Bara langsung menautkan alisnya. "Eh, kan aku yang bilang mau beliin buat kamu."
Lalu mereka pindah ke rak tempat pensil yang polos dengan warna-warna dasar yang gelap seperti hitam, biru tua, merah tua, dan hijau tua. Pokoknya semuanya warna yang serba tua.
Bara mengambil salah satu tempat pensil yang ukuran sedang. Di tempat pensil itu hanya terdapat logo berukuran kecil dan tak ada gambar apa pun.
"Nah, yang gini aja deh. Aku suka," ujar Pradita sambil tersenyum. Ia pun ikutan memilih-milih.
Namun, ketika ia melihat harganya, matanya langsung membelalak lebar.
"Eh, gak jadi deh."
"Kenapa? Katanya kamu suka. Ini, kamu mau yang item ini atau yang ini? Ada yang biru tua juga bagus sih, kata aku. Gimana kamu aja."
"Gak usah lah, Bar." Pradita menarik tempat pensil itu dari tangan Bara dan menaruhnya lagi di rak. "Udah aku beli di warung aja. Ini tempat pinsil polos begini harganya mahal amat? Bisa bangkrut aku!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com