Bunyi alarm jam membuat Pradita melonjak. Ia segera bergegas bangun dan berlari ke kamar mandi. Tiba-tiba, kepalanya kejedot pintu kamar mandi.
"Aaaaaww!" teriak Pradita sambil memegangi dahinya.
"Maap. Kakak duluan," ucap Pralinka yang ternyata sudah ada di kamar mandi lebih dulu.
Pradita tidak sadar ketika kakaknya menutup pintu. Aduh, pagi-pagi jidatnya sudah jadi korban pelecehan pintu.
Ia menggerutu terus menerus sambil berjalan menuju ke meja makan. Ia terkejut ketika melihat meja makannya kosong, tidak ada apa pun di sana selain satu sangku nasi.
"Ma! Mama!" panggil Pradita.
Namun, tak ada yang menjawabnya. Ia masuk ke kamar orang tuanya dan mendapati kamar itu kosong.
Pradita memanggil lagi, "Mama! Mama! Papa!"
Ia berjalan ke dapur dan ke seluruh ruangan di rumahnya, tapi orang tuanya tidak ada. Pradita membuka pintu rumahnya dan berjalan ke pekarangan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com