webnovel

Bagian 22

Pandu yang baru saja turun dari motornya pun seragamnya ditarik ke belakang dengan kasarnya. "Lepasin gak! Siap..a" Pandu berbalik dan mendapati Farhan yang kini berhasil menangkap satu mangsanya, memang Farhan tak diperbolehkan masuk oleh satpam rumah sakit ini, tapi ia tetap disini. Siapa tau kan kalau yang lainnya juga kesini? Farhan melihat Pandu membawakan tas Bela dan Angkasa, mau-mau saja kau diperbudak!

"Cih! Mau saja disuruh-suruh, dasar budak!" sindir Farhan. Pandu yang mulai jengah pun melangkah menjauhi Farhan, mendengar ocehan yang seperti menghasutnya membuat telinga panas. Farhan tau Pandu ingin kabur menarik kembali seragamnya. "Santailah, main sebentar. Lagipula gue gak jahat-jahat amat kok."

Pandu menyingkirkan tangan Farhan. "Gak jahat apanya hah? Lo udah nyelakain Rangga dan Bela!" balas Pandu emosi, jangan berpura-pura baik kalau ada seseuatu yang buruk sudah dilihat orang lain.

"Oh, gak sengaja. Lagian Rangga gak sampai mati kan? Bela kan cuman mainan gue"

Pandu merasa kesal dan menginjak kaki Farhan, lebih tepatnya pada jempol kakinya. Sakit? Dan Pandu berlari sebelum Farhan menghalangi langkahnya lagi.

"Adoww, sialan lo! Oke, sekarang lolos, tapi jangan harap setelah lo masuk ke dalam jebakan gue. Yah, menjadi penurut karena takut kan lo jatuh miskin?" Farhan berusaha menahan rasa sakitnya, orang disekitarnya pun menahan tawa, lucu?!

"Apa lo liat!" gertak Farhan, semuanya mulai menjalani aktifitasnya kembali, ganteng-ganteng galak juga yah.

🌸🌸🌸

Farhan tau bahwa toko roti ini adalah milik Pandu, ia masuk dengan wajah ditutupi masker.

Setelah didalam ia melihat berbagai varian roti dari bentuk, rasa dan hiasannya.

Tempat pembuatannya pun terlihat dari posisi ia berdiri, dua orang yang sedang mengaduk adonan pun pergi. Merasa tak ada siapapun, Farhan mulai menjalankan aksinya.

Di sebuah plastik yang di ikat dengan karet, kecoak. Farhan meletakkannya dan menutupinya dengan adonan yang sudah tercampur itu. Hanya 5 ekor saja, adonan ini cukup besar seperti ukuran kue ulang tahun. Sebelum tertangkap Farhan melangkah pergi. 'Semuanya berjalan lancar,' batin Farhan. Sebelumnya ia melihat CCTV dari sudut kanan atas toko ini, dan didalam juga ada dua buah pula, benar-benar ketat.

🌸🌸🌸

Ibu

Pandu, pulang sekarang. Toko kita ada masalah.

Fokus Pandu pada pelajaran  Sejarah pun hilang. Tanpa perlu izin, Pandu keluar kelas dengan tas yang ia sampirkan di bahu kirinya.

Bu Nia yang menyadari itu pun berteriak memanggil Pandu. "Panduu! Kamu mau bolos?! Saya akan memberimu hukuman Panduuu!"

Pandu yang masih mendengar teriakan itu diluar kelas tak peduli. Kalau tokonya bermasalah Pandu tak akan membiarkannya, entahlah apa maksudnya. Tapi ia harap hanya masalah kecil.

Tak sampai 5 menit Pandu sampai di toko rotinya, tak peduli dengan aksi mengebutnya tadi, menerobos lalu lintas dan hampir menyerempet truk jika ia tak banting stir.

Pandu berlari dan mendapati ibunya yang kini menatap kosong dan air mata yang masih merembes. "Bu, ada apa?" Pandu berusaha membantu ibunya berdiri, beliau duduk dilantai dekat pintu. Tak ada jawaban, Pandu menatap persediaan rotinya yang kini berantakan dan beberapa kursi untuk para pelanggan pun tak beraturan.

'Ulah siapa lagi ini?'

Pandu mengambil air di tempat pembuatan roti, ia khawatir dengan ibunya yang kini pucat dan lemas. "Minum bu," Pandu menyodorkan segelas air, Nirmala meneguknya hingga habis.

"Ki-kita, ro...ti. Ba-ngkrut." ucap Nirmala terbata, ia yang baru pulang setelah menyelesaikan pekerjaan rumah pun tak percaya mendapati tokonya yang ricuh dan berusaha merusak barang-barang seperti kaca dan dapur.

"Ada apa ini?" Nirmala mendapati Edo sebagai chef pembuat roti di wajahnya terdapat lebam. Markum pun pingsan setelah aksi pengeroyokan oleh pelanggan yang terakhir Nirmala dengar protesan.

"Maaf, para pelanggan tadi protes setelah mendapati roti yang dikonsumsinya ada kecoak dan tak layak dikonsumsi. Mereka mengamuk, dan uang di meja kasir pun habis tak tersisa karena sebagai gantinya."

Pandu segera menuju ke ruang pribadinya, mungkin dalam keadaan ini CCTV yang ia pasang akan mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Tapi setelah mengecek dan memutar ulang ia hanya mendapati seorang laki-laki yang tak jelas wajahnya karena ada masker yang menutupi wajahnya. Pandu menghentikan video itu, memperbesar siapa pelakunya. Pandu mengamati dari alis dan matanya, tertuju pada Farhan.

"Oh, rupanya lo yang buat beginian? Daripada ngurusin hidup orang, lebih baik urus saja diri lo sendiri yang belum tentu benar." dan Pandu tak akan diam, mudah baginya jika Farhan mengikut campuri urusannya, sebentar lagi Try Out kelas 12 dilaksanakan, Pandu akan mengikuti kemanapun langkah Farhan, sekarang tak ada bukti, tapi setelah ini Farhan akan pergi dari sekolah sekaligus dengan gengnya yang harus dibubarkan.

🌸🌸🌸

Chapitre suivant