webnovel

Bagian 3

Bela senang karena hari ini Angkasa menjemputnya, berangkat ke sekolah bersama itu adalah hal langka terutama Angkasa yang baru kali ini meluangkan waktu dengannya.

Sedangkan Bintang yang masih memoles make up tipis pun terburu-buru, biasanya ada suara deru motor. Sekarang? Mana sih Angkasa! Naik angkot? Mana mungkin ini masih area komplek perumahannya, motor? Dipakai ibu untuk kerja ke butik, mobil? Mobil mainan yang ada.

"Angkasa, lo dimana sih? Biasanya sudah ngongol didepan pintu kamar gue." Bintang membuka pintu kamarnya, tak ada Angkasa. Bisa saja kan motornya itu cuman di gelindingkan tanpa bunyi?

'Ya udah deh jalan kaki dulu, kalau nemu angkot tapi ke sekolah telat? Haduh lewat jalur belakang.'batin Bintang menyusun rencana kalau nantinya telat, mau menghafal pasal-pasal yang diteba oleh bu Ghina?

🌸🌸🌸

Bruk!!

Bintang menghela nafas lega, akhirnya masih ada 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Bintang sudah tau kalau gerbang depan sudah ditutup dan ada guru BK yang berjaga. Jalur yang pernah Virgo tunjukkan padanya beberapa minggu yang lalu, sekesal-kesalnya dengan cowok itu nyatanya berguna pula ide-ide ini.

'Bentar, kayaknya gue mencium bau-bau PR nih? Sekarang pelajaran... Ha? PR Fisika yang soalnya satu sampai duapuluh itu?! Angkasaaa gue nyontekk dong' Bintang berlari dengan kakinya yang lincah dan dipercepat, menuju kelas Angkasa yang harus menaiki tangga menuju lantai tiga yang bisa menyita waktu bagaimana berlaku sistem kebut copas PR?

"Angkasa, gue..nyontek..PR Fisikanya..lo kan jam terkahir." ucap Bintang tersengal, dan masih diambang pintu karena kakinya merasa lelah menaiki tangga. Angkasa menoleh mendapati Bintang yang kini rambutnya acak-acakan dan seragam yang tak lagi rapi.

"Jangan nyontek, percuma kalau 30 detik lagi bel masuk." peringat Angkasa yang membuat Bintang terbelalak. Dengan cemasnya Bintang kembali ke kelasnya, masa bodoh dengan hukuman nantinya. Simpel saja tinggal drama, ke toilet dan bilang ke bu Zaskia kalau dirinya lagi dapet.

🌸🌸🌸

Masih dengan perasaan kesal Bintang akhirnya selesai dengan hukuman lari mengitari halaman sekolah 4 kali. Bintang duduk di tanah dan menyelonjorkan kakinya.

"Apes banget yah gue, aish gara-gara tadi malam baca novel aksi sampai ketiduran." Bintang mengusap bulir keringat di pelipisnya dengan punggung tangannya, tak lagi wangi, bedak luntur, bibir mulai pucat karena lupa sarapan.

Sensasi dingin dan sejuk menempel di pipi kanannya. Bintang menoleh dan mendapati Virgo yang menyodorkan air mineral padanya, tumben baik?

"Gak ada racunnya." ucap Virgo ketika Bintang menatapnya curiga.

"Makasih Vir." Bintang menerimanya, menghabiskan air itu dan membuang botolnya ke tempat sampah. Malas diomelin dengan Virgo kalau dirinya membuang sampah sembarangan.

"Gue kasihan deh sama lo, datangnya mepet, nagih cotekan sama Angkasa. Gak tau apa kalau Bela itu dijemput sama Angkasa?" tanya Virgo menatap Bintang seperti orang tukang, seragamnya basah dengan keringat dan kuncir kudanya yang akan lepas.

"Nyindir lo?" sewot Bintang. Tak masalah kalau Angkasa dengan Bela mereka kan memang pacaran, hanya dirinya saja yang teledor dan ketiduran sampai lupa akan adanya PR.

"Dikasih tau malah ngegas. Yaudah gue balik, males denger mulut lebah." Virgo pergi dan Bintang berteriak tak terima. "Virgong kayak gong nyemplung tong gak ada yang nolong." Bintang bernyanyi seperti penggalan lirik 'Burung kakak tua'.

'Kok lo betah ya sa sahabatan sama Binatang? Tapi sama sekali gak tertarik, dia itu luc..aish ngapain bilang lucu? Orangnya galak dan sengak omongannya.' batin Virgo tak lupa pula tersenyum tipis mendengar nyanyian fals dari Bintang. Geli gimana yah? Bintang sekarang fans-nya, Virgo bersyukur kalau kadar kegantenganya tak diragukan.

"Gagal lagi deh gue drama ke bu Zaskia. Matanya itu loh kayak detektif, cari alesan apapun tetap hukuman dijalankan." keadaan Bintang masih sama duduk seperti anak terlantar tapi untunglah masih jam pelajaran jadi tak ada yang namanya tontonan gratisan.

🌸🌸🌸

"Haduh ini apaan kok asin banget? Gue kira tampilannya itu kayak enak." Virgo mulai kesal karena bekal dari Bintang yang tadinya ingin diberikan pada Angkasa pun diambil alih oleh Virgo.

Suara lembut dan anggun itu menyapa Angkasa agar ke kantin bersama. "Ke kantin yuk sa," ajak Bela dan Angkasa menyanggupinya meninggalkan Virgo dan Bintang yang beradu debat tentang nasi goreng yang kelebihan garam itu.

"Ya tapi kan ada manfaatnya juga keasinan gitu, bisa nambah darah kan? Gak pernah denger ya kalau yang darah tinggi kebanyakan darah malah ngelunjak?" tanya Bintang sok polos padahal ia berusaha menahan tawa melihat Virgo yang menahan rasa asin itu, Bintang tambah bersyukur mengingat Virgo pernah berpegang teguh kalau makanan itu tidak boleh dibuang-buang. Masih beruntung kita makan sesuap nasi tanpa bersusah payah mencarinya, sedangkan diluar sana masih ada yang kelaparan dan membutuhkan.

"Makasih yah, kalau asin lagi mending kasih ke kucing piaraan lo tuh." kesal Virgo dan berjalan meninggalkan Bintang yang sendirian dikelas.

"Siapa ya yang beruntung dapat Virgo nantinya? Makanan asin aja dimakan, protes sih iya. Tapi masih menghargai ya gak kayak yang buang-buang makanan. Andai itu gue, mana mungkin tiap hari masih berselisih."

🌸🌸🌸

Chapitre suivant