Veer menundukkan pandangan. "Katakan apa maksudmu?"
"Jangan bohong padaku," kata Fei Long. "Kau baru saja menangis. Dan itu bukan tipikal lelaki dewasa yang hebat dalam pekerjaannya selama ini."
Veer memejamkan mata. Dia mencoba menjernihkan pikirannya sesaat di tengah hawa dingin tempat ini sebelum berkata pelan, "Aku akan cerita semuanya," katanya. "Tapi bisa kita bicara di tempat lain? Aku benar-benar sudah tidak merasakan tangan dan kakiku."
Fei Long pun tersenyum tipis. "Aku senang mendengarnya."
.
.
.
Sudah satu tahun lebih. Veer kira dia tak akan menginjakkan kaki di kediaman Fei Long lagi sejak mereka melewati malam panas tanpa sengaja waktu itu. Dia hanya diam ketika mengikuti laju mobil Fei Long memasuki gerbangnya. Suasana yang mengambang di udara pun terasa aneh, sebab dulu … para pelayan Fei Long pernah melihat mereka berdebat tentang kekacauan hubungan mereka di ambang pintu utama.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com