webnovel

Chapter 18: The Pure Royal Blood

Tabasco, Mexico 2020 AD

Author langsung menempelkan foto tua yang ditemukan SinB, "jadi... ini Jackson Anderson berdiri di sebuah tanah" Author langsung menempelkan foto mobil yang sudah ringsek di samping foto Jackson Anderson, Robert langsung menghembuskan nafas nya kasar, "aku tidak tahan melihat mobil itu" SinB langsung mengusap punggung Robert, "gue.. turut berduka atas kematian bokap lo" Robert hanya mengangguk, "tidak apa-apa.." Author langsung menempelkan foto Sam. "Aku tidak akan memaafkan Sam" Author langsung menghembuskan nafasnya, "komennya nanti terakhir ya yut? Gue pusing denger lo komen mulu" Robert langsung mendengus kesal.

Author langsung duduk di kursinya lalu menghembuskan nafasnya, "gue sebenernya gak mau bilang ini, but.. kalian harus tau" Author langsung melegakan tenggorokannya, "gue yang ngebunuh Duch dan Duchess Anderson. Gue kalo.. balik ke Inggris, ada dua pilihan. Gue dihapus dari daftar penerus, atau gue di penjara" Author langsung menggaruk rambutnya "kalo..... gue di penjara, gue harus nerima hukuman mati" Pacar Author langsung menggenggam tangan Author erat.

"Bagi kalian yang ingin mundur sekarang di persilahkan kok" Author langsung menatap kesekelilingnya, "makin ke sini, makin bahaya" SinB langsung mengeluarkan laptop yang ia curi dari Limario, "hardisknya udah di sita sama kak Jes kok" Author langsung menghembuskan nafasnya, "gue itung..." Wendy, Sowon, dan Jihyo langsung mengeluarkan surat-surat tua yang di temukan oleh SinB. "Isi surat ini, lo tau gak? Sam, sama orang yang namanya... James" Author langsung menatap Pacar Author, "aku?" Pacar Author langsung mengeluarkan file milik MI6.

"Kamu tau Chanyeol? Dia punya utang sama aku... saatnya dia bayar semuanya, itu isinya tentang Sam, James, sama Jackson Anderson" Author langsung menenggelamkan wajahnya di meja, "sayang??" Author hanya berdehem "ayok bersihin nama kamu" Author hanya berdehem lalu menegakkan badannya, "yaudah.. mulai dari mana?" Author langsung membuka MacBooknya

SinB langsung melemparkan kertas yang ia print semalaman dan langsung duduk di kursi, "kak Jen, tolong tunjukin isi hardisknya dari laptop Limario" Jennie langsung menghembuskan nafasnya kasar, "dia hubungin sekartaris kakak ipar lo buat ngehilangin bukti, yang kedua" Jennie langsung menggeser kursornya, "dia keknya ngawasin lo udah lama" Author hanya diam sambil mengusap punggung Tangan Pacar Author, "gue gak tau lo nyembunyiin kita apa lagi" Author langsung menunjuk otak dan pergelangan tangannya. "Dia mau otaknya Author dan.. darah kamu?" Author langsung bangun dan mengambil buku mantra yang mereka curi di Dubai.

"yang ngelakuin ritual ini harus.. punya darah murni, dan.. gue sama Ryujin. Tapi... karena gue udah negbongkar identitas yang sebenernya jadi... gue sekarang sasarannya Lim" Author langsung mengeluarkan batu dari dalam tas SinB, "ini..." Author langsung memakai kacamata bacanya lalu menghembuskan nafasnya kasar, "darah" Author langsung menatap SinB, "ini.. lo yang temuin meja Limario?" SinB lansgung mengangguk. "Dia tau dimana El Dorado" Pacar Author langsung menggeleng, "jangan!" Author langsung duduk kembali lalu menghembuskan nafasnya kasar, "gue.. pengen tanya sesuatu deh" Robert langsung melepaskan headsetnya, "buyut.. bokapnya buyut pernah liat batu ini gak?" Robert langsung menatap batu tersebut.

"Aku.. rasa aku pernah melihatnya, sebentar..." Yeji langsung mengusap punggung Robert, "jangan di pikirin terlalu berat, take your time" Robert langsung mengangguk, "terima kasih Yeji, kau sangat begitu baik dan sopan kepadaku"Ryujin, Author, dan Jennie langsung memutar matanya malas "contohlah Yeji! Jangan pernah kalian menjad kriminal, aku jengah ketika mendengar Author dan Ryujin bertransaksi, apa lagi Jennie. Kau malah seperti ular" Yeji langsung menggaruk rambutnya.

"Udah, jangan dengerin buyut gue. Lagi kumat kayanya" Robert langsung mendengus kesal lalu memasang kembali headsetnya, "nyesel gue ngajarin dia make hape" Yeji langsung menepuk-nepuk punggung Jennie. Author langsung menggaruk rambutnya lalu menghembuskan nafasnya, "tapi..." Author langsung membuka browsernya "gue... nemu sesuatu tentang Jackson Anderson" Author langsung mengeklik sebuah blog yang khusus membahas kasus beku. "Yut?" Robert langsung melepaskan headsetnya, "ini.. gue nemu tentang bokap lo nih" Robert langsung mematikan musiknya.

"Cepat bacakan" Author langsung mengangguk, "gue baca komennya tapi yang punya blog bilang kalo misalnya Jackson Anderson, punya anak tiri" seluruh mata menatap Robert, "maksudnya?" Author langsung mengangguk, "bentar nih ada lagi, kak Jen tolong lacak yang punya blog siapa" Author langsung menscroll kebawah, "anak tirinya adalah Robert, tapi kita gak punya bukti" Robert langsung melihat dan membaca komenannya, "apa.. yang sebenarnya terjadi?" Author langsung menggaruk rambutnya, "akan ku bunuh" Robert langsung duduk kembali. Author langsung menatap Robert, "keknya..." Author langsung memakai sarung tangan karetnya.

"Author.. apa kau bisa menghack server catatan sipil? Apakah mereka memasukkan ke sistem tentangku?" Author langsung menatap Jennie, "got it!" Jennie langsung menscrolling lalu menghembuskan nafasnya lega, "orangnya nyebarin berita hoaks" Author langsung menghembuskan nafasnya lega "terus? Siapa dong anak tirinya?" Robert langsung mengusap dagunya. "Sepertinya... aku tahu siapa" Robert langsung menatap foto yang di tempel oleh Author lalu menunjuk seorang anak yang berumur 10 tahu berdiri di sampingnya.

"Ayahku, pernah mengatakan bahwa... anak ini, adalah adikku. Tapi saat aku berumur 17 tahun, aku bertanya kepada ayahku dan beliau hanya menjawab itu adalah adikmu dari ibu keduanya.. aku tahu saat itu ayah berbohong kepadaku. Tapi, aku tidak mengingatnya" Robert langsung mengusap dagunya. "Aku... sangat ingat persis dia, tapi aku melupakan namanya, dia beda.. 10 tahun dengan ku" Robert langsung menghembuskan nafasnya, "jika aku ingat... aku akan memberitahu kalian" Robert langsung duduk kembali di tempatnya.

"Bentar, ada lagi nih" Author langsung melegakan tenggorokannya, "pekerjaan Jackson Anderson itu adalah pebisnis. Mana mungkin dia arkeolog, kakek buyutku pernah membeli tanah kepadanya" Author langsung menatap Robert, "aku juga tidak tahu jika ayahku adalah pebisnis" Author langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Kebohongan apa yang di sembunyiin sama bokap lo" Robert langsung mengendikkan bahunya, "kalo gue jadi lo ya..." Author langsung menghembuskan nafasnya lalu menyuruh SinB diam. "Bentar... kalo bokap lo emang arkeolog, dia pasti kerjanya di museum kan?" Author langsung mengambil surat yang di tujukan kepada Sir Fedrick Sr. "Apa kau menemukan sesuatu?" Author langsung mencari suratnya yang lain.

"Gue... nemu 3 surat yang sama" Author langsung menaruh suratnya dengan Sir Fedrick Sr. Di depan Eunha, "Sama...." Author langsung mengerutkan keningnya, "lo kenal surat ini?" Robert langsung memakaikan sarung tangan karetnya, lalu ia mengambil surat. "Pelan-pelan" Robert langusng mengerutkan keningnya, "sebenarnya.. aku mempunyai tanah di Yorkshire, kau benar" Robert langsung menggaruk rambutnya, "tapi.. aku juga tidak tahu kalau ayahku membelikanku sebuah tanah" Robert langsung meletakkan surat tanahnya. "Dengar..." Author langsung mengangguk, "bagi 25%" Robert langsung tersenyum.

"Oke... kita buka surat ini" Author langsung membuka amplopnya dan membaca suratnya "yang terhormat kepada Sir Fedrick Sr, dengan ini saya menolak tawaran anda untuk menjual sebidang tanah saya yang berada di Yorkshire dengan harga 70000 Poundsterling. Saya tidak akan menjual tanah saya kepada orang yang telah..." Author langsung mengeluarkan keringat dinginnya "yang telah.... mengancam keluarga saya. Tertanda, Jackson Anderson" Author langsung memasukkan kembali suratnya dan menatap Robert.

"Lalu.. apa tujuannya ayahku mempunyai tanah" Author langsung mengusap dagunya, "gue... rasa ada yang di sembunyiin" Author langsung menatap Jennie, "kak Jen?" Jennie langsung mengangguk, "yang punya blog... anak SMP namanya Yunaini Putri" Author langsung mengangguk, "lalu... apa kita harus pulang ke Indonesia?" Author langsung menggeleng, "gue bisa mancing tuh bocah buat buka suara" Author langsung mengomnetari apa yang mereka bicarakan "done, kalo di bales yaudah, kalo gak di bales.. kita pancing lagi. Itu tugas lo kak Jen" Jennie langsung mengangguk.

"Jin, anak buah lo gimana statusnya? Columbia aman?" Ryujin langsung mengangguk, "inget, gue yang berkuasa sekarang" Author langsung tertawa kecil, "oh ya, Jin" Author langsung memberikan Ryujin amplop coklat yang berisikan uang, "gue mau.. mereka makan dengan layak. Bilang aja bonus dari lo" Ryujin langsung mengangguk "dan.. gue mau lo balik ke Columbia besok, tunggu perintah gue" Ryujin langsung mengangguk dan berdiri menuju kamarnya untuk membereskan bajunya untuk di bawa.

Author langsung menatap Yeji, "gue mau lo ke Yorkshire dan tunggu perintah gue" Yeji langsung mengangguk, "sisanya kalian disini dan.. kak Jen" Jennie langsung menatap Author, "kak Jen, mending kak Jen besok pulang ke rumah Author, ada tempat rahasia" Author langsung memberikan kunci rumahnya "oke, kita balik ke Aztec dan Maya, tapi sebelum itu, kita... ketambahan satu suku" Author langsung menunjukkan istana yang berlapis emas dan melegakan tenggorokannya,. "Inca, El Dorado" SinB langsung membuka laptopnya.

"Kita istirahat 120 menit dan..." Author langsung menatap Pacar Author, "aku.. pengen ngomong kak Jess lewat SCIFF" Pacar Author langsung mengangguk lalu menarik Author menuju ruang SCIFF.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menghembuskan nafasnya dan menatap Eunha yang sedang serius dengan laptopnya, "sayang?" Eunha langsung berdehem, "serius amet sih wannabe istriku" Eunha langsung mencium sudut bibir SinB, "apa hm?" SinB langsung meletakkan kertasnya dan menggeleng, "kamu mau aku ambilin kopi, hot chocolate, atau air putih?" SinB langsung menggenggam tangan Eunha dan mencium punggung tangannya, "air putih aja" SinB langsung meletakkan botol Voss di samping laptop Eunha.

"Gelasnya?" SinB langsung mengambil gelas whisky dan menuangkan ike dalam gelas tersebut, "udah di cuci kok sama Author" Eunha langsung meminum airnya, "kamu udah selesai nyari?" SinB langsung mengangguk, "aku print aja semua" Eunha langsung tertawa kecil "mau aku bantuin?" Eunha langsung mengangguk, "boleh" SinB langsung duduk dan membereskan kertas yang di print oleh Eunha, "udah semua?" Author langsung duduk dan mengambil kertas yang ada di meja tersebut, Author langsung menatap kertas tersebut dengan serius.

"Eunha, lo bisa tolong cari ini gak" Author langsung menstabiloi, "Allan Poe" Eunha langsung mengangguk, "menurut lo gimana?" Author langsung menghembuskan nafasnya, "lo dapet dari mana?" SinB langsung menggaruk rambutnya, "websitenya Nat Geo" Author langsung mengangguk, "sekarang times up! Gue mau ngadem dulu bentar" Author langsung mengipaskan dirinya menggunakan kertas yang sudah di lipat dua olehnya.

"Oh, sekalian ini" Author langsung menghembuskan nafasnya, "tolong panggilin semuanya" SinB langsung mengangguk "yodah" Author langsung pergi menuju taman villa milik Pacar Author.

.

.

.

.

.

.

Author langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap semuanya, "kalian siap?" Author langsung membagikan kertasnya, "ini artikel yang SinB tememuin" Author langsung menyenderkan punggungnya, "The origins of El Dorado lie deep in South America. And like all enduring legends, the tale of El Dorado contains some scraps of truth. When Spanish explorers reached South America in the early 16th century, they heard stories about a tribe of natives high in the Andes mountains in what is now Colombia. When a new chieftain rose to power, his rule began with a ceremony at Lake Guatavita. Accounts of the ceremony vary, but they consistently say the new ruler was covered with gold dust, and that gold and precious jewels were thrown into the lake to appease a god that lived underwater" Author langsung menatap ke seluruh orang yang ada di ruangan tersebut.

"Gue lanjut" Author langsung menghembuskan nafasnya, "Raleigh's Quest, English courtier Sir Walter Raleigh made two trips to Guiana to search for El Dorado. During his second trip in 1617, he sent his son, Watt Raleigh, with an expedition up the Orinoco River. But Walter Raleigh, then an old man, stayed behind at a base camp on the island of Trinidad. The expedition was a disaster, and Watt Raleigh was killed in a battle with Spaniards" Author meminum air putihnya.

"Eric Klingelhofer, an archaeologist at Mercer University in Macon, Georgia, is trying to find the site or Raleigh's base camp on Trinidad. He says Walter Raleigh was furious at the survivor who informed him of Watt's death and accused the survivor of letting his son be killed. 'The man goes into his cabin on the ship and kills himself' says Klingelhofer" Author langsung menmbalikkan kertasnya.

"Tunggu dulu" Author langsung menatap Ryujin "apa?" Ryujin langsung mengetik di keyboardnya, "maksud lo Lake Guatavita? Berarti..." Author langsung mengangguk, "gue lanjutin ya?" Ryujin langsung berdehem, " writer Edgar Allan Poe offers an eerie and eloquent suggestion: "Over the Mountains of the Moon, down the Valley of the Shadow, ride, boldly ride … if you seek for El Dorado" Author langsung menatap Robert. "Buyut pernah denger ini?" Robert langsung menggeleng.

"Aku belum membacanya" Author langsung mengangguk dan membuka halaman selanjutnya.

"Gue bakal bacain, kalian denger" Author langsung meminum tehnya. "Gaily bedight. A gallant knight. In sunshine and in shadow. Had journeyed long. Singing a song. In search of Eldorado. But he grew old—. This knight so bold—. And o'er his heart a shadow. Fell as he found. No spot of ground. That looked like Eldorado. And, as his strength. Failed him at length. He met a pilgrim shadow—. 'Shadow,' said he. 'Where can it be—. This land of Eldorado?' 'Over the Mountains. Of the Moon. Down the Valley of the Shadow,. Ride, boldly ride.' The shade replied—. "If you seek for Eldorado!" Author langsung menghembuskan nafasnya.

"Lalu apa menurutmu... kita kembali ke Columbia?" Author langsung membuka buku mantranya lalu ia merapalkan mantra itu, Author langsung mnegerutkan keningnya, SinB langsung menyuruh mereka semua mundur karena batu yang di tengah meja langsung bergetar, "lo baca mantra apa sih anjir?" Author langsung mengambil silet lalu memberikan batu tersebut darahnya. Batu yang bergetar tadi langsung diam. "Author?" Author langsung mengerutkan keningnya, "apa... gue habis manggil setan?" SinB langsung menggaruk rambutnya, "Author langsung menatap batu tersebut, "gue..." Obsidian Blade yang di dalam peti langsung bergetar.

Author langsung menghampiri Obsidian Blade tersebut lalu membuka petinya, "ini..." Author langsung mengambil Obsidian Bladenya batu merah tersebut tidak menyala, "aneh.." Author langsung melihat ke seluruh orang yang ada di depannya, "gue..." Author langsung merapalkan mantra penolaknya dan Author langsung melepaskan dan Obsidian Blade tersebut langsung jatuh ke lantai. Pacar Author langsung mendudukan Author di kursinya, "kau..." Robert langsung menatap Author, "apa... janganp-jangan.. kau mempunyai darah King Arthur?" Author langsung mengerutkan keningnya. "Gue gak tau" SinB langsung menatap Author lalu melihat tangannya, "tangan lo gapapa?" Author langsung mengangguk.

"Gue kaya warewolf, kalo luka gores cepet nutupnya"Author langsung menatap tangannya, "seharusnya gue udah bunuh kalian semua... tapi gue, ngerasa aneh" Robert langsung menatap Author. "Kau bilang... hanya darah kerajaan murni yang bereaksi, dan aku merasakan kalau kau.." Author langsung menggeleng.

"Bukan, I just lucky" Author langsung menghembuskan nafasnya, "gue ngerasa sesuatu di kepala gue" Author langsung memejamkan matanya, "dengerin aku... tahan, tarik nafas" Author langsung mengangguk dan menarik nafasnya, "keluarin dari mulut pelan-pelan sayang" Author langsung mengikuti instruksi Pacar Author, lalu membuka matanya.

"El Dorado.." Robert langsung menatap Author, "kita harus ke El Dorado" Author langsung menatap Obsidian Blade yang masih bergeletakan di tanah, "tapi.." Author mengangguk "aku tau semuanya ada tim masing-masing kan?" Author langsung mengangguk. "Kalo gitu.. kita bagi tiga tim oke?" Author langsung menyobek kertas lalu ia menyobek kertasnya menjadi bagian kecil, "kita ada selusin. Jadi... 4 orang. Chaeryoung, mendingan untuk sementara.. sama kak Jess dulu" Ryujin langsung mengangguk.

"Sayang?" Author langsung merasakan kepalanya sangat sakit, "Sam...." Robert langsung menatap Author, "hey... ada apa?" Author langsung menunjuk foto "John..." Author langsung pingsan di pelukan Pacar Author.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

Chapitre suivant