Matahari di balik jendela apartemen mulai terlihat, suasana pagi yang sejuk dan tenang untuk pasangan yang kini sedang sibuk di area dapur. Gendis melirik Erik yang sibuk dengan laptopnya sesekali mencuri pandangan ke arahnya lalu melempar senyum manisnya, bertanya soal teh hangat kesukaannya. "Hai, cowok ..." sapa Gendis setengah menggoda.
"Mana tehnya, Bi Iyem?"
Gendis terkekeh. "Sialan, awas kamu ya, Mas, besok nggak akan aku buatkan teh hangat lagi."
"Kok marah?"
"Kamu mancing-mancing." sahut Gendis
"Mbok Iyem kesayangan saya," Erik menahan tangan Gendis, tiga bulan sejak keluar dari rumah sakit ia melakukan aktivitas normal seperti biasanya. Hubungan mereka semakin membaik, Gendis mulai sibuk kuliah membuat keduanya tidak bisa seharian bersama. "Gitu aja ngambek,"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com