Pria itu terus terdiam. Sementara Ginnan jadi merasa bodoh telah berkicau seperti burung, namun anehnya dia tidak malu sedikit pun kali ini. Justru, saat melihat Renji tanpa pertahanan seperti itu... dia tertarik menciumnya diam-diam.
Satu kecup. Dua kecup.
Air bath up pun berkecipak saat Ginnan mengubah arah hadapnya ke Renji dan mengulangi ciumannya.
Ginnan pun meraih kedua sisi rahang Renji saat itu. Dia menghirupi sisa-sisa parfum dari sana, menatap keindahan tak manusiawi milik seorang pria perkasa, dan berdebar keras sendirian.
Ugh...
Renji Isamu, ya.
Ginnan terkadang ingin menampar diri sendiri karena masih merasa ini tidak nyata. Maksud Ginnan... Lihat! Dia mendapatkan seseorang yang terlampau luar biasa. Membuat adrenalinnya mendidih ke titik tertinggi hingga balik menjadi beku entah kenapa. Sensasinya menggigilkan, namun jika boleh jujur... Dia cukup puas dengan hubungan seperti ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com