaya Firdaus enggak tegang. Setelah berpikir sejenak baru deh ingat bahwa besok kerja, "Ya Allah lupa Frendy kirain hari ini masih Sabtu ternyata hari Minggu hehehehe....." ucap Firdaus mengelus rambut dengan ekspresi malu-malu. Astagfirullah Firdaus.....Firdaus.....Firdaus ada-ada saja kebiasaan dari dulu enggak berubah selalu saja lupa.

Kita berdua pamit untuk kembali ke Hotel untuk membereskan barang-barang takut ketinggalan di sini, karena terlalu jauh mau kembali ke Bogor. Butuh waktu yang cukup lama supaya kita berdua bisa kembali, dengan sedikit kepikiran mengenai Firdaus sama Lusi apakah ada rasa suka antara hati mereka?

Hati seseorang enggak ada yang tahu

Bahwa mereka sudah saling jatuh cinta

Namun, harus di pendam dulu

Sampai waktu tepat walaupun

Aku juga punya rasa suka kepadanya.

(Frendy Nugraha)

Chapitre suivant