webnovel

Menyerah pada takdir

"Hahah... Apakah menurut mu itu hal yang mengejutkan? Oh ayolah, Lin.... Dia hanya terlalu mengkhawatirkan mu saja," balas Nathan yang seolah hanya memahami emosi Max pada Cherlin di ruangan ini. Suaranya terbata karena memang ia yang tak pandai untuk berbohong, terlebih dengan tatapan intens Cherlin yang seolah ingin menafsirkan raut wajahnya yang berubah menegang.

"Hei, kenapa kau tak datang ke kantor ku?" tanya Nathan yang berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan, tak peduli Cherlin yang masih nampak tak puas dengan jawabannya.

"Percuma saja, jika makanan kesukaan mu itu tak ku bawa," balas Cherlin yang mengakhirinya kalimatnya dengan menghela napas panjang.

"Kau tak sempat memasaknya?"

"Karena wanita-wanita jalang yang ada di kelas ku menghancurkannya."

"Dan yang jelas tak terima hingga membuat wajah mu menjadi lebam seperti ini?"

"Mereka mengeroyok ku, begitu pengecut sekali."

"Ya, untung saja tak terjadi hal buruk antara diri mu dan juga calon adik untuk Zeno."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant