webnovel

tekad bulat

mengayunkan kedua langkah kakinya perlahan, Carlo membuat bermacam spekulasi mengenai pertemuan yang akan ia lakukan dengan Violet. Carlo sendiri sudah menegaskan dan membulatkan tekadnya untuk menghadapi Violet dan berkonsultasi mengenai lukisan yang diminta Aldridge.

ia harap pertemuannya akan terjadi dengan lancar walau kemungkinan itu diperkirakan tidak akan terjadi, ia sudah mengenal tabiat Violet, sudah pasti percakapan diantara mereka tidak hanya akan mencakup satu topik yang akan diutarakan Carlo, Violet pasti akan mencetuskan sebuah pembicaraan yang selama ini berusaha untuk Carlo hindari.

sejujurnya Carlo sendiri begitu enggan, kalaupun ia diperbolehkan untuk tetap berada di ruang kerjanya ketimbang menemui Violet, ia akan dengan lega hati menyetujuinya, tetapi ia terpaksa harus menebalkan wajah dan tetap melangkah maju, walau sedari tadi salah satu ketakutan dari bagian terdalam dalam dirinya mengatakan agar ia segera memutar langkah dan membatalkan niatnya menemui Violet.

bagaimanapun juga, keduanya memiliki hubungan yang begitu murni. mereka bukanlah dua orang asing yang begitu memutuskan untuk tidak memiliki hubungan lagi dapat di putuskan dengan begitu mudahnya, sedikit apapun momen yang mereka habiskan di masa lalu, tidak menjadi ukur pada dalam nya hubungan mereka. walau jarang berbincang, Violet adalah bagian dari Carlo begitu juga sebaliknya.

sejauh yang Carlo ingat, Violet adalah salah seorang yang begitu mendambakan perhatian dirinya, Violet adalah pendukung sejatinya dari belakang, tetapi langkah mereka tak sejalur sekarang, ada begitu banyak pro dan kontra yang belum terselesaikan, bukan karena ingin mempersulit, Carlo merasa ini belum waktu yang tepat baginya bersuara, biarkan saja jalan yang salah ini ia tapaki, selalu akan ada akhir yang baik untuk sebuah pengorbanan di atas derita.

Carlo menyemangati dirinya, ia cukup yakin dapat menyesuaikan Suasana yang akan berlangsung begitu tegang, walau kalau boleh berterus terang, berulang kali bagian dari rasa takut di dalam dirinya mengintrupsi untuk memutar langkah dan membatalkan niatnya menemui Violet.

pria tampan berdarah biru itu masih berjalan biasa dengan tampang seolah tak ada yang ia khawatirkan, tetapi Carlo tak bisa mengelabui dirinya sendiri, ia cukup gelisah memikirkan pertemuannya dengan Violet untuk pertama kali setelah kedatangan kakaknya itu di istana Ettheria.

benar, ini akan jadi perbincangan pertama mereka, karena sebelumnya untuk bertegur sapa atau saling menampakan wajah setelah status Violet menjadi Ratu kerajaan Barat itu tersemat, kedua kakak beradik itu tampak sungkan untuk sekedar bertukar kabar dan sama sekali tidak melakukan kontak apapun.

di tengah kegundahan hati pria yang terkenal dingin itu, Carlo dibuyarkan oleh suara seseorang yang memanggil namanya. berhenti secara refleks, Carlo menatap sosok yang mendekatinya dengan santai, seseorang itu sepertinya sudah cukup lama berusaha menghentikan langkah Carlo dan baru detik ini kesadaran lelaki itu kembali. terbukti dengan perubahan raut wajah seseorang itu yang seolah sedang mengeluhkan respon Carlo yang terbilang lambat.

"Pangeran, apa ada hal yang membuat anda terdesak saat ini?"

***

Chapitre suivant