webnovel

Kedatangan Dia

Ini sudah hari ke tujuh jiwaku berada disini. Terjebak dalam tubuh perempuan berusia 19 tahun, yang sebaya dengan adikku, Elise. Dari jendela kamar ini, dapat kusaksikan langit malam yang terang berhiaskan bintik-bintik putih bernama bintang, dan sang rembulan menguasai tahtanya. Mataku menerawang jauh, pikiranku melayang, kiranya sampai kapan aku ada disini? Apa yang terjadi pada tubuhku?

Sebentar. Aku teringat sesuatu. Kata Edelweis, esok pagi pangeran akan berangkat berburu, itu berarti Jace akan bertemu perempuan itu!!

Gawat!! Aku harus menemui pangeran!

Aku keluar kamar, berlari menaiki tangga menuju kamar yang terletak di ujung lantai 2. Jace tidak boleh bertemu dengannya, bagaimanapun caranya aku harus menghentikan perburuan ini. Karena itu sama saja mengantar kerajaannya pada kehancuran.

Aku mengetuk pintu, "permisi pangeran, apakah anda didalam?"

"Ya, masuklah." Jace memberi perintah, dari kursi mejanya dia sedang sibuk menuliskan sesuatu.

"Ada apa?"

"Maaf jika saya kesannya lancang, tapi– apakah betul pangeran besok akan berburu tahunan?"

Jace menjawab, "memang benar. Lantas?"

Aku terdiam sebentar. Mungkin ini terdengar kurang ajar, tapi aku memutuskan menatap sorot matanya agar tak disangka berbohong. "Maaf pangeran, tapi saya sarankan anda jangan pergi berburu."

Jace mendongak, perkataanku menarik atensinya. "Well, ceritakan kepadaku." Dia melipat tangannya didada lalu menyandarkan kepalanya ke dinding. Fokusnya sekarang ada padaku.

"Nanti di tengah hutan saat anda berburu, anda akan bertemu seorang perempuan. Anda akan jatuh cinta pandangan pertama padanya, tapi disaat itulah kehancuran telah mengintai anda."

Jace mengubah posisinya. Tangannya kini bertumpu diatas meja, dan menopang dagu. Tatapan matanya seperti-melunak?

"Aku telah jatuh cinta pada seorang perempuan sebelumnya. Aku tidak akan tergoda."

Eh? Dengan siapa? Putri kerajaan lain? Di novel tidak diceritakan seperti ini, mungkinkah ada bagian novel yang kulewatkan?

"Ryn?"

Sebentar. Barusan dia memanggil siapa? Anneryn Winston adalah nama lengkapku sedangkan–Ryn–panggilan kesayangan dari orangtuaku. Jangan bilang bahwa, dia tahu siapa sebenarnya diriku?

"Apa yang anda katakan, pangeran?"

"Tadi aku memanggil namamu, Jade."

Baiklah, baiklah. Aku salah dengar.

"Perburuan tahunan tidak bisa dihentikan begitu saja. Ini sudah tradisi turun temurun dari lima kerajaan di wilayah Hughwall ini."

Sikap keras kepalaku muncul. "Pangeran, keselamatan kerajaan ini ada ditangan anda."

"Bagaimana kau bisa tahu apa yang akan terjadi, Jade?"

"Saya belum bisa memberitahu," lirihku.

Sungguh, situasi ini membuatku sangat konyol. Di satu sisi aku tidak mau mereka tahu identitasku sementara di sisi lain aku berperan besar untuk menyelamatkan mereka. Jace lantas bangkit dari kursi. "Aku tidak bisa membatalkannya. Bukannya aku tidak mempercayaimu, tapi orang-orang pasti menganggap itu omong kosong."

Apa yang dia katakan? Aku yang mengkhawatirkan mereka dibilang hanya omong kosong? Yang benar saja! Jujur aku tersinggung. Jadi, bolehkah aku marah pada seorang pangeran?

***

Aku tidak tahu harus bagaimana, ketika kulihat Jace datang membawa seorang perempuan yang tengah kesakitan masuk kedalam kamar tamu. Aku menepuk dahi. Astaga!! Mengapa Jace mengabaikan peringatanku? Bahuku melorot, rasa lesu tiba-tiba datang.

Apakah aku akan menyaksikan kehancuran kerajaan ini perlahan-lahan di versi nyatanya? Tak lama lagi pangeran akan jatuh cinta padanya, ditambah lagi mereka sama-sama memiliki wajah yang rupawan. Hari kehancuran itu benar-benar akan terjadi. Sebelum aku merasa putus asa, dengan baiknya Tuhan memberikanku petunjuk. Aku adalah peran besar bagi mereka bukan? Aku tinggal mencegah apa yang seharusnya tidak boleh terjadi, dan untuk masalah ini aku akan mengawasi dia. Lihat saja, aku akan menang!

Chapitre suivant